Sukses

Lifestyle

Ibu Sudah Berjuang Semampunya, Tak Patut Aku Menuntutnya Serba Sempurna

Fimela.com, Jakarta Selalu banyak cinta dan hal istimewa dalam hubungan seorang anak dan ibu. Mungkin tak semuanya penuh suka cita, sebab ada juga yang mengandung duka lara. Masing-masing dari kita pun selalu punya cerita, seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela untuk mengikuti Lomba Ungkapkan Rasa rindu pada Ibu di Share Your Stories Bulan Desember ini.

***

Oleh: Milka

Semua manusia pasti pernah hidup di dalam seorang ibu, menjalankan aktivitas bersama, merasakan apa yang sedang ibu rasakan. Katanya apa yang dilakukan seorang ibu saat sedang mengandung akan berpengaruh dalam perkembangan anaknya. Tidak sedikit orang yang merasa bahwa pengaruh buruk itu berasal dari orang tua, bahkan ibu sendiri.

Ibu yang selama aku kecil jarang berada di rumah, selalu bekerja dari jam 9 pagi hingga 4 sore, baru sampai rumah setelah matahari terbenam. Ibu yang selalu mengajakku untuk naik kendaraan umum, dari becak hingga mikrolet. Ibu yang juga menyiapkan pakaian untuk sekolah, mengajarkan aku untuk mandi dan berpakaian, hingga memakai kaos kaki. Oh, iya, ibu juga yang menyiapkan susu untuk aku bawa pergi sekolah.

Kepergian Ayah Membuat Pandanganku Berubah

Akan tetapi, kepergian ayah membuat semua pandanganku itu berubah. Aku merasa patut untuk menyalahkan ibu yang tidak berjuang untuk kesehatan ayah ataupun keutuhan keluarga. Kira-kira hampir masa kecilku dibuang untuk rasa benci itu. Akan tetapi, semenjak beranjak SMA dan mulai mengenal dan menghabiskan waktu bersama dengan ibu, kusadari ternyata tidak seperti itu. Ternyata ibu sudah berjuang semampunya.

Ibu yang bangun pagi dan harus mengurus kedua anaknya untuk sekolah, lalu bersiap pergi kerja dan lari-lari mengejar mikrolet, pulang kerja harus mengajari anak-anaknya kembali. Saat malam ibu akan diam-diam mengobati luka di kakinya karena terjatuh saat mengejar mikrolet.

Memang tidak ada waktu untuk kami menghabiskan waktu luang bersama, tapi itu wajar. Ibu sudah berjuang, agar anak-anaknya bisa sekolah dan menamatkan kuliahnya. Ibu jugalah yang akan menghantarkan kami, kedua anaknya, ke depan altar suatu saat nanti. Iya, suatu saat, pasti akan tiba waktunya dan ibu akan melakukannya.

Setiap kali ada perasaan negatif, apalagi dengan ibu, aku pasti akan mengingat hal-hal yang telah ibu lakukan. Itu tidak mudah! 

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading