Sukses

Lifestyle

Caraku Atasi Quarter Life Crisis dan Titik Terendah dalam Hidup

Fimela.com, Jakarta Tahun baru, diri yang baru. Di antara kita pasti punya pengalaman tak terlupakan soal berusaha menjadi seseorang yang lebih baik. Mulai dari usaha untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan, menjalin hubungan, meraih impian, dan sebagainya. Ada perubahan yang ingin atau mungkin sudah pernah kita lakukan demi menjadi pribadi yang baru. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Change the Old Me: Saatnya Berubah Menjadi Lebih Baik ini.

***

Oleh: Lina Amalia - Pekalongan

Di tahun 2020 ini tentunya akan menjadi tahun yang membuat semakin cemas bagi saya. Pasalnya di usia yang hampir menginjak 30 tahun ini, saya belum menghasilkan apa-apa dalam hidupku. Belum lagi omongan tetangga, saudara dan bahkan teman sendiri terkadang sangat menyakitkan. Tanpa rasa malu atau pekewuh (dalam bahasa jawa) dengan enaknya bilang, “Kapan nikah? Udah sih kamu nikah aja daripada pusing nyari kerja. Ingat umur kamu mau samgong, hati-hati lho kalau nggak segera nikah nanti waktu punya anak kamu yang susah, kamu kebanyakan pilah-pilih mungkin,” dan masih banyak lagi. Saat ini saya baru saja kena PHK dari perusahaan, dikarenakan pekerjaan yang memakai target penjualan. Saya merupakan eks karyawan sebagai marketing officer.

Pengalaman dalam bekerja saya bisa dihitung lumayan banyak, dari yang pernah jadi sales, menyebar brosur, admin proyek jalan tol, menjadi back office di sebuah perusahaan finance, hingga marketing hotel, namun semuanya tidak ada yang bertahan cukup lama. Tentunya cukup sedih bukan? Padahal saya lulusan dari S1 Pendidikan Bahasa Indonesia. Namun apa dikata nasib seseorang berbeda-beda. Setiap orang punya jalan dan ceritanya masing-masing.

Dan saat ini saya pun masih menganggur alias belum bekerja. Sudah banyak lamaran yang saya titipkan di perusahaan-perusahaan bahkan di luar kota. Telah kulalui dari tes wawancara, tes tertulis namun hasilnya, hmm… lagi-lagi belum beruntung. Perasaan rendah diri dan tidak nyamanlah yang saya rasakan sekarang.

Terkadang saat saya berkumpul dengan teman-teman, saya merasa minder dengan mereka sudah mempunyai anak, ada yang jadi PNS, dosen, dan bankir BUMN di kotanya. Namun, saya diingatkan lagi saat berada di jalan raya banyak mereka yang masih kekurangan. Dari yang bapak-bapak tua yang menjajakan jualannya, ibu-ibu tua renta yang masih mau bekerja makanan dengan gendongan dipikulnya meskipun disambut panas terik matahari.

Saya menangis ketika melihat mereka, betapa kurang bersyukurnya saya saat ini. Saya yang masih diberi keluarga yang lengkap dan alhamdulillah saya masih diberi kehidupan yang nyaman dengan tidur di atas kasur dan rumah yang ber-AC. Setiap malam saya merenung dan berpikir apa yang harus saya lakukan agar saya menjadi orang yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Perkataan itu selalu muncul setiap malam ketika akan tidur.

Menghadapi Hidup Yang Terkadang Tidak Sesuai Rencana

Saya mengambil buku catatan untuk diri saya. Saya tuliskan resolusi di tahun 2020 ini. Di antaranya saya harus lebih giat berdoa dan lebih banyak sedekah, yang biasanya hanya melakukan salat fardlu saya tambahkan salat sunnah-sunnahnya. Namun, semua ini bukan semata-mata hanya untuk ketika saat saya berada di posisi seperti ini. Salat sunah sudah saya biasakan dari saya saat SMP. Puasa Senin-Kamis dan perbanyak silahturahmi dengan saudara atau kerabat.

Saya mengikuti berbagai kegiatan sosial di antaranya ikut komunitas Animal Lover. Kegiatan ini berfungsi untuk menyelamatkan hewan-hewan yang sakit parah tanpa mempunyai pemilik. Kemudian saya ikut seminar, gathering olah raga, aerobik, dan ikut khursus bahasa asing, baca buku di perpustakan. Semua ini saya lakukan untuk mengisi waktu luang saya di saat menganggur ini.

Sebenarnya saya sangat sedih ketika baru kemarin saja saat mendaftar di sebuah perusahaan saya kenal dengan kepala cabang dari perusahaan, merefrensikan agar mendaftar di perusahaan yang direkomendasikannya. Saya mengajak teman saya untuk mendaftar di perusahaan tersebut. Namun, apa yang terjadi teman saya justru yang lolos dari tes yang diberikan. Dan lagi-lagi saya masih mengalami kegagalan yang sama. Hampir putus asa dalam hati ini. Padahal saya selama ini saya sudah melakukan ikhtiar. Namun, dalam hati nurani saya berkata, “Jangan pernah kamu putus semangat, Sayang."

Setiap saya mengalami kegagalan saya berusaha menerima dengan lapang, termasuk menjalani kisah cinta yang selalu menyedihkan. Dikhianati, ditinggalkan tanpa alasan. Mungkin ini alasan Tuhan terkadang harus memberikan orang yang salah agar kita tidak tergesa-gesa dalam melangkah. Saat ini saya hanya bisa berdoa dan mengisi waktu luang dengan kegiatan positif. Hal yang harus kamu lakukan di saat kamu mengalami titik terendah adalah sebagai berikut.

Percaya Diri

Kamu harus percaya diri dengan kelebihan yang diberikan Tuhan. Bukankah Tuhan telah memberikannya? Galilah apa yang ada di potensi dirimu.

Isilah dengan Kegiatan Positif

Kamu dapat mengisi kegiatan luangmu dengan kegiatan positif misal dengan ikut kerja bakti, komunitas atau kegiatan sosial dan kemanusiaan. Hidup ini bukan hanya sekadar cinta-cintaan.

Bergaullah dengan Teman Kamu yang Sevisi dengan Jiwamu

Maka di sini kamu akan mendapatkan dirimu sebenarnya, dan bertemanlah dengan mereka yang membawa energi postif.

Berdoalah Selalu pada Tuhan agar Selalu Senantiasa Menuntun Hidup Kita

Poin di atas adalah yang paling penting dan berpengaruh dalam hidup kita. Di mana pun kita berada baik dalam keadaaan susah, senang ingatlah selalu Tuhan ada di dalam hati kita. Karena Dia-lah adalah kekuatan kita.

Semoga di tahun 2020 ini kita menjadi lebih baik, berharga, dan bermanfaat buat diri-sendiri dan orang lain.

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading