Sukses

Lifestyle

Hobi Memanjat ketika Kecil, Ketinggian Tak Perlu Ditakuti

Fimela.com, Jakarta Kenangan pada masa kecil takkan pernah terlupakan. Hari-hari dan waktu yang kita lewati saat masih anak-anak akan selalu membekas di hati. Masing-masing dari kita pun pasti punya kisah atau cerita paling membekas soal masa kecil itu, seperti pengalaman yang dituliskan Sahabat Fimela dalam Lomba My Childhood Story: Berbagi Cerita Masa Kecil yang Menyenangkan ini.

***

Oleh: Dwi Christin

Daun dan ranting yang menjuntai itu selalu memanggil-manggilku saat aku berjalan sepulang sekolah. Bergegas kutaruh tas dan beranjak menuju pohon kersen favorit yang sekira 25 tahun lalu tumbuh di samping rumah tetanggaku. 

Adek kecil memang memiliki hobi memanjat pohon. Seringnya pohon kersen karena banyak sekali tumbuh di perumahanku. Pernah pohon rambutan, jambu biji, jambu air, mangga, dan berbagai jenis pohon yang memiliki cabang. Saat kecil, aku belum segemuk sekarang. Lincah sekali melangkah dan melompat dari cabang ke cabang. Aku punya satu keunggulan yaitu aku tidak memiliki ketakutan berada di ketinggian. Kalau anak sekarang bilang, aku pecandu ketinggian.

Semakin tinggi pohon aku semakin bersemangat. Yang penting pakai celana yang enak agar tidak sobek saat harus turun dengan melorot di batang. Loncat dari ketinggian satu meter pun aku berani. Tapi, orangtuaku pasti marah jika tahu. 

Suka Memanjat

Setiap pulang sekolah, aku berpetualang naik pohon kersen yang berbeda dengan ketinggian yang berbeda pula. Semakin tinggi aku semakin bersemangat. Kadang, buahnya tidak sampai kumakan. Aku lebih suka aksi panjatnya daripada memakan buah kersennya. 

Selama aku memanjat di waktu SD itu aku sama sekali tidak pernah jatuh dari pohon. Rupanya Allah selalu melindungi. Hal ini membuatku semakin percaya diri dan selalu mencari pohon yang semakin susah tingkat kesulitan dalam memanjatnya. Risiko luka gores dan luka jatuh sudah biasa dan tidak membuatku takut. Sering diejek kenapa perempuan kok suka memanjat. Aku cuek saja karena perasaan bahagia saat berada duduk di cabang teratas pohon sambil melihat pemandangan langit sore tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Sedemikian indahnya bagiku, saat itu. 

Ada sedikit cerita ketika saat kutumbuh dewasa dan semakin gemuk, usiaku saat itu 25 tahun. Suatu saat teman kerjaku mengajak aku memanen mangga. Aku yang sangat pede karena dulu pernah hobi memanjat. Aku bergegas naik ke pohon mangga dan dengan pedenya aku menginjak ranting yang ternyata tidak kuat menahan beban badanku. Aku saat itu lupa usia. Seketika bruk jatuhlah aku dan sempat mengalami tulangku bergeser. Rupanya karena aku tak pernah merasakan jatuh di saat kecil akhirnya saat aku sudah tua ini baru merasakan sakitnya jatuh dari pohon.

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading