Sukses

Lifestyle

Mengenal Tes PCR untuk Mendeteksi Covid-19

Fimela.com, Jakarta Sering kali kita mendengar tes PCR atau polymerase chain reaction. Tes PCR adalah salah satu metode atau cara untuk mendeteksi virus, seperti virus corona yang sedang menyerang berbagai negara sekarang ini.

Tes PCR digunakan untuk mengambil sampel, dengan cara tes usap atau tes swab. Sampel yang diambil untuk tes adalah sampel darah, urine, sputum dan cairan serebrospinal (CSF).

Dengan adanya tes PCR ini, sangat membantu tenaga kesehatan dalam mendeteksi adanya virus corona di dalam tubuh seseorang. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang tes PCR, dilansir dari Merdeka.com:

Pengertian Tes PCR

Tes PCR pertama kali dikembangkan oleh Kary Mullis di tahun 1983, yang pernah mendapatkan penghargaan Nobel Kimia tahun 1993.

PCR atau polymerase chain reaction, adalah sebuah alat kesehatan, yang digunakan untuk memproses DNA sekuensing ditahapan pertama kali, untuk mendeteksi ada atau tidaknya virus yang menyerang atau menginfeksi seseorang.

PCR adalah sebuah alat yang meniru apa yang terjadi di dalam sel, pada saat DNA disalin atau direplikasi sebelum adanya pembagian sel, yang dilakukan secara terkendali oleh laboratorium.

Penyakit yang Bisa Didiagnosa PCR

Tes PCR adalah tes yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri atau virus, yang dilakukan oleh laboratorium.

Tes ini bisa digunakan untuk mendeteksi material genetik berupa DNA atau deoxyribonucleic acid, atau RNA yang disebut ribonucleic acid, yang dibedakan dari jumlah rantai yang ada.

DNA dan RNA yang terdeteksi oleh tes PCR, bisa membantu tenaga kesehatan untuk mendiagnosa sebuah penyakit, seperti penyakit covid-19 yang disebabkan oleh virus corona.

Selain virus corona, penyakit yang bisa didiagnosis melalui tes PCR adalah infeksi HIV, hepatitis C, inveksi HPV, gonore, klamidia, penyakit lyme dan batuk rejan.

Tes PCR untuk Covid-19

Untuk mendeteksi adanya infeksi karena virus corona, yang menyebabkan penyakit covid-19 hingga merenggut nyawa pasien ini, tenaga kesehatan menghimbau masyarakat untuk melakukan tes PCR, untuk mendeteksi infeksi virus corona.

Tes PCR pertama kali dilakukan dengan mengambil sampel dahak, cairan nasofaring yang terdapat pada bagian hidung dan tenggorokan, orofaring yang terdapat pada bagian mulut dan tenggorokan, atau paru-paru pasien covid-19.

Metode swab yang digunakan untuk mpengambilan sampel yang pertama kali, dilakukan selama 15 detik dan tidak menyebabkan rasa sakit. Sampel dahak yang sudah diambil, akan diteliti lebih lanjut oleh laboratoium untuk mendeteksi adanya virus corona.

Virus corona adalah virus jenis RNA yang harus di tes dengan PCR, dengan proses perubahan RNA menjadi DNA. Proses ini dilakukan dengan enzim reverse-transcriptase. Setelah RNA sudah diubah menjadi DNA, maka alat PCR akan memperbanyak materi genetik agar virus terdeteksi. Jika virus corona terdeteksi, alat PCR akan menunjukkan hasil yang positif.

Menggunakan Rapid Tes untuk Mendeteksi Virus Corona

Untuk mendeteksi adanya virus, bisa menggunakan rapid tes sebagai pemeriksaan atau skrining diawal. Sehingga tes rapid ini tidak bisa digunakan untuk mendiagnosis covid-19.

Tes rapid ini digunakan untuk mendeteksi antibody lgM dan lgG, pada tubuh seseorang yang terinfeksi virus. Karena pembentukan antibody ini membutuhkan waktu kurang lebih 2 hingga 4 minggu, maka hasil dari rapid tes ini tidak bisa dijadikan penentu seseorang terinfeksi virus corona.

Tes rapid ini bisa mendeteksi infeksi virus yang lainnya, yang termasuk virus dari kelompok corona selain SARS-CoV-2. Hasil dari rapid tes ini bisa disebut dengan hasil positif palsu. Sehingga memerlukan tes PCR, untuk mengetahui keberadaan virus corona di dalam tubuh manusia.

Hingga saat ini, penggunaan tes PCR ini sangat efektif digunakan untuk mendeteksi virus corona, karena hasil dari tes PCR sangat akurat dalam mendeteksi penyakit covid-19.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading