Sukses

Lifestyle

Kompak Jalani Pola Hidup Sehat Bersama Keluarga Itu Menyenangkan

Fimela.com, Jakarta Mengubah kebiasaan lama memang tidak mudah. Mengganti kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik pun kadang butuh proses yang tak sebentar. Membuat perubahan dalam keseharian dan hidup selalu memiliki perjuangannya sendiri. Melalui Lomba Change My Habit ini Sahabat Fimela berbagi kisah dan tulisannya tentang sudut pandang serta kebiasaan-kebiasaan baru yang dibangun demi hidup yang lebih baik.

***

Oleh:  Siti Lathifah

 

Saya terlahir dari  kedua orangtua yang menyukai kearifan lokal. Bapak dan ibu menyukai memasak dengan kayu bakar di pawon, meski saat itu kami juga telah memiliki kompor. Bapak bahkan sering membeli rempah-rempah untuk membuat jamu. Masa kecil saya terbiasa dengan jamu brotowali, beras kencur, kunir asem, temu lawak, dan sebagainya. Jika jamu yang kami minum pahit, maka bapak akan menyediakan gula merah sebagai penawarnya.

Selain menyukai rempah-rempah, bapak juga sangat suka berkebun. Saat masih kecil, kadang saya membantu bapak membersihkan rumput, memanen sayur yang kami tanam di kebun belakang rumah atau ikut bapak membeli bibit ikan. Ibu pun sama dengan bapak, menyukai masakan tanpa penyedap, lebih suka ikan dan ayam kampung dari pada ayam potong serta membelikan kami jajanan tradisonal seperti getuk, krawu, grontol, lupis, cenil dan umbi-umbian.

Selepas SMP, saya melanjutkan SMA di luar kota, lalu berlanjut kuliah bekerja dan menikah, hingga saat ini saya tinggal di kota yang berbeda dengan orangtua. Pengalaman merantau sedikit banyak memengaruhi pola hidup saya. Seperti terbiasa dengan aneka makanan, baik yang alami maupun makanan tipe junk food atau frozen food.

Beberapa tahun lalu, saat baru melahirkan anak pertama, saya kembali tinggal bersama orangtua. Saya kembali merasakan hidup di pedesaan yang alami. Makan masakan ibu yang tidak pernah memakai penyedap dan minum jamu hampir tiap hari, hingga anak pertama saya terbiasa dengan jamu beras kencur yang hangat dan manis.

Begitu saya pindah mengikuti suami dan total menjadi ibu rumah tangga, awalnya saya ingin seperti bapak dan ibu dengan pola hidup sehatnya. Wajar bagi saya karena orangtua adalah role model. Namun hal ini tidak bertahan lama, adakalanya saya tergoda membelikan anak makanan di luar yang saya tahu mengandung penyedap, pewarna, dan pengawet yang rasanya memang enak.

Saat ini anak-anak kami sudah berusia sekolah dan PAUD. Saya makin menyadari sebagai ibu, sebagai orangtua perlu untuk menjadi contoh yang baik untuk anak. Terutama dalam mengatur pola hidup dan gaya hidup. Untuk anak-anak saya membiasakan untuk tidak sembarang menyetop penjual makanan yang lewat depan rumah, dan membatasi membeli jajan di warung hanya satu macam. Alhamdulillah, anak-anak sudah terbiasa dengan hal ini.

 

Membiasakan Gaya Hidup Sehat

Saat ini saya tengah membiasakan untuk menyediakan minuman rempah untuk keluarga setiap pagi. Jeruk lemon/nipis peras dan air hangat untuk suami tiap pagi dan teh telang atau  rebusan jahe, kunyit, serai, kayu manis dan gula merah untuk semua anggota keluarga. anak-anak suka yang manis sehingga masih ditambahkan madu. Bagi anak-anak, rebusan in bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit. Bagi orang dewasa juga banyak manfaatnya seperti mengurangi kolesterol, antibiotik alami dan tentunya meningkatkan imunitas tubuh.

Untuk pola makan, saya membuat selingan untuk cemilan anak-anak dari bahan dasar umbi-umbian seperti singkong dan ubi jalar. Anak-anak suka sekali singkong krispi dan ubi jalar goreng tepung, kalo untuk suami lebih suka yang dikukus. Kebetulan kami tinggal di daerah pegunungan sehingga sayuran, buah dan produk alam mudah didapat. 

Untuk mendukung perubahan ini saya kembali memperbaiki semangat berkebun yang sempat redup. Di halaman rumah yang terbatas saya menanam tanaman hias dan toga seperti jahe, kunyit, temu kunci, serai, daun mint dan stroberi.  Selain itu saya juga menyetok rempah-rempah di rumah.

Sungguh, niat yang kuat harus dibarengi dengan usaha yang berkelanjutan, sehingga tidak menjadi semangat sementara saja. Setelah melihat saya sering menyediakan rebusan rempah, suami juga terinspirasi merubah gaya hidup dengan lebih sering mengajak keluarganya olahraga bersama. Sebelum pandemi, suami memang agak jarang olahraga. Berat badannya naik, diikuti kenaikan kolesterol.

Saat harus #dirumahaja, kami memperbaiki pola hidup dengan menyempatkan olahraga meski sekedar badminton di depan rumah atau senam sekeluarga dibantu instruktur youtube. Kini berat badan suami kembali stabil. Adanya pandemi mengingatkan kami betapa berharganya arti kebersamaan keluarga dan pentingnya kesehatan

 

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading