Sukses

Lifestyle

Kasih Ayah Membuatnya Tak Menyerah Meski Hidup Tak Pernah Mudah

Fimela.com, Jakarta Kasih orangtua untuk anaknya sepanjang hayat. Pria tua di provinsi Zhejiang, China, selama 50 tahun belakangan mengasuh putranya yang mengidap polio dan harus bergantung pada orang lain sepanjang hidupnya.

Sebagian orang mungkin berpikir, memang tugas orangtua untuk merawat anak, meski tentu ada pula yang akan lebih memilih untuk menyerahkan anaknya diasuh di panti sosial. Namun, Qian Guanhua memilih untuk melakukan apa yang harus ia lakukan sebagai orangtua.

Qian yang sehari-hari bekerja sebagai petani pernah mengalami kecelakaan kerja yang mengakibatkan putusnya 3 jari di tangan kirinya. Kecelakaan lain membuatnya kehilangan penglihatan mata kanan. Kini ketika ia menua, mata kirinya pun mulai menderita katarak. Sulit baginya untuk melihat dengan jelas.

Kasih orangtua kepada anak sepanjang hayat. (Foto: shanghaiist.com)

Sang istri juga memiliki riwayat penyakit darah tinggi dan gangguan hati, itu membuatnya tak bisa banyak beraktivitas, termasuk membantu Qian merawat anaknya. Hidupnya tak mudah, tapi ia tak menyerah.

Kasih orangtua kepada anak sepanjang hayat. (Foto: shanghaiist.com)

Tak sedikitpun ia terpikir untuk mengabaikan tugasnya merawat sang anak. Qian yang selalu menyuapi Yougen makan dan membantunya melakukan hal-hal lain, tapi Qian tak pernah menganggap putranya sebagai beban. Ketika para tetangga membujuknya untuk menempatkan Yougen di rumah perawatan pun Qian menolak.

Kasih orangtua kepada anak sepanjang hayat. (Foto: shanghaiist.com)

Yougen tinggal di rumah ketika keluarganya pergi bekerja di sawah. Saat mereka kembali, ia akan menyapa dan menceritakan siapa saja dari tetangganya yang datang berkunjung ketika mereka pergi. Yougen sadar betul, tanpa ayahnya yang luar biasa itu dia takkan berahan hidup selama ini, tapi dia juga tak tahu seberapa lama lagi ayahnya bisa menemani hidupnya.

***

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading