5 Bukti Menikmati Kesendirian Bisa Bantu Mendewasakan Diri

Di antara kita mungkin ada yang terjebak dalam sindrom anak baik (good child syndrome). Mengutip buku How to Love, sindrom anak baik membuat kita hanya memikirkan kewajiban dan menekan keinginan kita sendiri. Jika sindrom ini terus berlanjut, kita jadi sulit bahagia karena selalu merasa punya kewajiban untuk memenuhi keinginan orang lain meski harus menahan kepahitan sendiri. Maka dari itu, kita perlu waktu untuk menyendiri atau menikmati kesendirian agar kita bisa makin mengenal diri kita sendiri. Kesendirian akan memberi ruang bagi kita untuk tahu apa yang sebenarnya kita sukai dan inginkan.

Saat kita sudah tahu apa yang kita suka dan inginkan, kita akan lebih mudah menemukan dan mencari cara untuk membahagiakan diri sendiri. Kita tak lagi merepotkan orang lain untuk membuat kita bahagia. Serta tak merasa gampang kesal atau kecewa saat harapan atau keinginan kita belum bisa dipenuhi oleh orang lain.

Stres dan tekanan hidup kadang harus kita terima dan hadapi apa adanya. Yang perlu kita lakukan adalah mengelolanya dengan baik agar hidup kita bisa tetap berjalan dengan baik. Menikmati kesendirian akan membuat kita bisa lebih fokus pada diri sendiri dan makin paham apa yang paling kita butuhkan saat sedang stres agar kondisi bisa membaik.

Berhadapan dengan diri sendiri, kita perlu menerima semua ketidaksempurnaan yang ada. Belajar menerima diri dengan lebih utuh akan membantu kita memiliki emosi yang stabil. Sebab dengan penerimaan diri, kita lebih mudah memposisikan diri di berbagai situasi tanpa harus menyusahkan atau merepotkan lebih banyak orang.

Walau belum kaya raya atau punya kekayaan yang melimpah, kita sudah bisa lebih mandiri memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok kita sendiri. Saat merantau misalnya, kita akan ditempa untuk bergantung pada diri sendiri dengan lebih mandiri. Kesendirian menjadi sebuah poros untuk membantu kita bergerak meningkatkan kualitas hidup kita sendiri. Sehingga, kedewasaan dan kematangan diri jadi ikut membaik.

Kesendirian tidak selalu merupakan hal buruk atau negatif. Kita bisa menyikapinya dengan sudut pandang positif demi hidup yang lebih baik lagi.

#WomenforWomen