Sukses

Lifestyle

Ini Pesan Terakhir Pendaki Gunung Rinjani Asal Malaysia yang Tewas Saat Gempa Lombok

Fimela.com, Jakarta Berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR), gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengakibatkan belasan orang meninggal dunia, salah satunya adalah pendaki Gunung Rinjani asal Malaysia yang bernama Siti Nur Iesmawida Ismail. Beberapa jam sebelum meninggal Siti ternyata sudah berhasil mencapai puncak Gunung Rinjani.

Keberhasilan Siti tersebut pun ia abadikan dalam sebuah foto yang ia unggah kea kun Facebooknya. Berada di puncak Gunung Rinjani, Siti terlihat memegang sebuah papan bertuliskan ‘MT. Rinjani 3726’. Bersama postingan tersebut ia juga membuat sebuah pesan, inilah pesan terakhir Siti di laman Facebooknya.

“I DID IT,” tulis Siti Nur Iesmawida Ismail dalam sebuah unggahan di Facebook-nya. Dilansir dari Straits Times, Selasa (31/7/2018), mengenakan jaket merah, saat berada di puncak Gunung Rinjani, Siti juga menggunakan selempang yang bertuliskan,”Malaysia Tumpah Darahku”. Ya, sepertinya Siti memang telah mempersiapkan semuanya.

Tentunya ia sangat bangga bisa berhasil sampai ke puncang Gunung Rinjani, salah satu gunung yang difavoritkan, tidak hanya oleh para pendaki dari Tanah Air, tetapi juga pendaki dari luar negeri. Siti adalah satu dari 13 pendaki asal Malaysia yang saat gempa Lombok terjadi masih berada di Gunung Rinjani.

Dilansir dari Liputan6.com, pada Minggu pagi korban gempa Lombok yang meninggal dunia tercatat 14 orang, 162 jiwa luka-luka dan ribuan unit rumah rusak. Saat gempa Lombok terjadi kabarnya ada ratusan pendaki Gunung Rinjani yang terjebak dan beberapa diantaranya sudah berhasil dievakuasi.

Ainul, Pendaki Asal Makassar Juga Jadi Korban Gempa Lombok

Selain Siti Nur Iesmawida Ismail, pendaki Gunung Rinjani asal Makassar yang bernama Muhammad Ainul Taksim (25 tahun) juga meninggal dunia akibat gempa Lombok. Dilansir dari JawaPos.com, Ainul dikabarkan meninggal dunia saat ingin menyelamatkan diri dari gempa Lombok yang mengguncang Gunung Rinjani.

Ayah kandung Ainul, Amrullah (59 tahun) mengatakan kalau anaknya tersebut memang sangat senang mendaki gunung. Alumnus Akademi Keperawatan (Akper) Makassar tahun 2014 itu, imbuh Amrullah, diketahui merupakan pribadi yang ramah. Karena hobinya berpetualang mendaki dan ke laut, ia memiliki banyak rekan di luar kota Makassar.

"Dia bukan Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala), tapi karena hobinya itu mendaki. Kalau ndak mendaki dia ke laut, petualang begitu. Makanya, banyak temannya kalau mau ke mana-mana," ucap Amrullah saat ditemui di kediamannya, Kompleks Bumi Sudiang Raya, Blok J/14, Kelurahan Laikang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Senin, 30 Juli 2018, dikutip JawaPos.com.

BNPB: Gempa Lombok Mengakibatkan 16 Orang Meninggal dan 355 Luka

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap 16 orang meninggal dunia dan 355 jiwa luka-luka akibat gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gempa 6,4 skala Richter (SR) yang mengguncang Lombok pada Minggu, 29 Juli 2018 pagi itu juga menyebabkan seribuan bangunan rusak.

"Sebanyak 16 orang meninggal dunia kemudian 355 jiwa luka-luka, 1.453 rumah rusak, dan pengungsi ada 5.141 jiwa," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di BNPB, Jakarta Timur, Senin (30/7/2018). Namun angka tersebut memang masih angka sementara pasalnya belum semua terdata, khususnya jumlah rumah atau bangunan yang mengalami kerusakan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading