Sukses

Lifestyle

4 Cara Insecurity Menghambat Pertumbuhan Diri Sendiri

Fimela.com, Jakarta Setiap orang berjuang menghadapi rasa tidak aman atau insecurities-nya masing-masing. Ada yang secara terang-terangan mengatakannya, beberapa menyembunyikannya, dan banyak juga yang dapat menangani insecurities dengan baik. 

Intinya setiap orang sedikit banyak merasa khawatir tentang apa yang dipikirkan orang tentangnya dan akankah diterima dalam kelompok tertentu atau tidak. Sebab itu banyak yang terobsesi untuk lebih pintar, lebih tangguh, lebih cerdas, lebih berpendidikan, sampai lebih cantik dan tampan. 

Dan mengapa kita lebih berjuang dengan rasa tidak aman daripada berjuang untuk mengatasinya? Sebab sangat sulit, karena kita tidak dapat mengatasi sesuatu yang tidak kita akui, termasuk insecurities.

Mengatasi rasa tidak aman dimulai dengan pengakuan bahwa kita sedang berjuang, dan memiliki keberanian untuk menghadapi apa yang akhirnya ingin kita kalahkan. Berikut empat cara insecurities dapat menghambat pertumbuhan personal kita melansir dari lifehack;

1. Hidup untuk persetujuan, penerimaan, dan penegasan

Banyak orang yang hidup untuk mendengar seseorang berkata "good job" atau "kamu sangat pintar". Apa pun yang menyetujui perilaku, tindakan, atau penampilan kita merasa membuat mereka layak dan dihargai.

Tentu tak ada yang salah dengan perasaan tersebut, karena setiap orang memiliki kebutuhan untuk mengetahui mereka dicintai dan dihargai. Namun saat hal tersebut menjadi obsesi, itu menjadi masalahnya. 

Saat kita tak mendengar kata-kata di atas, ada perasaan kita tidak disukai orang dan membuat citra diri dilucuti. Saat tujuan dan impian kita bergantung pada penerimaan orang lain, kita jarang mencapai apa yang kita coba tuju.

Persetujuan, penerimaan, dan penegasan hanya baik jika dalam dosis yang sehat. Terlalu banyak membuat kita tercekik dan terjebak dalam siklus di mana kita sangat menginginkan persetujuan sehingga mempertanyakan semua yang dilakukan dan dikatakan orang baik di kehidupan nyata atau media sosial.

 

 

2. Mengizinkan keraguan untuk 'membunuh' tindakan

Setiap orang menghadapi keraguan di beberapa titik dalam hidupnya. Namun, apa pun masalahnya, kita harus belajar mengatasi keraguan setiap hari untuk mencapai tujuan kita.

Kita bisa dikatakan berkembang saat dengan sengaja mengangkat tangan untuk menyuarakan keraguan. Suara kecil di kepala yang mengatakan "Kamu tidak bisa", "Kamu bodoh", "Kamu tidak akan pernah berhasil" akan selalu ada.

Alih-alih berfokus pada hal terburuk yang bisa terjadi, pikirkan tentang bagaimana kita dapat mengambil tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Keraguan membunuh tindakan bahkan sebelum dimulai, dan kita harus menutup pintu keraguan beserta suaranya yang nyaring agar berhasil.

 

 

3. Kita menyimpan citra diri yang negatif

Saat orang mengkritik kita, kita dapat mulai menginternalisasi apa yang dikatakannya dan mulai mengkritik diri sendiri. Menyimpan kritik negatif sambil meragukan kemampuan kita dan mencari persetujuan dari orang-orang di sekitar kita membawa ke jalan yang curam untuk selalu membandingkan diri dengan orang lain.

Kita bisa menjadi kebalikan dari kritik yang ditujukan, menjadi pintar, berbakat, dan kompeten. Tetapi jika kita melihat diri sendiri bodoh, kurang kompeten, dan gagal, begitulah tindakan yang akan terjadi.

Orang bertindak sesuai dengan keyakinan yang mereka miliki tentang diri mereka sendiri. Tetapi mereka tidak melihatnya dan tidak mempercayainya yang akhirnya menyabotase diri sendiri.

 

 

4. Kita tidak menerima diri sendiri atau orang lain dengan apa adanya

Ini adalah salah satu hambatan terbesar untuk mengatasi rasa tidak aman. Penerimaan. Tentu semua orang tidak sempurna dan kita semua tahu. 

Tetapi kita mencoba untuk terlihat sempurna, dari tubuh sampai penampilan, yang akhirnya membawa gagasan penolakan pada diri sendiri. Padahal hal itu adalah yang sebenarnya paling penting. 

Secara lahiriah kita menolak diri sendiri karena kelebihan berat badan atau memiliki terlalu banyak lemak, berjerawat sampai bintik hitam. Secara internal, kita menolak diri sendiri karena tidak menyukai bagian diri yang sombong, malas, tidak jujur, dan penuh kebencian.

Menerima diri sendiri bukan berarti melepaskan hal-hal yang menjadi kekuatan kita untuk berubah. Namun, tidak menerima diri sendiri (dan orang lain) adalah masalah besar yang hanya membuat kita semakin tidak percaya diri, tidak percaya pada orang lain, dan tidak sehat secara fisik, emosinal, dan mental.

#WomenForWomen 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading