Sukses

Lifestyle

Selamat, Nicke Widyawati CEO Pertamina yang Masuk Daftar Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia

Fimela.com, Jakarta Nicke Widyawati Direktur Utama PT Pertamina (Persero) masuk ke dalam Daftar 100 Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia versi majalah Fortune. Dirinya menduduki posisi ke 17, turun satu peringkat dari tahun 2020 lalu. 

Rupanya, ada sejumlah CEO global lainnya yang masuk ke dalam daftar perempuan paling berpengaruh di dunia. Mereka adalah CEO Glaxo Smith Kline Emma Walmsley yang berada di peringkat pertama, diikuti CEO Ping An Group Jessica Tan di peringkat kedua.

Kemudian CEO Banco Santander Ana Botin di peringkat ketiga, dan CEO Macquarie Group Ltd Shemara R Wikramanayake di peringkat keempat.

Dikutip dari Liputan6.com, dalam laman terkait Most Powerful Women International, dikatakan bahwa perseroan, di bawah kepemimpinan Nicke mampu melewati tantangan triple shock yaitu jatuhnya harga minyak, penurunan permintaan bahan bakar dan tekanan nilai tukar selama pandemi 2020.

Berhasil capai target produksi

Ketiga faktor tersebut menyebabkan penurunan tajam dalam pendapatan Pertamina (turun 24 persen) dan laba (turun 58,4 persen) tahun lalu.

Namun kondisi itu telah membaik dan Pertamina mencapai target produksi pada paruh pertama tahun 2021. Pertamina juga mengalami kebakaran di dua kilangnya awal 2021 ini.

Di tengah tantangan tersebut, Fortune menyoroti upaya Widyawati dalam mendukung transisi energi Indonesia, dengan membangun portofolio sumber energi terbarukan untuk menggerakkan Indonesia yang lebih bersih di masa depan.

Sempat masuk ke urutan ke-16 di tahun 2020

Nicke menduduki posisi dirut Pertamina di tahun 2018 setelag upaya restrukturisasi. Ia juga banyak melakukan upaya transformasu Pertamina menjadi perusahaan induk dengan anak perusahaan publik selama dua tahun ke depan. 

Ketika berada di peringkat ke-16 dalam daftar Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia, Fortune menyoroti upaya Nicke Widyawati mengawasi sebuah perusahaan dengan pendapatan tahunan lebih dari USD 54,6 miliar dan sekitar 32.000 karyawan di seluruh dunia.

COVID-19 telah menghadirkan tantangan; pada bulan April 2020, Pertamina mengurangi target produksi minyak karena permintaan yang lebih rendah dan memotong biaya dan belanja modal, demikian paparan Fortune.

#Elevate Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading