Sukses

Lifestyle

Pria Ini Butuh Bertahun-tahun hingga Ada Dokter di Irlandia yang Mau Melakukan Vasektomi Padanya

Fimela.com, Jakarta Beberapa tahun lalu, Jonathan Balog memesan penerbangan ke Irlandia untuk menghadiri pernikahan temannya yang diadakan di Cavan, sebuah kota kecil di daerah perbatan tempat pengantin pria dibesarkan. Jonathan mengatur perjalanannya ke Dublin, 5 hari sebelum acara pernikahan tersebut.

Waktu itu ia gunakan untuk bertemu beberapa teman lama, mengunjungi pameran, dan membuat janji di sebuah klinik di pusat kota untuk menjalani vasektomi. Jonathan telah mencari cara untuk bisa melakukan prosedur ini sejak ia berusia 18 tahun, yang sebenarnya ia sudah siap sejak usia 12 tahun.

Tidak ada yang menentangnya untuk melakukan prosedur ini. Trauma masa kecil dan masalah kesehatan mental berperan besar dalam keputusannya ini.

Inti masalahnya ada pada kualitas gaya hidup orangtua yang menurut Jonathan kurang menarik. Ia tidak pernah lebih yakin tentang apapun dalam hidupnya, sebelum ini.

Vasektomi adalah prosedur pembedahan untuk sterilisasi permanen pria. Vas deferens, tabung kecil di skrotum yang membawa sperma, dipotong dan ditutup sehingga sperma tidak bisa keluar dari tubuh.

Saat itu, Jonathan adalah siswa tahun pertama di Community College di kampung halamannya di pedesaan Maryland. Ia membuat janji dengan dokter umumnya untuk membahas prosedur vasektomi.

 

 

Jonathan pergi ke Irlandia untuk menemui dokter yang mau melakukan prosedur vasektomi padanya

Setelah mendengar alasan Jonathan, dokternya mengatakan bahwa ia tidak akan membantu Jonathan melakukan sterilisasi dengan alasan ia masih terlalu muda untuk membuat keputusan yang akan memengaruhi sisa hidupnya. Dua tahun kemudian, ia memutuskan untuk mencoba lagi.

Saat itu, Jonathan dipindahkan ke perguruan tinggi swasta di pantai timur. Ia membuat janji dengan ahli urologi di rumah sakit dekat Baltimore.

Kali itu, ia memastikan untuk mengklarifikasi melalui telepon tentang janji tersebut dan meminta resepsionis mengonfirmasi bahwa dokternya bersedia memberikan vasektomi kepada seseorang berusia 20 tahun. Sayangnya, sekali lagi Jonathan ditolak karena dokternya mengatakan ia tidak mungkin melakukan operasi tersebut pada seseorang yang masih sangat muda.

Beberapa tahun setelah lulus, Jonathan pindah ke Italia. Setelah ia menetap di Roma, ia memutuskan untuk mencoba lagi dan mendapatkan jawaban yang sama, padahal saat itu Jonathan telah berusia 30 tahun.

Jonathan tidak ingat persis apa yang mendorongnya melihat Irlandia sebagai tempat potensial untuk melakukan vasektomi. Mungkin yang terbesar adalah percakapannya dengan teman-temannya di Irlandia tentang dukungan negara tersebut yang semakin meningkat terhadap hak perempuan dalam memilih.

Jonathan mengirim email ke dokternya di Irlandia dan mengatakan kepadanya di awal bahwa ia berusia 32 tahun, belum menikah, dan tidak memiliki anak, jika saja ada salah satu dari hal-hal tersebut yang membuatnya tidak memenuhi syarat untuk melakukan prosedur vasektomi. Dokter John McCormick segera membalas bahwa tidak ada masalah dengan hal-hal di atas, ia juga memberi Jonathan kuesioner singkat, biaya untuk prosedur, dan mereka menyepakati tanggalnya.

Prosedurnya singkat dan Jonathan tidak menyesalinya sama sekali

Sebelum Jonathan melakukan perjalanan, kabar tentang rencana pranikahnya tersebar di kalangan teman-temannya, lalu dengan cepat menyebar ke seluruh tamu pernikahan. Hasilnya, pesta pelepasan masa lajar dipenuhi dengan pertanyaan terbuka dan prasmanan makan sepuasnya yang berisi saran gratis.

Di hari janji temunya, Jonathan datang ke klinik jam 11 pagi. Dr. McCormick menanyakan beberapa pertanyaan awal tentang riwayat kesehatannya, lalu membuat beberapa pertanyaan untuk menghormati motifnya.

Dr. McCormick melakukan prosedur versi tanpa pisau bedah. Perbedaan besar antara vasektomi tanpa pisau bedah dan tradisional terletak pada cara mengakses vas deferens.

Daripada membuat sayatan di setiap sisi skrotum, ia membuat bukaan kecil di kulit dengan alat bedah runcing yang disebut hemostat dan melebarkan kulit, daripada memotongnya. Nyaris tidak ada darah dan tidak perlu jahitan.

Satu-satunya ketakutan Jonathan di sini adalah bagaimana anestesi akan diberikan. Ia kemudian merasa lega mengetahui tidak ada jarum yang terlibat.

Semuanya, mulai dari sesi tanya jawab, hingga Jonathan mengancingkan kembali celana jeansnya hanya berlangsung kurang dari 1 jam. Selama beberapa hari berikutnya, ia merasa sakit yang tidak menentu, tapi tidak ada yang menghentikannya untuk menari di pesta pernikahan.

Itu 5 tahun lalu. Sejak itu, Jonathan menikmati kehidupan seks yang bahagia dan sehat, ia senang membuat keputusan untuk melindungi dirinya dan calon pasangannya dari kehamilan yang tidak diinginkan, ia tidak menyesal sama sekali.

#Elevate Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading