Sukses

Lifestyle

4 Asumsi Toxic Femininity yang Harus Dipatahkan di Indonesia

Fimela.com, Jakarta Seorang perempuan idaman harus bisa segalanya. Mulai dari bebersih rumah, memasak hingga mencuci pakaian. Dahulu ada pepatah, jika perempuan tidak bisa menyapu dengan bersih ia akan mendapatkan suami yang brewokan dan tidak bersih. Pepatah ini menjadi jurus jitu untuk ibu menyuruh anak mereka membantu membersihkan rumah. 

Sementara itu, kriteria perempuan idaman semua orang adalah perempuan yang dapat memasak dan menyiapkan sarapan untuk suaminya. Apakah itu benar ? beberapa kalimat diatas adalah toxic feminity. Toxic femininity adalah standar yang dianggap normal oleh masyarakat mengenai apa yang harus dimiliki dan dilakukan perempuan. Stigma-stigma yang menjatuhkan perempuan  dan seringkali membuat orang-orang menghakimi sosok yang tidak bisa memenuhi ekspektasi feminim seseorang. 

Sejak emansipasi perempuan disuarakan, perempuan jadi lebih berani menyuarakan pendapat mereka. Stigma-stigma orang tentang perempuan yang ‘sempurna’ mulai dipatahkan dengan argumen yang beralasan. Dilansir dari thoughtcatalog.com ini adalah 4 asumsi toxic femininity yang harus dipatahkan di Indonesia. 

Perempuan tidak harus punya pendidikan yang tinggi 

Seorang perempuan di jaman dahulu mungkin terbatas oleh biaya untuk menempuh pendidikan yang tinggi. Tetapi sekarang perempuan bisa melakukan  dan menjadi apapun yang mereka inginkan. Jangan meremehkan perempuan hanya karena standar ibu rumah tangga. Beberapa negara berkembang justru sangat mengapresiasi pendidikan tinggi perempuan. 

 

Perempuan harus jago memasak

Memasak adalah sebuah keahlian yang diasah. Semua orang bisa melakukannya dalam kurun waktu tertentu. Tidak semua perempuan harus jago memasak. Seperti yang banyak kita lihat seringkali dalam sebuah keluarga laki-laki yang jago masak. Pekerjaan chef sekarang banyak diambil alih oleh laki-laki. 

Perempuan harus punya anak dan menikah

Banyak perempuan yang tidak menikah dan merasa tertekan dengan tuntutan orangtua yang menyuruh mereka segera menikah. Padahal masih banyak perempuan yang ingin mencapai mimpinya di jenjang karir tertentu. Tips, untuk para perempuan yang selalu diidentikan dengan menikah dan punya anak, lakukan apapun yang membuat kalian bahagia dan jangan dengarkan omongan orang disekitar. 

 Perempuan harus bisa berdandan untuk pasangan 

Hal ini benar adanya, seorang perempuan harus bisa merawat diri. Namun, bukan berarti tujuan utama perempuan berdandan harus menyenangkan pasangan. Motivasi berdandan yang benar adalah untuk lebih mencintai diri sendiri. Pada dasarnya semua perempuan cantik dan mereka harus mencintai diri sendiri sebelum orang lain melakukannya.  

Penulis : Adonia Bernike Anaya (Nia)

#Elevate women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading