Sukses

Lifestyle

Hanya Bisa Berjumpa Ayah Lewat Mimpi, Itu Sudah Cukup Mengobati Rindu

Fimela.com, Jakarta Membahas kisah dan cerita tentang ayah memang tak ada habisnya. Begitu banyak momen tak terlupakan yang kita miliki bersama ayah tercinta. Mulai dari momen paling bahagia hingga momen paling sedih. Setiap hal yang berkaitan dengan ayah selalu berkesan seperti tulisan kiriman Sahabat Fimela yang disertakan dalam Lomba Share Your Stories November 2021 Surat untuk Ayah berikut ini.

***

Oleh: Endah Safitri

Teruntukmu bapak, belahan jiwa, cinta pertama, panutan, dan teman cerita terbaik. Tempatku bermanja, orang yang selalu khawatir jika aku terlambat pulang, dan yang paling paham makanan kesukaanku karena kesukaan kita yang sama, makan mi ayam dan nasi goreng.

Tujuh bulan sudah ya Pak kita tidak bertemu, sudah cukup lama juga kita tidak berbincang dan bercanda seperti dulu. Ah, aku rindu sekali, Pak, ingin sekali ngobrol walaupun hanya sekejap. Ya kita hanya bertemu hanya lewat mimpi ya Pak. Allah begitu Maha Baik buat kita karena menjadikan kita ayah dan anak yang akur.

Tapi, semenjak tanggal itu tepat di hari itu saat usiaku tepat 30 tahun, dipuasa hari kedua tanggal 14 April 2021, Aku merasa duniaku runtuh. Runtuh dan hancur lebur, di saat aku dapati dirimu terbaring di ruang tamu dikelilingi oleh orang-orang yg menyayangimu. Tubuhku lunglai, lemah tak berdaya, jatuh begitu saja di depan orang banyak, di depan suamiku, mertuaku, serta kerabatku. Akhirnya kamu menyerah, menyerah setelah 7 bulan juga kamu berjuang melawan derita. Kamu pulang ke hadapan Penciptamu.

Teringat di saat aku harus mencari donor darah, di PMI pusat karena HBmu hanya 5. Golongan darahmu tergolong langka, aku berjuang mencari bersama suamiku. Walaupun sudah berusaha, dan hasilnya nihil.

Aku lihat suamiku tertunduk di bahuku, kulihat tangisnya pecah seakan dia merasa gagal karena tidak mendapatkan apa pun. Aku coba menguatkannya, walaupun aku sendiri harus terisak pula dalam tangisku tanpa dia tahu.

Bapak yang harus bolak-balik masuk RS dan ditemani silih berganti oleh adik-adikku, ditambah lagi di saat bapak dirawat dirumah sakit pemerintah, mama juga sakit yang lumayan berat. Di sanalah air mataku bertambah bercucuran.

Teringat Pak, setelah aku menikah, aku tinggalkan dirimu dan mama untuk ikut suamiku. Aku tahu kamulah yang paling kesepian setelah kepergianku. Tapi apa bapak tahu, setiap aku menangis, yang kucari adalah dirimu, yang paling aku rindukan adalah dirimu.

Makanya setiap akhir pekan, aku akan mengunjungi bengkelmu lebih dulu untuk bertemu dengan dirimu yang tubuhmu penuh dengan oli dan pasir karena kamu, "Ngolong di bawah mobil." Di sana kamu ajak cucu kesayanganmu beli es krim walaupun dokter sudah melarang karena anakku amandel.

Selalu menangis dengar cerita dulu waktuku kecil, bapak pernah jalan kaki dari Pasar Minggu ke Tanjung Priok bersama teman-temanku untuk mencari nafkah, tapi hasilnya nihil. Kita yang pernah bikin kompor kayu karena kita tidak ada uang sama sekali untuk beli gas dan makanan.

 

Semoga Ayah Bahagia di Sisi-Nya

Ingat waktu rumah kita roboh, dan ada saudara yang sepelekan bapak sampai bapak menangis. Ingat saat bapak hujan deras menjemput aku di halte busway dan memberikan jas hujannya untukku. Ingat waktu bapak pernah marah dan menggebrak pintu kamarku. Dulupun pernah bapak gadaikan sertifikat rumah untuk biaya sekolahku. Ditambah lagi, aku yang pernah kabur dari rumah karena bertengkar dengan mama tengah malam, kamu yang paling pertama mencariku.

Saat ada beberapa lelaki melamarku, dan mama tidak setuju, hanya dirimu yang memberiku kesempatan untuk memilih, dan kujatuhkan pilihan pada suamiku, yang insyaallah akan menjadi lelaki terbaik setelahmu.

Ah, terlalu banyak kenangan manis dan pahit itu, Pak. Sampai aku bingung harus berapa banyak lagi aku menulisnya karena aku yakin, tidak akan ada habisnya tentang dirimu.

Pak, selepas kepergianmu, ada berkah tersendiri di hidupku, walaupun aku harus dihadapkan oleh trauma hari ulang tahun karena akan mengingatkanku akan luka atas kepergianmu. Berat sekali Pak.

Tapi Allah Maha Baik, di saat aku rapuh atas kepergianmu, Allah titipkan malaikat kecil di rahimku, tepat setelah bapak berpulang. Anak yang memang sudah lama aku, suami dan sulungku menunggu. Hadirnya sebagai penghibur hatiku yang telah rapuh.

Terima kasih Pak, terima kasih sudah mengajarkan aku menjadi sosok anak pertama yang tangguh, yang keras hati, yang cuek akan cap dan hinaan orang. Terima kasih sudah menjadi ayah yang baik dan perhatian. Terima kasih sudah menjadi kakek yang teramat mencintai cucu-cucunya.

Pak, tak banyak lagi yang dapat aku tulis tentangmu, karena takkan pernah ada habisnya cerita tentang kebaikan-kebaikan mu. Aku, mama, adik-adik, Abang Hamzah, Banny, Izan, Ade Kiki, Alesha, dan menantu-menantu bapak merindukan bapak selalu.

Bahagia di sana ya Pak, semoga Allah menjadikan bapak sebagai hamba-Nya yang saleh dan ditempatkan di sisi terbaik oleh Allah.

 

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading