Sukses

Lifestyle

10 Kutipan Terbaik Novel Cantik itu Luka Karya Eka Kurniawan Beserta Ulasannya

Fimela.com, Jakarta Cantik itu Luka adalah sebuah buku novel karya Eka Kurniawan. Buku ini mulai diterbitkan ditahun 2002, dengan kerjasama bersama Akademi Kebudayaan Yogyakarta dan Penerbit Jendela. Kemudian cetakan kedua dan seterusnya, mulai tahun 2004 diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.

Novel Cantik itu Luka termasuk dalam novel genre fiksi sejarah, yang disisipkan cerita realisme tentang sejarah. Novel ini menceritakan tentang masa kolonial atau penjajahan, saat seorang perempuan dipaksa untuk menjual diri. Perempuan tersebut memiliki 3 anak cantik, dan ia berharap anak yang terakhir memiliki wajah yang buruk rupa. Akhirnya anak terakhir lahir seperti yang ia harapkan, dan diberikan nama Cantik.

Novel sastra ini, memiliki makna penuh dan memiliki beberapa pelajaran yang dapat diambil. Kalimat yang digunakan dalam setiap paragrafnya mudah dipahami, sehingga para pembaca dapat menikmati ceritanya yang menyentuh hati.

Untuk itu, berikut Fimela.com akan mengulas 10 kutipan terbaik novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan beserta ulasannya. Dilansir dari beragam sumber, simak ulasan selengkapnya. 

Ulasan Singkat Novel Cantik itu Luka Karya Eka Kurniawan

Judul Buku : Cantik Itu Luka

Pengarang : Eka Kurniawan

Tebal Buku : 479

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2015

Cantik itu luka merupakan novel pertama yang menjadi karya Eka Kurniawan, setelah sebelumnya menulis buku Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis.Cantik itu luka merupakan novel beraliran realisme magis yang berlatar sejarah perjuangan pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan bangsa Indonesia. Buku ini menguak perempuan yang dijadikan objek seksual bagi laki-laki. Sampai saat ini buku cantik itu luka sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa seperti Jepang, Inggris, dan Malaysia.

Tokoh utama dalam novel ini adalah seorang perempuan yang memiliki darah campuran Indonesia dan Belanda bernama Dewi Ayu yang lahir pada masa penjajahan Belanda. Dewi Ayu merupakan anak dari hasil perkawinan inses antara Henri Stammler dan Aneu Stammler yang merupakan pasangan satu ayah beda ibu. 

 

Adapun latar tempat dari novel ini yaitu Kota Halimunda merupakaan kota fiksi ciptaan Eka Kurnkiawan. Diceritakan juga dalam novel tersebut bahwa Dewi Ayu dianugrahi kecantikan dan kedewasaan berpikir diatas wanita seumurannya, hal ini membuat Dewi Ayu sangat menonjol dalam berbagai hal. Keputusan pertama yang membuat orang-orang terkejut adalah keputusan Dewi Ayu ingin menikahi Mak Gendik yang merupakan lelaki tua sebatang kara. 

Keputusan ini dilatarbelakangi karena Mak Gendik tidak lain adalah kekasih hati dari Mak Iyang yang merupakan nenek dari ibu Dewi Ayu sendiri. Hal ini dilakukan karena Dewi Ayu  ingin mencoba mengobati sakit hati dari Mak Gendik yang dilukai oleh kakeknya sendiri, ternyata kecantikan Dewi Ayu tidak mampu membuat Mak Gendik melupakan Mak Iyang. Justru Mak Gendik menyimpan dendam kepada keturunan Dewi Ayu dengan cara yang tidak pernah Dewi Ayu bayangkan sebelumnya.

Setelah melalui berbagai masa kehidupan yang cukup kelam, sehingga membuat Dewi Ayu seakan ditakdirkan menjadi seorang pelacur di tempat Mama Kalong. Karena keistimewaannya membuat Dewi Ayu sangat populer, tidak hanya ditempat pelacuran akan tetapi di Halimunda pada umunya. 

 

 

 

 

10 Kutipan Terbaik Novel Cantik itu Luka

1. “Ia sebenarnya waras bukan main, yang gila adalah dunia yang dihadapinya”― Eka Kurniawan

2. “Semua perempuan itu pelacur, sebab seorang istri baik-baik pun menjual kemaluannya demi mas kawin dan uang belanja, atau cinta jika itu ada.”― Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound

3. “If I might share my opinion, this world is hell, and our task is to create our own heaven.”― Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound

4. “You don't need to belong to one another in order to love one another.”― Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound

5. “Ini pohon ketapang menyedihkan itu, tempat kita berjanji akan bertemu kembali, kupersembahkan untuk kayu bakar pesta perkawinanmu.”― Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound

6. “It's not man's job to think about whether God exists or not, especially when you know that right in front of your eyes one person is stepping on another's neck.”― Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound

7. “Why,” Comrade Yono couldn’t stop himself from asking, “do you care so much about those newspapers?” “Because the Russian Revolution would never have succeeded if the Bolsheviks hadn’t had their newspaper.”― Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound

8. “Kecemasan datang dari ketidaktahuan.”― Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound

9. “Apakah aku perlu memberi rekomendasi ke rumah sakit jiwa?Tak perlu, ia sebenarnya waras bukan main, yang gila adalah dunia yang dihadapinya.”― Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound

10. “Lelaki yang tengah menyetubuhi si gadis segera mencabut kemaluannya, meninggalkan bunyi "splosh" yang menjijikan, dan berlari dengan wajah sepucat roti busuk, diikuti ketiga temannya.”― Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading