Sukses

Lifestyle

Uni-Charm Indonesia Perkenalkan Ethical Living for SDGs, Gaya Hidup Baru untuk Masa Depan Cerah

Fimela.com, Jakarta Pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, turut membuat masyarakat bisa merasakan hidup yang nyaman dan sejahtera. Hanya saja, hal tersebut tak berjalan beriringan dengan issue yang terjadi di lingkungan tempat tinggal maupun dalam skala global. Salah satunya masalah sampah.

Jumlah sampah di Indonesia pada tahun 2020 telah mencapai 67,8 juta ton dan di antaranya adalah sampah plastik yang mencapai 7,2 juta ton. Jumlah kapasitas TPA yang terbatas berbanding terbalik dengan jumlah sampah yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Riset World Bank bahkan menyatakan Indonesia penyumbang sampah plastik di laut terbanyak kedua setelah China dan hingga saat ini pencemaran laut maupun pencemaran sungai telah menjadi masalah yang serius.

Masalah semakin pelik karena kebiasaan masyarakat yang membuang sampah di sungai, termasuk di antaranya sampah popok bekas pakai yang jumlahnya meningkat setiap tahun. BPS mencatat terdapat sekitar 750 ribu bayi yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Brantas di mana diperkirakan ada sekitar tiga juta popok yang dibuang setiap hari.

Sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap sesama dan lingkungan, PT Uni-Charm Indonesia Tbk memperkenalkan konsep gaya hidup baru yaitu Ethical Living for SDGs. Sebuah konsep yang tidak hanya memberikan kenyamanan bagi banyak konsumen, tetapi juga secara konkrit bertujuan untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).

Melalui Ethical Living for SDGs, Uni-Charm Indonesia ingin mengajak masyarakat untuk menjalankan konsep kehidupan dengan cara memiliki etika dan moral yang baik bagi sesama maupun lingkungan agar dapat menciptakan masa depan yang cerah bagi generasi selanjutnya.

Yuji Ishii, Presiden Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk mengatakan dengan latar belakang masalah lingkungan tersebut maka pihaknya menetapkan SDGs.

"Terhadap semua development goals walaupun mungkin tidak semua dapat menyelesaikan semua akar masalah, tapi dengan menggunakan teknologi terbaru Uni-Charm Indonesia memiliki tekad untuk memulai dari yang mampu dilakukan oleh diri sendiri. Maka itu, kami mengusulkan gaya hidup baru yang memasukkan hal-hal kecil yang baik dalam hidup kita yang dapat berkontribusi dalam masyarakat. Hal tersebut dirangkum dalam Ethical Living for SDGs," kata Yuji Ishii dalam Virtual Conference Ethical Living for SDGs PT. Uni-Charm Indonesia Tbk pada hari Rabu, (28/7).

Upaya Nyata Fase Pertama dalam Ethical Living fo SDGs

Sebagai upaya Ethical Living for SDGs bagian pertama, Uni-Charm Indonesia telah meluncurkan produk dengan kemasan kertas edisi terbatas untuk pembalut Charm dan Masker Protect Pollution.

"Charm dan Masker Protect Pollution merupakan produk yang dirancang ramah lingkungan menggunakan "100 kertas daur ulang". Produk ini juga diluncurkan dalam rangka menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dilaksanakan 5 Juni 2021 lalu. Dengan peluncuran produk ini, kami berharap dapat berkontribusi untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai, yang juga sedang diupayakan oleh pemerintah Indonesia saat ini," ujar Denti.

Upaya Nyata Fase Kedua dalam Ethical Living for SDGs

Sebagai fase kedua dari upaya nyata Ethical Living for SDGs, General Manager PT Uni-Charm Indonesia Tbk, Yasushi Yoshioka mengungkapkan pihaknya melakukan kegiatan penelitian pengolahan sampah organik menggunakan larva Black Soldier Fly (BSF) atau Maggot.

"Kami telah melakukan verifikasi bahwa sampah popok sekali pakai (pulp) dapat dikurangi, dengan membuat larva tersebut memakan popok sekali pakai (pulp) yang disakarifikasi menggunakan selulase (enzim)," ujarnya.

Alasan pihaknya menggunakan Maggot BSF dalam eksperimen kali ini ada 2 hal, yakni;

1. Kapasitas penguraian sampah organik sangat tinggi. Artinya, memiliki kemampuan untuk terurai dengan kecepatan tinggi.

2. Larva/Maggot yang menguraikan sampah organik dengan kecepatan tinggi dan tumbuh menjadi pakan yang baik dengan kandungan protein tinggi.

"Profesor Ishibashi dari Universitas Prefektur Kumamoto telah mendukung laporan pembuktian ini, bahan Maggot dapat memakan Pulp yang diolah dengan Selulosa, memilah bagian plastik (Non woven, polimer, dan lain-lain) dan kotoran Maggot dapat didaur ulang," imbuh Yasushi.

Lebih lanjut, Yasushi mengungkapkan bahwa eksperimen ini merupakan eksperimen pertama yang dilakukan oleh perusahaan FMCG di Indonesia. Berdasarkan elemen-elemen yang terkandung dalam Ethical Living for SDGs ini bertujuan untuk menemukan cara mengurai popok sekali pakai tanpa membuangnya sebagai solusi konkrit masalah sampah, yang efisien, murah, dan ramah lingkungan.

Demi mewujudkan daur ulang popok sekali pakai di Indonesia, Yasushi mengatakan bahwa tidak hanya pembuktian eksperimen menggunakan Maggot ini saja namun diperlukan juga penetrasi pemisahan sampah yang dihasilkan dari rumah-rumah, oleh karena itu kami memulai upaya ini sebagai solusi masalah sampah," ujarnya.

Untuk memperkenalkan konsep Ethical Living fo SDGs sebagai payung program SDGs PT Uni-Charm Indonesia Tbk. perusahaan meluncurkan video yang berkolaborasi dengan Chelsea Islan untuk mengedukasi masyarakat tentang elemen-elemen yang terkandung dalam Ethical Living for SDGs.

Logo dan Elemen dalam Ethical Living for SDGs

Logo Ethical Living for SDGs terdiri dari 12 elemen dan mengandung semua pemikiran menuju  perwujudan SDGs.

  1. Aktivitas perusahaan untuk dikembalikan pada masyarakat
  2. Eksplorasi inovasi untuk mewujudkan kehidupan yang makmur
  3. Perasaan saling menghormati dan menerima perbedaan
  4. Hubungan antar manusia, orangtua dan anak, perawat dan yang dirawat dan lain-lain
  5. Kebijaksanaan untuk menyediakan pengetahuan  yang benar
  6. Ketenangan pikiran melalui keadilan dan keamanan
  7. Matahari sebagai sumber energi alam
  8. Keberlanjutan pemakaian ulang sumber daya
  9. Realisasi lingkungan yang makmur
  10. Konservasi lingkungan dan sumber daya laut serta pemeliharaan keanekaragaman hayati
  11. Pemanfaatan hutan secara berkelanjutan
  12. Perhatian dan kontribusi pada kesejahteraan dengan menganggap binatang sebagai partner.

Denti Nila Purwanti, Corporate Representative PT Uni-Charm Indonesia Tbk menegaskan melalui konsep Ethical Living for SDGs, pihaknya ingin menciptakan konsep gaya hidup baru yang beretika dengan menggabungkan tindakan kecil yang positif dan teknologi terdepan yang dapat dengan mudah untuk berkontribusi untuk menciptakan masa depan cerah bagi generasi Indonesia.

"Dari Ethical Living for SDGs ini kami percaya bahwa akumulasi kecil dari upaya yang secara halus mendukung situasi seperti ini akan menjadi pencapaian besar. Ethical Living for SDGs adalah kebaikan kecil dalam kehidupan sehari-hari. Kami mengusulkan nilai gaya hidup baru yang menerapkan ‘Kebaikan Kecil’ yang dapat dengan mudah berkontribusi. Perusahaan kami juga, akan berinisiatif dalam pelaksanaan kegiatan nyata, tetapi kami berharap ini akan populer di masyarakat dan menjadi rantai empati. Kami akan membentuk dan memunculkan tren seperti ini," pungkasnya.

 

Reporter: Gilar Ramdhani

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading