Sukses

Lifestyle

Hati yang Tegar jadi Bekal Atasi Cobaan Hidup dengan Senyuman

Fimela.com, Jakarta Seorang ibu menjadi sosok yang paling istimewa di hati kita. Saat menceritakan sosoknya atau pengalaman yang kita miliki bersamanya, selalu ada hal-hal yang tak akan bisa terlupakan di benak kita. Cerita tentang cinta, rindu, pelajaran hidup, kebahagiaan, hingga kesedihan pernah kita alami bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories November 2020: Surat untuk Ibu berikut ini.

***

Oleh: Rahma Dina Damanik

Dear Mama,

Mama, ini adalah surat pertama yang kutulis untukmu. Tulisan ini sebenarnya tidak mampu menampung semua rasaku kepadamu tapi tulisan ini mewakili rasa yang aku punya. Setiap pagi ketika aku baru bangun, aku selalu menatap senyuman indah di wajahmu. Namun perlahan-lahan aku melihat raut wajah itu tidak lagi memancarkan sinar kesegaran.

Seiring berjalannya waktu, engkau semakin menua. Kini umurmu sudah 51 tahun. Aku ingin mengucapkan terima kasih padamu, dimulai dari perjuangmu melahirkan dan membesarkan kami hingga sekarang bapak tak disampingmu lagi. Masih aku ingat, mama menangis di sebelah jasad bapak tanpa memikirkan kesehatanmu.

Aku melihat engkau sosok yang sangat tegar, ketika separuh jiwamu telah berpulang ke rahmatullah. Mama, engkau selalu menampilkan wajah tidak berduka. Tapi, aku tahu tiap malam engkau akan menangis dan beracau tentang kepergian bapak sambil mendekap baju terakhir yang dikenakannya.

Mama, sebenarnya aku tidak ingin menangis saat menuliskan surat ini untukmu, tapi aku tidak bisa menahan air mata ini. Sungguh aku minta maaf kepadamu karena aku sudah banyak melakukan hal yang membuatmu sedih.

Waktu itu, aku pernah membentakmu dengan kata-kata yang tidak pantas aku ucapkan. Aku tahu, ucapanku sudah menyayat hatimu tanpa aku sadari. Maafkan aku yang belum bisa membuatmu bangga akan diriku. Maafkan aku yang kini disibukkan dengan aktivitas sehari-hari yang membuat waktuku semakin sedikit untukmu.

Pernah terlintas di pikiranku, bagaimana jika engkau pergi meninggalkanku sebelum aku bisa membalas semua perjuanganmu untukku. Dan tidak dapat aku pungkuri, kalau aku tidak bisa hidup tanpamu. Aku sangat takut sekali kehilanganmu, aku ingin sekali saat aku wisuda nanti, engkau dapat mendampingiku, berada di sisiku.

Karena hanya engkau yang aku inginkan mendampangi kebahagiaanku. Semoga engkau diberikan waktu yang lebih lama di dunia, sehingga aku bisa mengabdi lebih lama lagi padamu. Mama, engkau adalah segalanya bagiku. Terima kasih karena engkau telah mengorbankan hidupmu demi kami anakmu.

Mama, Sumber Kekuatanku

Mama selalu mengajarkanku kesabaran untuk mengahadapi bagaimana kerasnya hidup ini. Engkau bagaikan malaikat yang Tuhan kirimkan padaku secara nyata. Engkau adalah semangat sepanjang hayatku.

Walau terkadang engkau begitu cerewet, galak, dan banyak melarang, tapi aku tahu itu adalah bentuk kepedulianmu terhadapku. Aku bangga bisa terlahir di rahim seseorang perempuan yang tangguh dan ahli di semua profesi.

Engkau adalah guru terbaik yang membimbing dan mengajari kami hingga kami sukses. Engkau adalah dokter terbaik ketika kami berubah menjadi pasienmu. Engkau adalah koki terhebat dengan masakan mu tak tertandingi. Mama, jadikanlah aku seorang anak yang mampu memberikan jalanmu menuju surga kelak.

Aku tahu kasih sayangmu tidak akan pernah bisa terbalaskan dengan apa pun. Surat ini aku tulis karena aku tak mampu mengucapkannya dan merasa malu karena tidak bisa membalas segala perjuanganmu.

Mama, maafkan aku hanya mampu menulis dengan kata-kata, tapi aku berjanji suatu saat nanti aku akan membuktikannya dengan tindakan. Aku ingin melihat engkau bangga dengan keberhasilanku. Aku berjanji akan bekerja keras dan akan menjadi orang yang sukses seperti yang engkau inginkan dan semua hasil kerja kerasku akan kuberikan kepadamu.

Mama, semoga engkau bahagia memiliki anak sepertiku dan aku tentunya bangga menjadi anakmu.

Mama,

Ketika malam menyapa, engkau alunkan cerita yang membuatku tertidur. Ketika sayup-sayup aku tak mendengar suramu lagi, mata ini terbuka. Aku pandangi wajah damaimu yang tertidur pulas.

Terima kasih telah menemani hari-hariku, menjagaku, dan menyayangiku dengan setulus hati. Kini aku sudah tumbuh menjadi dewasa. Terima kasih telah merawatku selama 21 tahun ini. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan tanpa dirimu disisi ku.

Maafkan anakmu yang sampai sekarang belum bisa membuatmu bangga.  Tuhan, aku ingin Mama selalu berada dalam lindungan-Mu. Aku sungguh menyayangi dan mencintaimu, Mama. Kupeluk badanmu, menyelami mimpi indah bersamu.

Terima kasih Mama, tanpamu aku tidak akan pernah hadir di dunia ini. Tidak akan pernah merasakan betapa sangat berharganya kasih sayang seorang Mama. I Love You, Mom. 

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading