Sukses

Entertainment

Eksklusif, di Balik Keputusan The Moffatts Kembali Berkarya

Fimela.com, Jakarta Pesta musik 90an jadi agenda menarik yang selalu dinantikan para pecinta musik di Indonesia. Jumlah peminatnya bahkan kian bertambah dari tahun ke tahun. Ini menjadi bukti bahwa para musisi era 90 masih begitu dirindukan, salah satunya The Moffatts.

Bagi generasi yang merasakan gegap gempita musik 90, grup musik asal Kanada ini adalah satu nama yang susah untuk dilewatkan begitu saja. Kurang lebih 20 tahun lalu Scott, Bob, Dave dan Clint Moffatt meraih popularitas tinggi setelah merilis album pop rock pertama mereka, Chapter I: A New Beginning.

***

Sebelum memulai petualangan di jalur pop rock, keempat bersaudara ini lebih dulu aktif di musik country di akhir 80an. Memasuki remaja mereka memutuskan untuk mencoba sesuatu yang baru, yang ternyata sampai membawa nama mereka dikenal di kancah internasional.

Belum sempat merasa nyaman dengan keberhasilan, tiga tahun berselang The Moffatts menyatakan bubar yakni pada 2001. Dave (keyboard dan vokal) memilih fokus dengan hal di luar musik, sementara member lain bereksperimen dengan membentuk grup baru seperti Pusch dan Same Same yang terdiri dari Bob dan Clint.

Long story short, Scott dkk sepakat untuk kembali bermusik dengan nama The Moffatts. Mereka menggelar konser di Indonesia pada 2017 dalam rangka Farewell Tour. Saat itu hanya ada Bob, Scott dan Clint tampil di hadapan publik Jakarta.

Tahun 2018 semangat untuk kembali bermusik tertanam dalam diri keempat personel. The Moffatts mengumumkan adanya karya baru yang mereka produksi, lengkap dengan Reunion Tour yang digelar di beberapa negara Asia termasuk Indonesia.

Rupanya andil sang Ayah, Frank Moffatt yang membuat keempat musisi ini bersatu kembali. "Sejujurnya reuni ini terjadi karena ayah kami. Dia menjalankan tugasnya dengan lumayan baik untuk membujuk dan menjadi tour manager kami," ungkap Scott Moffatt kepada Fimela.com belum lama ini.

Semangat The Moffatts dalam berkarya kembali bangkit dengan formasi lengkap mereka saat ini. Tahun 2018 pun mereka hadapi bersama sebagai keluarga. Berikut obrolan selengkapnya The Moffatts bersama Fimela.com.

Kembali sebagai Keluarga

Keluarga dan pekerjaan adalah dua hal berbeda yang punya permasalahan masing-masing. Biasanya mereka yang bekerja dengan keluarga akan dihadapkan dengan isu profesionalisme.

Hal ini mungkin juga dirasakan The Moffatts yang bubar di usia kesuksesan mereka yang baru menginjak 3 tahun. Namun di sisi lain keluarga juga lah yang membuat mereka tetap bersatu.

2017 lalu kalian datang ke sini bertiga, kini lengkap berempat. Apa yang membuat kalian bersatu kembali?

Dave: Aku tak tahu kenapa, tapi kami memang ingin melakukannya. Kami membuat karya baru dan tidak mungkin jika kami tidak mempromosikannya. Ini pertanyaan yang sulit, kenapa kami kembali? Ya karena kami mau. Kami senang bisa datang ke Asia, bermain musik dan menulis lagu bersama dan kembali menyapa penggemar.

Aku sangat bersemangat kali ini. Sebenarnya aku ingin perform dengan saudara-saudaraku tahun lalu, tapi kondisinya belum memungkinkan. Aku ingin bertemu, manggung bersama dan jika ada kesempatan lagi aku takkan menyiakannya.  Ini adalah sesuatu yang ingin kulakukan juga, sudah dari lama bahkan. Namun mereka punya kegiatannya masing-masing dan aku selalu punya waktu, jadi aku berpikir kapan kita akan melakukannya. Dan konser kali ini jadi pengganti atas event tahun lalu.

Scott: Sejujurnya kami selalu bersemangat untuk melakukan semua ini, tampil bersama di panggung. Tapi untuk bisa mewujudkannya adalah perkara lain. Jujur, tanpa bantuan Ayah ini takkan bisa terwujud. Kami sibuk masing-masing kecuali Dave. Butuh banyak waktu untuk mengatur konser, jadwal lainnya. Tidak semudah hanya dengan menelepon. Dia (Ayah) melakukan tugasnya dengan lumayan baik, haha.

Keterlibatan Ayah jadi keuntungan ngeband dengan keluarga?

Scott - Bob: Ya, itu benar adanya. Kami setuju.

Bicara tentang EP baru, Chapter II apa formula yang kalian terapkan?

Scott: Aku tidak menulis lagu So In Love dan Like I Love U, bahkan aku tidak hapal judulnya haha. Keduanya punya formula yang sama, kan? Lalu ada Practice Makes Perfect dengan formula lain, So Good beda lagi. Lalu Love, lagu lama Moffatts yang kami recycle juga punya formula berbeda. Jadi kami berusaha menyatukan berbagai perbedaan, berbagai sumber. Seperti aku menggarap Practice Makes Perfect di Nashville beberapa tahun sebelumnya dan kurasa lagu ini cocok untuk The Moffatts, jadi akhirnya masuk di EP.

Dave: Kami menulis lagu ini sebagai band, dengan timeline yang berbeda. Kami tidak membuat lagunya ketika memutuskan membuat album, tapi dari beberapa lagu yang sudah dibuat dan ada juga dari koleksi terdahulu.

Lagu baru kalian punya vibe 90s yang kuat, apakah ini memang disengaja?

Clint: Sebenarnya kami tidak memaksakannya, hanya berusaha membuat sesuai dengan karakter kami. Mungkin itu karena kami tumbuh di scene music 90an dan kami mendengar banyak musik di era itu. Suasana musik seperti 90an atau country memang berasal dari raga, hati dan jiwa kami. Jadi The Moffatts masih seperti yang dulu, tapi kami juga meyakinkan diri untuk mencari sesuatu yang baru.

Scott: Kami selalu ingin jadi yang terbaik, itu saja. Kami tak peduli siapa pendengar musik kami, yang penting kami berusaha memberikan yang terbaik. Itu yang ingin kami tunjukkan di EP kami, yakni musik yang bagus dan membagikannya dengan orang-orang di sini.

Kecintaan Manggung dan Musik 90an

Karya-karya The Moffatts mendapat sambutan yang baik dari negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Karenanya penampilan mereka berhasil memuaskan para pengunjung The 90's Festival 2018.

Tak bisa dipungkiri periode 90an punya tempat tersendiri bagi penikmat musik dan para personel The Moffatts sendiri.

Apakah kalian punya ekspektasi tertentu ketika manggung?

Dave: Sepertinya tidak ada eksepektasi apapun dari kami. Yang jelas kami bersemangat untuk bertemu fans kami di sini. Jadi ketika kami di panggung dan membawakan lagu-lagu di Chapter I dan Submodalitie, adalah pengalaman yang sangat menyenangkan. 

Scott: Aku tau apa yang kuharapkan, yaitu manggung dengan semangat dan melakukan yang terbaik. Kau tentunya ingin ketika melempar mic kepada penonton mereka tau lagunya dan bisa menyanyi.

Saat tur, lebih suka stay di hotel atau menjelajah?

Dave: Kami sudah berencana ke Bali untuk liburan bersama keluarga. Kami selalu berusaha meluangkan waktu lebih, tapi aku cukup sering di Indonesia jadi aku udah menjelajah cukup banyak.Aku suka semuanya, dari makanan sampai orang-orangnya, sangat menyenangkan buatku.

Menurut kalian kenapa musik 90an sangat dicintai fans?

Dave: Kurasa itu menyesuaikan dengan era. Mereka yang tumbuh di era 90an akan bernostalgia dengan lagu-lagu 90an, begitu juga dengan musik 80an atau 70an. Ketika kau mengalami masa muda di era tertentu, kau merasa dunia punya rasa dan tampilan yang berbeda.

Scott: Dan ketika kita merasa lebih tua, kita akan melihat dan merasakan lagu sebagi kenanga. Tidak masalah menjadi tua, kita akan bertambah usia dan meninggal juga nantinya. Dan mungkin banyak orang yang menjadikan lagu The Moffats soundtrack mereka saat masih usia belasan.

Apa apresiasi yang berkesan tentang lagu-lagu kalian?

Dave: Kudengar di beberapa sekolah di Indonesia menggunakan lagu-lagu The Moffatts untuk belajar bahasa Inggris. Kupikir ini sangat keren, lagu kami jadi bagian dari pembelajaran bahasa Inggris bagi banyak orang.

The Moffatts pun kembali sebagai musisi, keluarga, dan teman untuk mengenang masa-masa 90an yang indah. Dengan mini album baru yang dirilis, mereka berharap bisa memberikan sesuatu untuk fans yang telah lama menantikan karya mereka.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading