Sukses

Lifestyle

Diary Fimela: Kisah Rumini, Tinggalkan Karier Cemerlang Demi Menjadi Peternak Sapi

Fimela.com, Jakarta Hidup di kota dan memiliki karier cemerlang merupakan impian bagi sebagian orang ya, Sahabat Fimela. Namun berbeda dengan seorang wanita bernama Rumini. Demi memenuhi gizi dan mencegah stunting masyarakat Indonesia, Rumini rela meninggalkan karier marketingnya untuk menjadi peternak sapi di desa.

“Saya dulunya kerja marketing, saya bekerja untuk beli sapi-sapi. Lalu saya dari kota ke desa untuk menjadi peternak sapi,” tuturnya dalam webinar Hari Gizi Nasional 2022 Frisian Flag Indonesia, Selasa, (25/1/2022).

Sebab, menurut data Global Nutrition Report (GNR) tahun 2020 menunjukkan Indonesia mengalami triple burden masalah gizi, yaitu kekurangan gizi mikro, kekurangan makro, dan gizi lebih. Di sisi lain, ketersediaan akses bagi produk bergizi memang masih menjadi tantangan tersendiri. Hal ini tak lepas dari kondisi ekonomi dan sosial khususnya bagi kalangan yang kurang mampu.

Oleh karena itu, Rumini yang juga merupakan peserta program Kartini Peternak Indonesia binaan FFI termotivasi untuk membuat peternakan sapi perah agar bisa ikut andil dalam pemenuhan gizi di Indonesia melalui kemampuan yang dimilikinya.

“Saya percaya, susu memiliki peran penting dalam kemajuan keluarga Indonesia. Inilah mengapa, meski bukan tanpa tantangan, saya terus bergerak maju untuk ambil bagian dalam pemenuhan gizi keluarga Indonesia,” jelas Rumini.

 

Sudah Mencintai Sapi Sejak Kecil

Rumini bercerita, profesinya sebagai peternak sapi didorong karena kecintaannya terhadap sapi. Saat kecil, orangtuanya memiliki peternakan sapi. Namun sayangnya, tak lama kemudian sapi-sapi tersebut terpaksa harus dijual lantaran adanya risiko kematian yang tinggi.

“Dulu awalnya karena saya cinta banget sama sapi, orangtua saya sebagai peternak punya hampir tiga ekor, tapi setelah dua tahun mereka enggak kuat mental karena ada risiko kematian, orangtua saya lalu down, semua dijual,” cerita Rumini.

Rumini yang kala itu masih kecil pun merasa sedih karena kehilangan sapi-sapi kesayangannya. Mulai dari situlah dia berambisi membuat untuk membuat peternakan sapi. “Saya tetep kekeuh memelihara sapi. Akhirnya saya sisain satu sapi buat modal awal saya,” terangnya.

Melawan Stigma Bekerja di Bidang yang Didominasi Pria

Tidak dapat dipungkiri, sebagian besar mata pencarian menjadi peternak digeluti laki-laki. Karenanya, tak sedikit orang disekelilingnya yang mengejek serta merendahkan pekerjaanya.

“Ini hambatan jadi seorang peternak perempuan, mulai dari stigma orang-orang tentang peternak yang cocoknya untuk pria. Tapi saya enggak pernah down, apalagi saya hanya lulusan SMA,” kata Rumini.

Rumini tetap yakin dan optimis dengan profesi yang kini digelutinya. Dia terus melangkah maju dan memilih untuk menghiraukan omongan sekitar.

“Omongan-omongan, hambatan-hambatan di luar saya tabrak saja. Enggak saya gubris,” sambungnya.

Terbukti, berkat usaha kerasnya Rumini kini sukses memiliki peternakan sapi dan sapi perah sebanyak 24 ekor di Lembang, Jawa Barat. Selain membantu ekonomi keluarga, dirinya sangat senang bisa ikut serta dalam memenuhi gizi masyarakat Indonesia.

Kini, Rumini sudah sukses memiliki peternakan sapi perah dengan 24 ekor sapi di Lembang. Selain membantu ekonomi keluarga, dia pun ikut serta dalam memenuhi gizi masyarakat Indonesia. Tentu saja ini menjadi kebanggan tersendiri bagi Rumini.

 

#Women for Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading