Sukses

Entertainment

Eksklusif, Laura Basuki: Berkat Kartini Semua Perempuan Punya Pilihan

Fimela.com, Jakarta Tiga tahun lamanya Laura Basuki meninggalkan layar lebar karena hamil, melahirkan, dan merawat buah hatinya. Keputusan besar diambilnya sebagai konsekuensi merawat buah hati tanpa bantuan asisten rumah tangga sama sekali. Kini, dia kembali lewat karya terbarunya berjudul Terbang, Menembus Langit.

********

Laura Basuki lahir di Berlin Barat, Jerman Barat, 9 Januari 1988. Laura menikah dengan Leo Satrya Sandjaja pada tanggal 25 Juni 2011 di Gereja Reformed Injili, Kemayoran, Jakarta. Cukup lama jeda waktu hamil dengan pernikahannya, empat tahun.

Karena itulah Laura ingin selalu dekat dengan buah hatinya. "Aku kan nunggu hamilnya lama. Jadi setelah melahirkan rasanya pengin selalu bersama dengan anak, pengin menikmati waktu setiap saat sama dia," katanya saat bertandang ke Bintang.com beberapa waktu lalu.

Aktris yang hobi travelling ini mengawali debut di dunia film melalui Gara-gara Bola pada tahun 2008. Sebenarnya Laura termasuk gadis yang pemalu dan pendiam. Namun, sifatnya sedikit berubah saat dirinya mulai terjun di dunia modeling lewat sekolah modeling intensif yang diikutinya saat liburan sekolah. 

Tak disangkanya, selepas pendidikan Laura ditawari Biyan untuk menjadi model busananya. Tawaran dari dunia hiburan pun segera mengalir.  Gadis lulusan Fakultas Ekonomi Binus University ini segera dipanggil kasting untuk film Nia Dinata. Untuk memerankan karakter yang jauh berbeda dari sifatnya, Laura sempat melakukan beberapa riset kepada teman-temannya.

Gadis cantik yang tak suka clubbing dan kerap tampil kusut saat ke kampus ini harus bekerja keras untuk bisa menampilkan gadis perokok dan pemabuk. Sehingga jerih payah dara ayu yang bercita-cita menjadi pekerja kantoran ini tak sia-sia.

Sejak hamil hingga anak berusia 1 tahun, Laura memilih untuk menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya. Tentu saja, tawaran banyak diterimanya untuk kembali akting. Namun, Laura belum tega meninggalkan buah hatinya. Satu hal yang membuat dilema adalah, Laura masih memberikan ASI untuk buah hatinya.

Namun, saat tawaran film Terbang Menembus Langit datang Laura Basuki tak bisa lagi menahan rindu pada akting. Skenario yang manis terngiang-ngiang dalam ingatan dan tak rela jika diperankan oleh orang lain. Bagaimana film ini mampu membawa kembali Laura Basuki ke layar lebar? Ikuti kisahnya berikut ini.

 

Rindu Syuting

Laura Basuki sangat menikmati bersama dengan anak. Tapi tak terasa ada yang hilang selama itu. Laura baru tahu bagian apa yang hilang dari dirinya setelah syuting film Terbang Menembus Langit.

Apa yang membuatmu menerima tawaran main film Terbang Menembus Langit?

Wah itu dilema banget. Aku udah baca skenarionya, aku jatuh cinta banget skenarionya. Karena syutingnya di luar Jakarta dan lama jadi ada dua pilihan. Ngajak anak untuk syuting ke luar kota atau menghentikan ASI.

Akhirnya ASI dihentikan sebelum syuting. Kan sudah 1,5 tahun jadi kupikir sudah nggak masalah untuk berhenti ASI dan disambung susu segar. Jadi aku bisa kerjain passionku.

Bagaimana rasanya kembali syuting?

Ketika merawat anak sih yang aku rasain nikmat banget, tapi saat itu rasanya ada yang hilang. Tapi aku nggak tahu apa itu yang hilang. Begitu syuting hari pertama aku kayak meledak gitu rasanya. Oh ini yang aku kangenin selama ini.

Ketemu orang banyak, bisa peranin karakter baru, bisa baca script berkali-kali. Buat aku itu suatu kemewahan yang nggak ternilai. Aku baru sadar ternyata ngurusin anak itu menyenangkan sekali, tapi ada yang kurindukan selain itu.

Merasa beban nggak ninggalin anak untuk syuting?

Pastinya, jadi ada pikiran. Dulu kangennya cuma sama suami sekarang mikiran anak juga. Tapi begitu syuting aku langsung fokus sama kerjaan. Dan begitu break baru mikirin anak, video call segala macam.

Sebisa mungkin selama aku kerja aku nggak mikirin anak dan suami, aku fokus sama karakternya. Supaya nggak keganggu, tapi begitu break langsung ngurusin keluarga. Kebetulan kan aku sama suami nggak pakai saja asisten untuk ngurus anak.

Bagaimana dengan suami?

Suami aku bantuin ngurus anak dari awal anak lahir, jadi dia udah telaten banget.  Aku percaya sama suamiku lah ibaratnya, kutinggal dua minggu dengan tenang bisa kerja.

Dia bawa anak ke kantor, dibawa ke ruang meeting, dia sama suamiku dekat banget. Aku merasa suamiku support kerjaan aku jadi aku kerja dengan tenang.

Sebagai wanita, apa yang mendorongmu tetap berkarya?

Buat aku semua perempuan punya pilihannya masing-masing. Semangat emansipasi yang dibawa Kartini membawa banyak pilihan untuk wanita. Ada yang full di rumah, ada yang full kerja, ada yang balance sebisa mungkin kerja dan tetap ngurus rumah. Buat aku ngurus keluarga itu nomer satu, ngurus anak itu utama.

Tapi juga tetap pengin punya passion untuk ngerjain sesuatu yang aku suka. Kalau buat aku pribadi sih lebih light kalau ngerjain apa yang aku suka.

Apa suami juga mendukung karier kami?

Suami juga mendukung, buat aku itu anugerah yang luar biasa sih. Nggak semua orang punya kesempatan yang sama. Jadi aku pengin manfaatin kesempatan sebaik-baiknya. Kerja juga, ngurus anak dan suami juga. Berusaha sebaik mungkin untuk seimbang.

 

Kejutan Terbang Menembus Langit

Tentu ada alasan tersendiri ketika Laura Basuki memutuskan bergabung dalam film Terbang Menembus Langit. Apalagi pengorbanan yang dilakukan untuk syuting film ini tak sedikit. Laura memaparkan keistimewaan film Terbang Menembus Langit berikut ini.

Ceritain peran kamu di film ini dong?

Aku berperan sebagai Chandra di film Terbang. Film ini biografi dari Pak Ongky. Menceritakan kisah hidup dia dari kecil lahir dan besar di Tarakan. Dia merasa hidupnya bisa lebih berkembang kalau keluar dari Tarakan.

Karena itu dia akhirnya kuliah di Surabaya, lalu membangun usaha dari nol di Surabaya. Dan menikah dengan Chandra, Pak Ongky diperankan oleh Dion Wiyoko.

Alasan kamu terima peran ini?

Saya di telepon produsernya, Mbak Shanti tawarin untuk gabung di film ini. Terus dikirimin skenarionya, pas baca langsung jatuh cinta. Kerjasama sama Mas Fajar Nugros juga itu menyenangkan buat saya. Jadi rasanya berat untuk menolak.

Syutingnya dimana saja?

Menyesuaikan dengan ceritanya, syutingnya dilakukan di Surabaya, Tarakan, dan sedikit di Jakarta. Aku syutingnya di Surabaya dan Jakarta saja. Syutingnya di Surabaya itu panas banget. Tapi yang menyenangkan warganya support banget. Kita dimasakin, jarang banget kita pesen makanan dari luar.

Di Surabaya, Mas Fajar cari lokasi yang nggak banyak renovasi. Semua disesuaikan dengan karakter tahunnya era 80-an. Menyenangkan sekali ya.

Memainkan biopik orang apa tantangannya?

Sebenarnya dan kelebihan dan kekurangan memainkan biopik seseorang. Kelebihannya bisa ketemu orangnya langsung sehingga langsung observasi untuk membangun krakaternya. tapi susahnya adalah nervous kalau ditonton sama orangnya langsung. Ada beban kalau orangnya nggak merasa karakternya sesuai dengan diri mereka. Cuma waktu Pak Onggy dan Bu Chandra nonton film ini mereka puas, jadi plong ya.

Bagaimana membangun chemistry antar pemain?

Sebelum syutingkan kita sudah awak reading sebulan ya. Jadi dari kita pas syuting sudah dapat karakternya. Saya sama Dion (Wiyoko) juga sudah pernah beberapa kerja bareng. Udah kenal lama. Jadi untuk chemistry nggak ada masalah.

Melihat reaksi penonton untuk film ini bagaimana perasaanmu?

Reaksi penonton menyenangkan. Ngeliatin mereka di adegan yang kita harapan ketawa mereka ketawa. Lalu pas adegan yang bikin nangis, banyak juga yang nangis. Jadi suatu kepuasan ngelihat reaksi penonton.

Ada reaksi yang paling berkesan?

Ada pas roadshow itu penonton cowok yang nangis sampai dilap air matanya sama ceweknya. Biasanya kan cewek yang nangis, ini cowoknya yang nangis. Sampai kerekam sama kameramen kita.

Sebutkan 5 alasan untuk nonton film Terbang Menembus Langit?

Film ini komplit, menghibur, dan bakal dapat value hidup usai nonton. Film ini menginspirasi karena setiap orang pernah jatuh bangun seperti yang dirasakan Pak Onggy. Kalau orang berfikir film ini berat, jangan kuatir di film ini banyak adegan lucunya. Karena cinta, pemain dan ceritanya keren, lengkap tangis, tawa, percintaaan ada semua. Terakhir karena ini film keluarga bisa jadi bekal untuk yang mau berumahtangga. Yang sudah berumahtangga bakal semakin kuat cintanya.

Film Terbang: Menembus Langit yang dibintangi Laura Basuki juga diperkuat oleh Dion Wiyoko, Baim Chew Kin Wah, Delon Thamrin, Aline Adita dan Dinda Hauw. Film yang disutradarai Fajar Nugros ini sudah tayang di bioskop mulai 19 April kemarin.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading