Sukses

Lifestyle

Wujud Cinta kepada Indonesia Bisa Dimulai dari Hal-Hal Terdekat Kita 

Fimela.com, Jakarta Punya cerita atau pengalaman tentang rasa rindu kepada kampung halaman, berbagai macam makanan khas daerahmu yang menggugah selera, hingga objek wisata yang bagai surga dunia? Atau punya cara tersendiri dalam memaknai cinta Indonesia? Pada bulan Agustus kali ini, kamu bisa membagikan semuanya dalam Lomba Share Your Stories bulan Agustus dengan tema Cinta Indonesia seperti tulisan yang dikirim oleh Sahabat Fimela ini.

***

Oleh: Pramudita Kurnia

Di dunia ini ada banyak hal yang menjadi wadah untuk mencintai negeri. Biar kuperkenalkan enam hal yang menjadi wadahku untuk mencintai negeri ini. Enam hal itu adalah cerita, karya, guna, raga, rasa, dan kerja.

Cerita, Karya, dan Guna

Bermula dari cerita, Bung Karno pernah menyerukan “Jasmerah” atau Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Begitulah semboyan itu terpatri dalam hatiku untuk giat belajar sejarah sekalipun bukan jurusanku saat kuliah dulu.

Aku menikmati belajar sejarah Indonesia dari masa kerajaan, penjajahan, kemerdekaan dan modern seperti halnya membaca novel kisah nyata. Menurutku belajar sejarah membangkitkan nasionalisme dan para pahlawan pun menjadi teladan kehidupan.

Aku punya dua pahlawan favorit. Yang pertama adalah Agus Salim, mantan menlu Indonesia. Beliau adalah negarawan yang menguasai berbagai macam bahasa namun tetap cinta pada negerinya, beliau juga orang yang alim dan humoris. Beliau pernah menggoda Pangeran Philip yang gugup saat menikah dengan Ratu Elizabeth II dengan humor jenaka. Beliau begitu menginspirasiku yang belajar Bahasa Asing di Universitas namun tetap cinta Indonesia.

Kedua ada Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara yang mempunya filosofi Tri Rahayu dan Trikon yang menjadi inspirasiku dalam menjalani kehidupan agar lebih bermakna.

Sayup cerita bejalan disisipi warisan budaya dan karya tak ternilai. Sebagai perempuan yang suka fashion dan seni, aku sangat mengagumi kain Batik Buketan, kain Tenun Sumba dan baru-baru ini jadi sorotan adalah kain Endek Bali yang dilirik untuk jadi karya busana rumah mode Dior. Bangga rasanya.

Tak hanya dalam bidang fashion tapi karya film Indonesia tak kalah mendunia dan membanggakan. Film favoritku tentang kuliner Indonesia, Aruna dan Lidahnya berhasil memenangkan penghargaan Osaka Asia Film di Jepang. Film Aruna dan Lidahnya bukan hanya berhasil memenangi penghargaan tapi juga berhasil membuat aku ngiler karena melihat makanan lezat yang ditata apik dalam layar visual.

Jika ada karya Indonesia tak ternilai, untuk menghargainya kita perlu membeli dan menggunakannya. Kalau acara resmi aku suka memakai kain Batik Buketan yang menurutku sangat feminim dan klasik.

Sedangkan kain Tenun Sumba bergambar kuda dan orang berwarna biru indigo menjadi bahan kardigan etnik favoritku. Menurutku kain Tenun Sumba itu mempunyai kesan misterius dan magis. Lalu sebagai perempuan generasi masa kini yang suka make up dan suka beli banyak make up, aku lebih memilih make up brand lokal untuk dibeli. Alasannya sederhana, brand make up lokal warna-warnanya sangat cocok dengan kulit wanita Indonesia yang beragam.

Untuk skincare aku juga lebih pilih skincare brand lokal, karena banyak varian skincare lokal yang komposisi bahannya ramah lingkungan, vegan dan bebas paraben. Jadi aman untuk lingkungan dan kesehatan badan. Memakai brand lokal juga membangun industri dan kreativitas dalam negeri.

 

 

Raga, Rasa, dan Kerja

Sesuai dengan filosofi Tri Rahayu dari Ki Hajar Dewantara dan edukasi psikologi yang aku peroleh dari kanal pengembangan diri di Youtube, kita harus memajukan diri sendiri untuk bisa memajukan daerah, negara bahkan dunia.

Untuk bisa memajukan atau mengembangkan diri, kita perlu sehat raga. Menjaga kesehatan mental dan kesehatan badan adalah kuncinya. Jadi aku rutin bermeditasi, berolahraga dan mencintai diri sendiri (self-love) agar nanti menjadi insan yang sehat, produktif dan berbakti pada negara.

Jika aku sudah sehat raga, aku bisa membangun rasa empati dan kemanusiaanku pada sesama dan lingkungan Indonesia. Rasa empati dan kemanusiaanku pada sesama adalah dengan menolong mereka dan bertenggang rasa. Sedangkan rasa empatiku pada lingkungan dan alam Indonesia yang indah ini adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi sampah plastik dan menyayangi satwa.

Terakhir baktiku sebagai anak muda adalah dengan kerja. Aku seorang pemandu wisata dan guru bahasa Indonesia untuk orang asing. Dengan menjadi pemandu wisata aku kenalkan indah dan kayanya alam, tempat dan sejarah Indonesia. Dengan menjadi guru bahasa Indonesia untuk orang asing, aku perkenalkan bahasa Indonesia. Dalam dua pekerjaanku, aku membangun citra yang baik sebagai orang Indonesia di mata orang asing. Memperkenalkan nusa dan melestarikan bahasa untuk membangun bangsa.

Cerita, karya, guna, raga, rasa, dan kerja melebur menjadi cinta yang kupersembahkan untuk Indonesia.

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading