Sukses

Entertainment

Eksklusif, Armand Maulana dan Semangat Bersolo Karier

Fimela.com, Jakarta Luapan ide dan kehendak berkarya sebaiknya janganlah dipendam. Demikian hal yang diyakini Armand Maulana ketika akhirnya memutuskan menjejakkan langkah di solo karier, setelah dua dekade mengarungi belantika musik sebagai vokalis dari band GIGI.

***

Pilihan ini tentunya tidak hanya menjadi jawaban atas penantian banyak penggemar, tetapi juga momen kebebasan atas gagasan Armand yang tersimpan sekian lama. Tak hanya wacana, pemilik nama lengkap Tubagus Armand Maulana ini membuktikan eksistensi di industri musik dengan bersolo karier.

Armand Maulana kemudian memperkenalkan debut single solo yang bertajuk Hanya Engkau Yang Bisa kepada khayalak pada Maret 2016 lalu. Kurang dari setahun, Armand kembali meluncurkan single keduanya, Sebelah Mata, pada Desember 2016. Eksplorasi dan kuatnya rasa untuk berkarya membawa Armand merilis single ketiga, Tunggu di Sana, Desember 2017.

Spirit Armand di dunia solo karier memang patut diacungi jempol. Berlandaskan keteguhan hati ingin mengemas dengan sentuhan musik era 80-an, kehadiran single Tunggu di Sana menyajikan lirik yang sederhana dan sangat dekat dengan kehidupan setiap orang.

"Tunggu di Sana sebenarnya satu lirik yang terjadi bisa setiap hari, menit, detik kepada setiap orang. Cuma memang kita nggak bisa memungkiri bahwa kalau kita di jalur pop pasti orang lebih ke hubungan antara dua manusia. Liriknya simple banget," jelas Armand Maulana kepada Bintang.com, beberapa waktu lalu.

Selain itu, perjuangan dan semangat sang vokalis GIGI tersebut ternyata membawa beberapa kejutan menarik, khususnya ketika hadir dengan single Tunggu di Sana. Adalah penggarapannya yang begitu kilat dan sukses membuat video klip di Tokyo, Jepang, dalam waktu yang singkat.

Armand Maulana berbagi kisah lebih mendalam mengenai dirinya memaknai bersolo karier, lika-liku penggarapan single dan video klip Tunggu di Sana, hingga project album yang telah ia siapkan. Simak wawancara eksklusif Bintang.com bersama Armand Maulana lewat rangkuman berikut ini.

Cerita di Balik Tunggu di Sana

Armand Maulana kembali memperkenalkan single terbarunya, Tunggu di Sana. Sederet cerita tak terlupa turut mengiringi kehadiran single ketiga vokalis GIGI tersebut.

Makna yang ingin disampaikan lewat single ini?

Banyaknya lagu dari dulu sampai sekarang akhirnya mendorong para komposer untuk mencari sebuah lirik yang kreatif. Saya memilih ini karena memang simpel terjadi setiap hari dan kata tunggu di sana bisa viral. Makanya terus terang saya lagi senang promokan single ketiga ini, kalau saya posting di media sosial bermain dengan kata-kata itu.

Mengapa memberikan sentuhan berbeda di single-single yang dirilis?

Saya selalu ngomong dalam project solo ini saya betul-betul mengeluarkan apa yang tidak bisa tersampaikan selama sekian tahun di GIGI. Inilah yang tidak bisa saya sampaikan di sini, dari segi lagu, aransemen, lirik, look. Jadi, yang mau saya tampilkan sisi-sisi influence saya dapat musik dari zaman SD sampai sekarang. Di perjalanan kehidupan saya dalam mendengar musik pernah ada dan masuk ke hati saya, karya-karya era 80-an terutama. Saya senang banget saya dibantu komposer, produser, arranger hebat benar-benar tersampaikan apa yang saya mau.

Proses penggarapan single Tunggu di Sana?

Proses penggarapan Tunggu di Sana rada-rada Sangkuriang. Karena sebetulnya ini bukan jadi single ketiga, jadi single ketiga sudah ada, tapi Tunggu di Sana sudah masuk lama, ini keren banget, 80-an banget. Memang rezeki ini lagu, ada sebuah perusahaan besar yang merasa liriknya tepat. Ini bukan gara-gara ini perusahaan liriknya jadi gini dan liriknya memang Tunggu di Sana. Perusahaan ini mau bekerja sama. Harus jadi minggu depan jadi sikat dua hari rekaman. Musiknya terutama, siapa arrangernya akhirnya dapat Handy Soulvibe sama Asta RAN. Mereka yang menggarap album pertama Raisa. Saya merasa album pertama Raisa ada banget 80's nya kayaknya dapat. Aransemen dua hari, gue pelajari cuma sehari.

Mengapa memilih bekerja sama dengan Handy Soulvibe dan Asta RAN?

Ketertarikannya pertama kali pada saat Raisa pertama kali keluar dan langsung booming. Mungkin di sini kecerdikan Raisa dan ketepatan Handy dan Asta menggarap sebuah album. Biasanya seorang artis baru itu bermain di zona aman, tapi benar-benar album pertama Raisa buat gue blow up, siapa di belakangnya. Handy itu murid bassnya Thomas waktu Handy SMP dari situ saya benar-benar di keep di sanubari dua orang ini 'bahaya' suatu saat gue harus kerjasama. Ternyata tepat Tunggu di Sana tepat buat dua orang ini.

Bagaimana dengan video klipnya?

Video klipnya pun harus cepat. Tiba-tiba Candi, sutradaranya kasih idenya tepat banget di Tokyo, tapi Alhamdulillah jadi semuanya. Pertama kali dalam sejarah hidup musik gue bareng GIGI saja belum pernah syuting video klip. Paling Abbey Road tapi itu kan rekaman di Abbey Road sekalian video klipnya di sana.

Proses membuat video klip di Tokyo seperti apa?

Tidak pernah akan terlupakan karena syutingnya saja 3 dan 4 derajat celcius. Tadinya mau syuting di Jakarta dan tidak terpikirkan mau ke luar negeri, tiba-tiba nyeletuk 'gue boleh nggak ya punya sebuah ide yang rada kacau karena waktu sempit banget, Tokyo pas. Pokoknya syuting semua malam daerah Akihabara, Shibuya'.

Pas ngobrol ternyata masuk akhirnya jadi. Di sana nggak ke rasa ke Jepang, pergi malam sampai jam 7 pagi di Narita sampai apartemen jam setengah 11 siang, makan siang baru syuting jam 3-4 sore sampai jam 1 malam. Besoknya jam 12 siang preparing lagi, sampai jam 1 malam dan besoknya pulang.

Yang menarik dari penggarapan video klip Tunggu di Sana?

Yang menariknya itu di bulan Desember itu kan dingin 3 dan 4 derajat celcius. Tidak ada yang di ruangan semuanya di luar kebayangkan dinginnya. Kadang-kadang nggak drop, 10 derajat celcius tapi kalau pas drop dingin banget. Masuk Jakarta kulit gue pecah semua, dari panas, dingin, ke panas lagi. Tapi pas lihat hasilnya kebayar banget, seru saja.

Semangat Armand Maulana dalam Berkarya

Dingin tidak menghalangi spirit Armand Maulana ketika syuting video klip di Tokyo, Jepang. Semua ia jalani dengan sepenuh hati. Hal ini juga berlaku ketika Armand akan terus berkarya dan telah mempersiapkan project ke depannya.

Berusaha fokus di tengah rasa dingin saat syuting video klip seperti apa?

Memang itu resiko pekerjaan dan harus konsentrasi. Memang Candi banyak skenario adegan yang tidak lip sync. Jadi lip sync hanya di dua tempat daerah Shibuya sama Akihabara. Pada saat lip sync pun lucu sih, kita memang preparing ceritanya di jalanan mau ketemu cewek, ceritanya dia ke sini, gue ke sana itu nggak mungkin bawa speaker gede itu pakai handphone gue putar masukin di kantong jaket.

Tabungan karya untuk project selanjutnya?

Sebenarnya saya sudah jadi 1 album, 10 lagu sudah di mixing semua tinggal mastering keseluruhan. Ada beberapa lagu yang saya tidak puas, bukan berarti negatif tapi kayaknya bisa dikulik lagi. Itu menjadi mimpi untuk album berikutnya apa yang tidak tersampaikan di sini.

Apa yang akan Armand persembahkan untuk karya?

Next single keempat, jadi apa yang sudah saya bicarakan dengan label saya, Trinity, itu saat single keempat keluar itu keluar album juga. Lagu itu kayaknya mengerut ke satu lagu, lagunya slow banget beda dengan single 1, 2, dan 3 ini. Memang lagunya 'jantung robek' banget, bukan cerita gue tapi gue tahu banget penciptanya ngobrol sama gue.

Jadi, gue rada berat juga untuk menyanyikan lagu ini karena gue mempunyai tanggung jawab menyampaikan rasa dia kepada lagu itu. Tapi Alhamdulillah lancar jadi rencananya album diperkirakan di tahun 2018. Kita juga tidak bisa menepis kalau Tunggu di Sana bisa disenangi banyak orang, viral, masa dipotong tapi diusahakan di tahun 2018 album ini keluar.

Berarti akan ada jeda dahulu antara single ketiga ke single keempat?

Cuma memang kalau pun misalnya jedanya sempit dari tiga keempat, kayaknya nggak apa-apa juga karena memang lagunya beda banget. Orang juga bisa membedakan oh ini single baru Armand.

Keinginan untuk next project seperti apa?

Kalau saya simpel aja, mudah-mudah lagu ini diterima oleh massa musik Indonesia, bisa jadi fondasi atau vitamin untuk musik Indonesia bahwa karya saya pernah mewarnai belantika musik Indonesia. Kalau jadi viral atau meledak itu rezeki, saya terus berdoa. Tapi yang paling penting adalah pada saat 10 sampai 20 tahun kemudian, orang ada yang memastikan siapa Armand Maulana, oh vokalisnya GIGI dan karyanya bisa dipertanggung jawabkan dan tidak maksa itu yang paling penting.

Mudah-mudah tidak ada pendapat itu karena terus terang saya dan teman-teman yang membantu di dalam album ini itu mengerjakan sungguh-sungguh untuk tidak terlalu melenceng dari karakter Armand yang sudah terjadi bersama GIGI, tapi tidak GIGI, yang paling penting itu.

Armand Maulana memaknai solo karier seperti apa?

Kalau saya memaknai solo karier untuk kesehatan saya berkarya dengan GIGI dan dengan diri sendiri karena tidak bagus apapun yang ditahan itu tidak bagus, tidak sehat.Terus terang bahwa saya sempat stuck di GIGI, stuck bukan mau keluar tapi pada saat ada penciptaan lagu, gue bisa bikin lirik itu kadang 5 menit, satu jam, satu hari ini bisa seminggu atau dua minggu.

Melodi, biasanya GIGI kalau workshop itu bisa drum dulu plus bass gitar, bisa Budjana dulu sikat Hendy, Thomas biasanya melodi terakhir itu stuck gue merasa melodi gue di situ saja. Ini ada sesuatu yang gue buang jadi memaknainya adalah ini buat kesehatan berkarya, solo project itu. Bukan mau show off, bukan mau mengacaukan rooting GIGI yang sudah dibangun puluhan tahun.

Armand Maulana kini tidak hanya melulu tentang menjadi vokalis band GIGI. Sisi lain sentuhan musiknya mantap tertuang di tiga single solo kariernya. Selain single, Armand juga bakal segera hadir dengan debut album solo di tahun 2018 ini. Sukses selalu, Armand.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading