Sukses

Entertainment

5 Hal yang Membuat Film Flight 555, Berbeda dari Komedi Biasa

Fimela.com, Jakarta Di tengah film bergenre horor yang tengah menggeliat di industri perfilman tanah air, Flight 555 menjadi salah satu yang segar. Film ini merupakan komedi pembajakan pesawat Boeing 747-400.

Menggunakan setting pesawat tersebut, Citra Visual Sinema pun membesut sesuatu yang baru dan mahal dalam perfilman Indonesia. Menurut Niken Septikasari selaku produser dan juga Raymond Handaya sebagai sutradara, awalnya ia hanya ingin membuat film komedi yang berbeda dari film dengan genre sejenis.

"Awalnya pengen drama komedi dengan cerita yang berbeda. Kita putuskan syuting tentang pembajakan di pesawat. Drama komedi yang kita bungkus dengan cerita penerbangan," kata Raymond di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (15/1/2018) malam.

Sekilas tentang film, cerita di film ini bermula dengan sosok tokoh utama yaitu Putu yang bekerja di Jakarta. Ia segera pulang ke Bali karena mendapatkan kabar bahwa orangtuanya sakit keras.

Di tengah perjalanan menggunakan pesawat Komo 555, ia harus dihadapkan dengan dua pembajak yang ingin membawa pesawat ke Papua dan menuntut tebusan Rp 5 Milyar. Ia bersama penumpang lain pun harus berjuang agar pesawat tetap mendarat di Bali. Berikut 5 hal yang membuat film Flight 555, berbeda dari komedi biasa.

1. Syuting di Pewasat

Film ini mengambil syuting selama 18 hari hanya di pesawat. Namun, bukan berarti tanpa pengorbanan dari para pemain yang dalam ceritanya menjadi sandera sebuah drama pembajakan pesawat.

"Film ini dibuat dengan penuh kerja keras," ujar Tarra Budiman. "Kita harus panas-panasan di dalam pesawat. Dan juga tidak bisa sembarangan karena kan syuting ada di hanggar pesawat," imbuh Ingrid Wijanarko.

 

2. 38 Pemain Bergabung

Didukung lebih dari 38 pemain termasuk Mikha Tambayong, Tarra Budiman, Gisella Anastasia, Mathias Muchus, Jaja Miharja, Mo Sidik, Rian D'Masiv, Ingrid Wijanarko, Arafah Rianti, Samuel Zylgwyn, Meriza Febriani, dan lainnya.

Baik pemain, produser, maupun sutradara mengatakan optimis film ini bisa menghibur penonton. "Semoga filmnya menghibur. Bisa lupakan masalah bagi yang nonton," kata Raymond Handaya. "Jujur, tadi sepanjang film ketawa terus," tukas Rian D'Masiv.

 

3. Proses Rumit

Bagi Mikha Tambayong, film yang mengambil cerita komedi pembajakan pesawat Boeing 747-400 tersebut merupakan yang pertama. Ia yang terbiasa dengan genre drama mengaku kesulitan ketika melakoni film komedi.

"Menurut aku, film ini gak mudah banget produksinya. Ini juga menjadi yang pertama main di film komedi," kata Mikha Tambayong.

 

4. Dukungan Komika

Karena merasa tidak mudah ketika menghibur orang lain lewat jalur komedi, Mikha Tambayong pun terkagum dengan para komika yang ikut terlibat dalam film yang disutradarai oleh Raymond Handaya tersebut.

"Sangat gak gampang ya. Salut untuk para komedian yang keren dalam film ini. Gak gampang ternyata membuat orang tertawa. Setelah lihat filmnya, untuk aku pribadi sangat lucu banget," tutur Mikha.

5. Totalitas Pemain

Tak hanya menahan tawa ketika terlibat syuting dengan para komedian. Namun Mikha Tambayong juga berusaha total untuk berperan sebagai seorang pramugari. Mikha mengaku harus memotong rambut dan belajar langsung dengan pramugari profesional.

"Banyak kendala, pre produksi, workshop, scene by scene. Aku pengen total. Potong rambut aku. Kita belajar langsung ama pramugari yang aslinya. Diberikan wawasan. Agar scene by scene merasakan yg sebenernya. Gesture dan lainnya diarahin ama pramugari aslinya," tukas Mikha. Film Flight 555 akan segera tayang pada 18 Januari 2018.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading