Sukses

Entertainment

Prilly Latuconsina Ceritakan Tantangan Garap Lagu dengan Musisi Asal Brazil

Fimela.com, Jakarta Artis peran Prilly Latuconsina cukup serius melebarkan sayapnya ke dunia tarik suara. Ia menggandeng duo DJ asal Brazil, Selva di single barunya berjudul 'Shooting Stars'. Lagu tersebut telah dirilis di platform digital pada 7 Februari 2020 lalu.

Pertama kali berkolaborasi dengan DJ, perempuan kelahiran Tangerang, 15 Oktober 1996 itu pun mengatakan banyak sekali kendala yang ia rasakan. Salah satunya Prilly takut tidak bisa menyanyikan lagu tersebut dengan suara dan karakter yang baik.

"Pasti sih karena kan Selva pas ngirimin lagu ini dia ngasih aku guide, suara bule yang otomatis beda banget karakter vokalnya sama aku. Jadi aku kayak mikir, pas aku dengerin guidenya, bisa nggak ya aku nyanyiin ini? Karena suaranya suara bule," ujar Prilly Latuconsina saat ditemui di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020).

Adaptasi Prilly

Sempat merasa tak percaya diri tidak membuat Prilly patah semangat untuk mengeluarkan single baru. Ia pun terus latihan vokal agar suaranya bisa terdengar bagus dan menyatu dengan lagunya.

"Ternyata pas dinyanyiin nggak sesusah itu. Akhirnya aku latihan vokal lama banget sama teh Rika Roeslan, kita kayak ngubah suara sedikit-sedikit, kayak kalau bule agak powerful kalau aku lebih seksi dan santai. Akhirnya kita ubah dan otak-atik, Selva setuju dan jadilah," jelas Prilly Latuconsina.

Lebih lanjut pemain sinetron 'Ganteng Ganteng Serigala' itu mengatakan untuk latihan vokal ini sendiri, cukup lama. Namun ia tetap senang dengan segala proses yang sudah dilewatinya.

"Aku latihan vokal lumayan lama, kayanya sampai satu bulan deh waktu itu. Jadi aku latihan vokal warm up, nafasnya dilatih, gayanya, ekspresinya, and it's not that easy," tutur Prilly.

Proses Produksi

Pada kesempatan itu, Prilly juga mengatakan butuh waktu sampai satu tahun untuk proses produksi single ini. Sebab, menurutnya tidak mudah kolaborasi dua negara membuat suatu lagu yang diinginkan.

"Setahun (proses produksi) karena kita kesusahan untuk komunikasi. Kita bikin musiknya bareng-bareng, jadi harus tetap kasih sesuatu yang bisa relatable untuk market Brazil dan Indonesia," katanya.

"Nah susahnya bikin musik yang cocok untuk dua negara ini, harus ketemu di tengah tuh. Terus dia ngirimin musik, wah kayaknya ini cocok untuk orang Brazil, tapi nggak cocok untuk Indonesia. Terus diubah lagi, aku kasih referensi musik lagi sampe akhirnya ketemu musik yang ini," tambahnya.

Simak juga video menarik berikut ini:

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading