Sukses

Lifestyle

Terima Kasih Sudah Mengatakan Putri Sulungmu Ini Berhak Jalani Hidup Sendiri

Fimela.com, Jakarta Seorang ibu menjadi sosok yang paling istimewa di hati kita. Saat menceritakan sosoknya atau pengalaman yang kita miliki bersamanya, selalu ada hal-hal yang tak akan bisa terlupakan di benak kita. Cerita tentang cinta, rindu, pelajaran hidup, kebahagiaan, hingga kesedihan pernah kita alami bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories November 2020: Surat untuk Ibu berikut ini.

***

Oleh: Anis Nur Azizah

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Mamak, saya merasa terlalu tua untuk menyampaikan perasaan saya secara gamblang seperti ini kepada Mamak. Ada ego dengan dalih orang dewasa tidak menyampaikan perasaan sayangnya seperti ini kepada mamaknya. Sayangnya, pertahanan saya jebol, Mak. Putri sulung Mamak ini belum benar-benar dewasa rupanya.

Mamak pernah bilang bahwa ikhlas merupakan kunci dari menjalani segala hal yang harus kita jalani. Bahwa ada banyak hal yang tidak kita kehendaki menghapiri kita dan mencoba membuat kita goyah lalu jatuh. Bahkan berhenti. Memilih untuk menyerah. Tentu saja saya merasakan itu. Saya. Perempuan dua puluh tiga tahun. Putri sulung Mamak. Yang masih menjadi beban keluarga dan belum mendapatkan pekerjaan. Hendak menyampaian permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada Mamak. Meskipun saya tahu bahwa Mamak tidak pernah sekalipun mengeluhkan tentang biaya untuk menghidupi saya sampai "gerang" seperti ini. 

Mamak adalah orang pertama yang paling mengerti saya tentang bagaimana saya mudah frustasi ketika hal-hal buruk datang bertubi-tubi. Kata Mamak “Nduk, ojok mikir akeh-akeh engko ndak loro. Samean gak kudu piye-piye. Digawe seneng ae atine. Mamak gak njaluk opo-opo kok. Disehat-sehatne awake yo.” (Nak, jangan mikir banyak-banyak nanti sakit. Kamu nggak harus gimana-gimana. Dibuat bahagia hatinya. Mamak nggak minta apa-apa kok. Disehat-sehatin badannya ya). Meyakinkan pada saya bahwa segala hal yang menimpa keluarga bukanlah tanggung jawab saya. Mamak mengatakan juga bahwa saya tidak memiliki kewajiban apa pun terkait menghidupi keluarga saya. Bahwa saya berhak untuk menjalani kehidupan saya sendiri dan pantas untuk bahagia. 

Mak. Bagaimana saya tidak merasa perih ketika Mamak mengatakan hal seperti itu? Saya bersyukur atas keberadaan Mamak dalam hidup saya bahwa Mamak selalu menghindari untuk membanding-bandingkan anak-anak Mamak dengan anak orang lain. Bahwa Mamak, meskipun tidak mengenyam pendidikan tinggi tetapi memiliki keterbukaan berpikir tentang bagaimana masing-masing orang harus bertanggung jawab dengan kebahagiaan mereka sendiri. Saya sangat mensyukuri itu. Terus-terusan merasa beruntung memiliki Mamak ada dalam hidup saya. 

Bersyukur dengan Keberadaan Mamak

Ada banyak hal yang ingin saya persembahkan untuk Mamak. Mengatakan, “Mak, ambil aja yang Mamak mau tidak usah lihat harganya." Mengajak Mamak jalan-jalan ke tempat yang Mamak inginkan dari dulu dan saya ingin Mamak melihat putri sulungnya ini berhasil. Ingin saya ucapkan “Mak, putri sulung Mamak sudah berhasil. Terima kasih sudah membesarkan saya dengan baik dan penuh cinta."

Mamak ingat tidak kalau waktu kecil saya selalu nakal dan merepotkan Mamak. Saya yang tidak bisa belok pas naik sepeda dan akhirnya menabrak pohon kelapa di depan saya. Saya yang pernah hilang gara-gara main ke desa sebelah tanpa Mamak tahu. Masih teringat jelas raut wajah Mamak yang begitu terpukul, sedih, dan gembira ketika menemukan saya kala itu. Saya masih kelas 2 MI dan saya memang nakal sekali telah membuat Mamak saya ini begitu putus asa sampai hampir lapor polisi.

Maafkan putri Mamak yang satu ini. Tapi, jauh di dalam lubuk hati saya, saya sangat menghormati dan menyayangi Mamak. Tentang kesederhanaan Mamak dan bagaimana Mamak mendidik anak-anak Mamak dengan cara yang luar biasa. Saya selalu berharap Mamak bisa panjang umur dan sehat selalu. Ada terus bersama saya sampai saya bisa membahagiakan Mamak dan memberikan buah manis kepada Mamak atas kerja keras Mamak selama ini yang telah merawat saya dan mencintai saya, meskipun saya tahu saya ini anak yang menyebalkan.

Ah, tapi Mamak pasti akan mengatakan bahwa tidak ada anak yang menyebalkan bagi orang tuanya. Semua anak adalah anugerah. Mamak selalu seperti itu. Perempuan tangguh yang mengajarkan putrinya untuk tidak bergantung pada laki-laki. Yang menceritakan bahwa kehidupan itu memang keras, maka kita harus bisa bertahan dengan kaki kita sendiri. Meski begitu, Mamak bungkam untuk mengeluh.

Perempuan ini Ya Allah, perempuan yang di kehidupan ke berapa pun, saya ingin terus menjadi anak beliau. Panjang umur Mamak. Semoga hal-hal baik menyertai langkah Mamak dan berkah dari Allah selalu melindungi dan memberikan kebahagiaan untuk Mamak di mana pun Mamak berada.

Salam hormat untuk seluruh Mamak yang ada di dunia dan surga. Semoga para Mamak selalu dicintai oleh Allah.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading