Sukses

Lifestyle

Persahabatan Sehat Membentuk Kami jadi Perempuan yang Lebih Dewasa

Fimela.com, Jakarta Di bulan Oktober yang istimewa kali ini, FIMELA mengajakmu untuk berbagi semangat untuk perempuan lainnya. Setiap perempuan pasti memiliki kisah perjuangannya masing-masing. Kamu sebagai perempuan single, ibu, istri, anak, ibu pekerja, ibu rumah tangga, dan siapa pun kamu tetaplah istimewa. Setiap perempuan memiliki pergulatannya sendiri, dan selalu ada inspirasi dan hal paling berkesan dari setiap peran perempuan seperti tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Elevate Women: Berbagi Semangat Sesama Perempuan di Share Your Stories Bulan Oktober ini.

***

Oleh: Hikma

Aku dan sahabatku dipertemukan dalam suatu kampus. Dalam kerapuhan hidup yang kami jalani, kami saling menguatkan satu sama lain sehingga dapat menjadi perempuan yang berdaya seperti sekarang. Kami sama-sama mempunyai masa lalu yang buruk, tetapi tidak menghalangi kami untuk mempunyai masa depan yang cerah.

Sebelum aku mengenal passion dan self love, aku adalah seorang gadis yang sangat mengapresiasi prestasi diri, hingga menjadikannya ambisi. Saat itu aku pernah mengalami salah jurusan, yang membuatku mengalami depresi dan aku memutuskan resign dari kampus.

Aku menemui psikolog untuk mengatasi depresiku. Psikologku menyarankan supaya aku mengambil jurusan sesuai passionku dan tidak berkuliah di luar kota supaya tidak jauh dari keluarga. Karena menurut psikolog, aku mempunyai kecemasan yang tinggi. Aku tetap bersikeras ingin melanjutkan mimpiku berkuliah di luar kota. Sangat tidak mudah melanjutkan studi di tempat yang jauh dari keluarga bagi penderita anxiety, tetapi aku bersyukur karena keputusanku memilih keluar dari zona nyaman membuatku belajar untuk survive dalam berbagai keadaan.

Menemukan Sahabat Sejati di Kampus Baru

Aku memilih berkuliah pada jurusan yang sesuai dengan passionku, yaitu jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di salah satu universitas swasta di Semarang. Di kampus baru, aku menemukan sahabat yang mensupportku, ketika aku mengalami masa rapuh. Dia bernama Linda. Kami pertama kali bertemu ketika satu kelompok dalam penugasan.

Aku merasa nyaman berteman dengan Linda, karena dia memiliki sikap positif. Gadis yang murah senyum dan tulus bersahabat denganku meskipun aku mempunyai kekurangan. Linda mahasiswa cerdas di kelasku. Ketika ada tugas kelompok, dia yang mengurus tugas kelompok. Meskipun begitu, Linda mempunyai toxic relationship.

Dia mempunyai kekasih, tetapi kekasihnya tidak pernah mengapresiasi semua kelebihan yang Linda punya. Pacarnya lebih sering meremehkan dan selalu menyebut Linda mempunyai banyak sekali kekurangan, yang mengakibatkan Linda tidak menerima dirinya dan tidak pernah menyadari bahwa dia mempunyai banyak kelebihan. Linda sering tidak fokus terhadap studinya, jika sedang mempunyai masalah dengan pacarnya.

Selain Linda, aku dipertemukan dengan tiga sahabat yang lain. Kami berlima dipersatukan oleh kekurangan yang kami punya. Kami mempunyai kesamaan yaitu tidak suka menjadi pusat perhatian. Dalam menyelesaikan tugas kuliah kami selalu bersama dan saling tolong-menolong, supaya kami berhasil meraih satu tujuan bersama, yaitu menyelesaikan strata satu. Aku menamai kelompok kami dengan nama TIWISI singkatan dari Together We Can.

Sebelum terdiagnosis depresi, aku adalah seorang gadis yang ambisius terhadap prestasi dan gemar tampil di depan umum. Ketika aku mengalami depresi saat kuliah, semua seperti berbalik. Aku mengalami anxiety, ketika menghadapi UAS dan presentasi. Aku yang dulu sangat percaya diri ketika tampil di muka umum sekarang menjadi hilang kepercayaan diri. Saat aku merasa down, Linda selalu meyakinkan aku bahwa aku mampu, terkadang dia menginap di kosku untuk menemaniku belajar supaya aku merasa tenang.

 

 

Masalah Datang Saat Fase Terakhir Perkuliahan

Meskipun menjalani masa perkuliahan dengan banyak keterbatasan, akhirnya aku sampai pada tahap skripsi. Saat aku dan ketiga temanku yang lain, fokus mengerjakan skripsi, hal berbeda terjadi pada Linda. Pada waktu masa-masa bimbingan skripsi, pacarnya Linda tertimpa masalah yang cukup besar. Dia kalah dalam perjudian online, sehingga mengalami kerugian finansial. Dia mempunyai hutang puluhan juta karena perjudian itu. Pacar Linda merasa sangat frustasi, hal itu dilampiaskannya dengan melakukan kekerasan kepada Linda. Linda saat itu tidak pernah melakukan bimbingan karena sibuk menemani pacarnya, dia tetap setia kepada pacarnya, meskipun hal yang telah dilakukan kepada Linda sangat tidak patut.

Aku prihatin dengan yang dialami Linda. Linda seorang gadis yang cerdas tetapi impiannya hancur hanya karena seorang lelaki. Aku tidak ingin menghakimi dan terlalu ikut campur karena menyangkut ranah pribadinya. Saat aku bertemu Linda, dia tetaplah gadis murah senyum seperti kali pertama aku mengenalnya. Dia masih suka bercerita dan bercanda denganku seperti tidak terjadi problem berat dalam hidupnya. Aku hanya bisa tersenyum mendengar cerita Linda, seraya mendoakan semoga Linda mendapat solusi terbaik untuk masalahnya.

Tibalah saatnya kami berempat melakukan sidang skripsi. Kami saling mensupport satu sama lain ketika salah satu dari kami melakukan sidang. Meskipun hanya Linda yang belum berkesempatan melakukan sidang, dia tetap bersikeras datang ke sidang kami, padahal dia sedang tidak enak badan. Linda berkata dia tidak ingin melewatkan momen kebahagiaan kami berempat.

Aku telah menyelesaikan sidang dan dinyatakan lulus sidang skripsi tanpa revisi. Aku sangat bersyukur dengan hasil yang aku capai. Kini aku menemukan passion selain mengajar, yaitu literasi atau menulis. Aku melihat raut muka penuh kebanggaan Linda pada diriku. Aku bahagia sekaligus bersedih, Linda seseorang yang paling cerdas diantara kami, tidak akan bersama kami ketika wisuda. Aku seperti sedang melihat malaikat tidak bersayap sedang berdiri diantara kami berempat. Linda adalah hati paling tulus yang aku temukan, dia seseorang yang paling berbahagia ketika temannya berbahagia, dan orang pertama yang sedih ketika sahabatnya bersedih.

Setelah melakukan seremonial wisuda, aku harus pulang kembali ke kampung halaman. Hal yang paling berat adalah aku harus berpisah dengan Linda, karena dia masih melakukan bimbingan skripsi yang tertunda. Tak ada ekspresi kesedihan ditunjukkan Linda. Dia seperti sudah menemukan tujuan hidupnya yaitu membersamai kekasihnya dalam segala keadaan.

Aku mengajar di SD almamaterku dahulu. Saat aku mampu mengajar dan melihat anak-anak itu begitu menyayangiku, aku seperti menemukan lagi keprcayaan diriku yang sempat hilang karena depresi. Aku tidak pernah lagi merasakan anxiety, dan aku merasa pulih.

Meskipun berjauhan aku selalu berkomunikasi dengan Linda. Saat itu aku menanyakan perkembangan skripsinya. Dia mengatakan masih sulit fokus pada skripsinya, karena pacarnya semakin intens melakukan kekerasan kepadanya ketika merasa frustasi. Aku tidak terima dengan perlakuannya kepada Linda. Aku meminta Linda untuk berterus terang kepada keluarga pacarnya tentang kondisi anaknya. Linda berhak mempunyai masa depan yang cerah. Bukannya hancur di tangan lelaki tidak bertanggung jawab.

Pacarnya tidak mau sampai keluarganya tahu tentang masalahnya. Karena di mata keluarganya, dia adalah anak baik, berprestasi dan tidak pernah membuat masalah. Sungguh lelaki pengecut yang pernah aku temui.

Jam menunjukkan pukul tengah malam, Linda tiba-tiba meneleponku. Pacarnya melakukan percobaan bunuh diri, dan Linda mencoba mencegahnya hingga Linda hampir kehilangan nyawa. Sambil menangis, aku memohon kepada Linda supaya dia memutuskan hubungan dengan lelaki itu. Aku menjadi orang yang paling berdosa, jikalau terjadi sesuatu hal buruk terhadap Linda.

Linda menuruti keinginanku. Dia memutuskan hubungan dengan pacarnya. Aku menyarankan supaya memblokir nomor telepon pacarnya dan akun media sosialnya. Supaya Linda bisa fokus pada pengerjaan skripsi.

 

Menapaki Fase Pernikahan

Suatu hari ada seorang pemuda yang ingin berta’aruf denganku. Aku menerima pinangannya karena aku merasa sudah menemukan jati diriku. Selain mampu mengajar, salah satu penerbit tertarik dengan tulisanku, dan sedang dalam tahap proses penerbitan.

Saat hari pernikahanku, semua anggota keluargaku berkumpul. Aku ingin Linda ada bersamaku, menemani hari bahagiaku. Kebetulan pernikahanku dilaksanakan pada hari Minggu, dan Linda sedang berada di rumah. Linda datang bersama seorang lelaki, yang diperkenalkan kepadaku sebagai teman dekat. Aku bersyukur Linda telah menemukan seorang kekasih yang baik hati. Linda bercerita bahwa dia adalah teman kecilnya semasa SD. Dia sangat baik dan mengapresiasi segala kelebihan Linda dan menerima masa lalu Linda.

Dikaruniai Putri Cantik

Selang empat bulan pernikahanku, aku dinyatakan positif hamil. Aku sangat bersyukur Allah memberi kepercayaan kepada kami untuk menjadi orang tua. Aku dikaruniai putri yang cantik dan sehat.

Linda dan ketiga temanku yang lain datang menjenguk putri kecilku. Hal ini seperti reuni bagi kami berlima. Satu persatu dari kami mulai menemukan tambatan hati, salah satu dari kami bahkan sudah menjadi guru bergelar Aparatur Sipil Negara (ASN). Saat itu hanya Linda yang belum menyelesaikan studinya, tapi kami berempat yakin Linda mampu melalui ini semua, karena dia sudah memutuskan mengakhiri hubungannya yang tidak sehat.

Beberapa bulan kemudian Linda wisuda, member tiwisi datang merayakan keberhasilan Linda, aku tidak bisa menghadiri hari bahagia Linda karena mempunyai bayi. Aku merayakan keberhasilan Linda via video call. Tak terasa air mataku menetes menyaksikan kami berlima kini mulai menemukan mimpi dan jati diri masing-masing.

Menjadi Wanita Berdaya Setelah Melalui Rintangan

Linda kembali ke kampung halaman. Dia mengeluhkan sulit mencari tempat mengajar di desa, tetapi berkat support dari kekasihnya, Linda diterima di SDN di kotanya. Linda juga mengikuti seleksi ASN, tetapi gagal. Linda pantang menyerah, ketika ada pembukaan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak), Linda mencoba mengikutinya kembali.

Kali ini Linda lebih legowo dan tidak terlalu berambisi. Linda dinyatakan lolos seleksi PPPK. Aku bersyukur dan sangat mengapresiasi keberhasilan Linda. Karena aku sangat memahami, bahwa Linda mempunyai kapasitas untuk menjadi seorang guru yang hebat. Keputusannya berani memutus toxic relationship, mengatarkannya menjadi perempuan berdaya, meskipun jalan hidup tidak selalu mulus.

 

 

 

#ElevateWoman

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading