Sukses

Lifestyle

Hari Peduli Sampah Nasional, Mengatasi Permasalahan Sampah Dimulai dari Lingkup Terdekat

Fimela.com, Jakarta Permasalahan sampah telah menjadi isu penting sekaligus tantangan bagi Indonesia karena dampak buruknya terhadap lingkungan, salah satunya banjir dan rusaknya ekosistem laut oleh sampah plastik.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memperkirakan jumlah timbulan sampah di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 67,8 juta ton dan akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Sementara itu pada 2018, 69 persen sampah yang dihasilkan secara nasional ditimbun langsung di TPA dan hanya 12% yang didaur ulang.

Dengan kondisi yang kian mengkhawatirkan, Indonesia menetapkan target untuk mengurangi timbulan sampah plastik sebesar 30 persen pada tahun 2025. Beragam kebijakan juga telah diterapkan untuk merealisasikan target ini, di antaranya pelarangan kantong plastik serta pemakaian kantong belanja non-plastik yang dapat digunakan berulang kali di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta & Bali.

Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, Rukita, perusahaan coliving pun berkolaborasi dengan Waste4Change, perusahaan penyedia layanan pengelolaan sampah dari hulu ke hilir, untuk menerapkan program Rukita Peduli Lingkungan.

Sarah Soewatdy, Co-founder & COO Rukita, menuturkan, melalui program ini, Rukita mengajak para penghuninya untuk mulai beralih ke gaya hidup berkelanjutan bebas sampah (zero-waste lifestyle) dengan pengelolaan yang bijak.

"Rukita memiliki inisiatif untuk turut berkontribusi melalui pengelolaan sampah secara bertanggung jawab dimulai dari lingkup terdekat, yakni tempat tinggal sebagaimana 62 persen dari sampah nasional berasal dari konsumsi rumah tangga," ujar Sarah.

Program Rukita Peduli Lingkungan

Sarah juga mengatakan program Rukita Peduli Lingkungan merupakan inisiatif awal Rukita untuk membudayakan gaya hidup berkelanjutan bebas sampah. Sebagai pilot project, Rukita menggandeng Waste4Change untuk menerapkan sistem pengelolaan sampah secara bertanggung jawab di unitnya yang berlokasi di Tebet, Jakarta Selatan.

Selain memberikan pelatihan khusus bagi tim operasional Rukita, para penghuni juga diajak untuk berpartisipasi aktif dalam proses pemilahan sampah berdasarkan dua kategori utama, yaitu organik dan anorganik.

Kemudian, sampah tersebut akan disortir lebih lanjut oleh Waste4Change untuk mengoptimalkan proses daur ulang dan pembuatan kompos, sehingga dapat mengurangi timbulan sampah yang berakhir di TPA.

"Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan akan pentingnya memilah sampah, serta mendorong perubahan pola pikir dan kebiasaan ke arah ekonomi sirkular. Ke depannya, Rukita akan memperluas cakupan program ini secara bertahap untuk berkontribusi lebih besar bagi pengelolaan sampah di Indonesia," ujar Sarah.

M Bijaksana Junerosano, Managing Director Waste4Change mengatakan banyak kawasan tempat tinggal enggan untuk melakukan pengelolaan sampah yang lebih baik di area mereka karena anggapan sulitnya memulai hal ini. Namun, melalui kerja sama antara Rukita dan Waste4Change ini, terbukti bahwa hal ini sangat dapat dilakukan selama terdapat keinginan dan tujuan bersama yang dipahami para pemangku kepentingan di dalamnya.

"Kami berharap semakin banyak perusahaan yang mengikuti jejak Rukita dan bersama kita ciptakan Indonesia yang bersih dan bebas sampah.” jelas M Bijaksana

#elevate women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading