Sukses

Lifestyle

Benarkan Pandemi Covid-19 Membuat Orang Menjadi Introvert? Simak Penjelasannya

Fimela.com, Jakarta Kehadiran pandemi Covid-19 membawa pengaruh untuk besar bagi sebagian orang, tidak hanya dari sektor ekonomi melainkan kepribadian seseorang. Banyak yang mengatakan bahwa pandemi Covid-19 membuat orang yang sebelumnya mampu bergaul dengan banyak orang (ekstrovert), kini berubah menjadi pribadi yang tertutup (introvert).

Dilansir dari newscientist.com berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 7 ribu orang dewasa di AS, ditemukan bahwa orang menjadi lebih introvert, tertutup, dan lebih berhati-hati dibandingan sebelum adanya pandemi Covid-19.

Peneliti dari Florida State University, Angelina Sutin mengungkapkan bahwa sebelumnya para psikolog melakukan penelitian mengenai dampak psikologi Covid-19 yang berfokus pada hasil kesehatan mental, bukan perubahan kepribadian. Melalui penelitian ini membuat Sutin dan para peneliti lainnya memfokuskan diri terhadap hasil yang ditemukan.

Dari data yang ditemukan para peneliti menganalisis berdasarkan data dari orang-orang yang telah menyelesaikan tes kepribadian baik sebelum dan sesudah Maret 2020, yaitu ketika AS memberlakukan pembatasan Covid-19 yang luas dan ketat.

Para peneliti membandingkan perubahan kepribadian yang terjadi selama tahun pertama dan kedua pandemi melalui perubahan tersebut kepribadian normal yang diharapkan selama periode itu. Dari penelitian tersebut ditemukan adanya perubahan angka kepribadian dalam penilaian yang dilakukan sebelum dan pertengahan bulan Maret 2022.

 

 

Keramahan Menurun

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutin menemukan data bahwa rata-rata, keramahan orang menurun hampir 1,5 kali lipat dari tingkat biasanya. Kepribadian seseorang yang sebelumnya ekstrovert pun menurun menjadi 2,5 kali lipat. Hal ini menunjukkan bahwa dalam waktu yang singkat kepribadian orang dapat berubah dari biasanya karena hadirnya pandemi.

Biasanya perubahan kepribadian ini terlihat pada orang yang lebih dewasa atau orang tua. Sedangkan, untuk orang yang berusia di bawah 30 tahun memiliki kesadaran yang menurun. Menurut Sutin, hal ini dapat terjadi karena pandemi Covid-19 mengganggu pengalaman di masa dewasa dan muda, seperti ketika orang memulai pekerjaan atau kuliah.

Peneliti dari University of California Riverside, Howard Friedman mengatakan kesadaran yang rendah dapat dikaitkan dengan prestasi akademik dan kerja yang menurun drastis. Namun, belum dapat dipastikan apakah perubahan kepribadian karena pandemi dapat bertahan lama atau hanya sementara.

"Ciri-ciri kepribadian dapat melakukan pekerjaan yang baik dalam memprediksi pola psikologis dan perilaku sepanjang waktu," kata Howard Friedman.

 

 

Beradaptasi untuk Kehidupan Setelah COVID-19

Dilansir dari verywellmind.com terdapat tiga tipe kepribadian yang dimiliki oleh orang, namun bagaimana orang-orang dengan tipe kepribadian yang berbeda mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan setelah Covid-19?

Ekstrovert 

Ekstrovert merupakan kepribadian yang cenderung suka berkembang dalam situasi sosial. Orang-orang ekstrovert mendapatkan energi melalui interaksi yang dilakukan dengan orang-orang yang ditemui.

Hadirnya pandemi membuat orang-orang menjaga jarak untuk melakukan kontak dengan orang lain, hal tersebut sangat membebani orang ekstrovert untuk berkembang dalam situasi sosial. Setelah dua tahun berlalu, pandemi mulai berangsur menghilang membuat orang ekstrovert merasa lega karena dapat kembali ke rutinitas pra pandemi yang membuat mereka dapat bersosialisasi dengan banyak orang.

Introvert 

Berbeda dengan orang ekstrovert, orang dengan jenis kepribadian introvert cenderung menyukai kehadiran pandemi karena mereka tidak perlu repot untuk berinteraksi dengan banyak orang. Jenis kepribadian ini biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk memulihkan tenaga setelah menghabiskan waktu dengan lingkungan sosial.

Ambivert

Ambivert merupakan kepribadian yang berada di tengah-tengah orang introvert dan ekstrovert. Kepribadian ini memiliki karakteristik dari kedua kepribadian yang ada, mereka sering kali sebut dengan “introvert yang suka bergaulbergaul.”

Sama seperti ekstrovert, orang ambivert mungkin lebih merasa kehidupan kembali setelah berakhirnya masa pandemi Covid-19. Meskpun demkian, mereka akan kembali ke rutinitas untuk menghabiskan waktu dengan banyak orang, meskipun sesekali beristirahat.

 

Penulis: Angela Marici

#Women for Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading