Sukses

Entertainment

Kini, Caleg Perempuan Tidak Lagi Jadi Pelengkap di Pemilu 2014!

Next

Sering kali pemilihan anggota legislatif (DPR PUSAT, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota) dan Dewan Perwakilan Daerah  dikesampingkan. Banyak alasan yang dikemukakan. Dua teman kantor kami misalnya, mereka kompak tidak memilih (golput) di periode lalu dengan alasan terlalu banyak pilihan dan kurangnya pengenalan akan caleg. Beberapa teman lainnya bahkan memiliki cara sendiri dalam memilih. “Siapa yang punya gelar paling panjang itu yang aku coblos dan sekiranya yang berwajah baik-baik,” ucap seorang teman yang tak mau disebutkan namanya. Teman lain bahkan mencoblos berdasarkan tali persaudaraan atau nepotisme. Dari sekian orang yang ditanya, hanya satu atau dua orang yang mengaku telah melakukan research terhadap caleg yang dipilih.

Di tahun 2014, jumlah caleg kian bertambah terutama caleg perempuan. Caleg perempuan memang menarik untuk dibahas pasalnya dulu mereka hanya dianggap sebagai pelengkap namun kini bisa jadi diunggulkan!

Menurut Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Sebastian Salang, dalam tahun 2014 jumlah caleg perempuan mencapai total 2.434 atau sekitar 37,01 % sedangkan caleg lelaki berjumlah 4.142 orang atau sekitar 63,09%. Bertanya-tanya mengapa caleg perempuan kian menjamur di periode tahun ini? Fenomena tadi ternyata ada kaitannya dengan Peraturan KPU No. 7 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa sedikitnya partai politik wajib menyertakan perempuan sekurang-kurangnya 30 persen dari setiap daerah pemilihan, Fimelova.

Next

 

Lantas dari ribuan caleg perempuan tadi,  bagaimana sebaiknya menjatuhkan pilihan pada orang yang tepat? Cara paling mudah adalah berkunjung ke situs www.kpu.go.id. Di situs itu, seyogianya para caleg  menuliskan rangkuman tentang profil mereka masing-masing. Mungkin latar belakang profesi, pendidikan, riwayat organisasi dan sepak terjang yang menghasilkan sebuah penghargaan dalam karier mereka bisa menjadi penilaian paling utama.

Di DKI Jakarta misalnya, caleg perempuan (dari 15 partai) yang ikut pesta demokrasi memiliki background profesi beragam. Dari Partai PAN untuk daerah DKI Jakarta III, ada dua artis yang mencalonkan diri. Raslinna Rasidin yang merupakan tamatan SMA dan memiliki sedikit background politik (Wakil Sekretaris Jendaral PAN) mencoba peruntungan. Selain itu, ada designer dan pelaku hiburan Ida Royani yang kini menjadi politisi. Bila ditilik, Ida sama sekali tidak memiliki background politik yang kuat melainkan lebih berkecimpung di ranah dakwah dan asosiasi perancang.

Dari Partai PDIP di wilayah DKI Jakarta III, kami menemukan caleg bernama Agustiani Tio Firdelina Sitorus yang hanya mencantumkan pekerjaan sebagai Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI periode tahun 2008-2012 saja. Lewat data tersebut, kami pun berasumsi dua tahun belakangan Agustini sudah tidak bekerja lagi.

Mengejutkannya, seorang caleg bernama Lucluc Maxnoen dari partai PKB yang mencalonkan diri di DKI II Jakarta ternyata masih mengenyam pendidikan kuliah sampai sekarang (meski memang pendidikan minimal untuk caleg adalah SMA atau sederajat). Bila lebih jeli lagi mencari di situs KPU, beberapa caleg bahkan tidak tertib mengisi ulasan yang diberikan seputar rekam jejak karier dan pendidikan mereka.

Dari sekian caleg yang ada, beberapa calon memang kerap mencuri perhatian. Sebut saja Puan Maharani, cucu dari Megawati Sukarnoputri yang telah aktif berpolitik sejak tahun 2006. Tahun ini, ia masuk dalam caleg Jateng Dapil V yang disebut-sebut sebagai Dapil Neraka. Puan sempat menjabat sebagai ketua Fraki PDI Perjuangan di DPR RI periode 2009-2014. Ia bernaung dalam Komisi VI yang mengawasi BUMN, Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Selain Puan, politisi muda bernama Hj. Lathifa Marina Al Anshori, BPSc dari Partai Nasdem DKI Jakarta II cukup dikenal publik eksistensinya lewat karya jurnalistiknya. Ia pernah menjadi korseponden di Johansessburg Afrika Selatan sebagai analis politik Timur Tengah dan Afrika.

Untuk membahas satu per satu caleg tahun ini (khususnya perempuan) memang sedikit rumit, ya, Fimelova! Tapi setidaknya kamu harus sudah mulai mencari tahu tentang para caleg (minimal) di daerah tempat pemilihanmu. Percaya, deh, mencari informasi caleg di www.kpu.go.id cukup membuka mata calon pemilih akan kemana nantinya suara mereka melayang di tanggal 9 April nanti.

Selamat memilih, Fimelova!

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading