Sukses

Parenting

Ingin Pernikahan Bahagia? Berhentilah Mempercayai 5 Mitos Ini

Kita semua pastinya ingin mendapatkan pernikahan yang bahagia. Menghabiskan sisa hidup bersama orang yang paling kita sayangi. Membangun rumah tangga yang sudah lama kita impikan. Tapi untuk mendapatkan itu semua, banyak hal yang harus kita lakukan dan korbankan.

“Marriage becomes hard work once you have poured the entirety of your life’s expectations for happiness into the hands of one mere person. Keeping that going is hard work.”
― Elizabeth Gilbert, Committed: A Skeptic Makes Peace with Marriage

Whitney Fleming dalam artikelnya "5 Myths of Happy Marriage" yang dipublikasikan di huffingtonpost.com memaparkan sejumlah mitos yang berkaitan dengan pernikahan yang bahagia. Di usia pernikahannya yang hampir 15 tahun, ia sudah banyak mempelajari berbagai hal tentang pernikahan. Dan jika Anda ingin pernikahan Anda bahagia, berhentilah untuk mempercayai lima mitos ini.

(vem/nda)

Menikah = Pasangan Saling Membahagiakan Satu Sama Lain

Kita sering beranggapan bahwa pernikahan yang bahagia adalah ketika pasangan bisa saling membahagiakan satu sama lain. Istri sekuat tenaga membahagiakan suami. Suami pun berjuang untuk selalu membahagiakan istri. Sepintas memang tak ada yang salah. Tapi ada hal yang jauh lebih penting dari sikap tersebut, yaitu menjadi bahagia dengan tetap jadi diri sendiri.

Pernikahan yang bahagia, menurut Whitney, adalah pernikahan yang melibatkan dua individu yang bahagia. Bahagia dengan diri sendiri. Bahagia atas semua perasaan dan tindakan kita sendiri. Jika diri kita sendiri tak bahagia, maka sulit rasanya untuk membahagiakan orang lain bahkan pasangan kita sendiri.

Kita memang perlu untuk membahagiakan pasangan. Hanya saja kita juga jangan sampai memendam rasa sendiri. Hanya karena tak ingin melukai hati pasangan, Anda tak mau terbuka. Terimalah saat-saat di mana Anda tak bisa membahagiakan pasangan Anda. Karena kita memang bukan orang yang selalu sempurna, ya kan?

Menikah = 50-50

"Apa yang kuberikan padamu, sebesar itulah imbalan yang harus kudapat." Pemikiran seperti ini lama-lama bisa menghancurkan keharmonisan rumah tangga Anda. Hanya karena Anda baru saja memberi sesuatu, bukan berarti Anda bisa menuntut imbalan yang setimpal. Sikap seperti ini malah hanya akan membuat pernikahan seperti ajang transaksi dan jual beli.

Perhitungan yang berlebihan dalam pernikahan, ujung-ujungnya bisa membuat Anda dan pasangan merasa benci. Apalagi kalau sudah membahas masalah harta kekayaan atau materi. Anda pun pasti tak mau kan pernikahan Anda runtuh hanya karena persoalan uang dan harta benda?

Memberi dan menerima, lakukan keduanya atas dasar ketulusan karena cinta. Menikah berarti Anda siap mengarungi hidup berdua. Jadi, jangan sampai terlalu perhitungan ya?

Pasangan Bahagia = Pasangan dengan Hobi yang Sama

Kecocokan itu tak sebatas dilihat dari adanya kesamaan hobi atau minat. Pasangan dengan hobi dan minat yang berbeda pun bisa tetap akur dan bahagia bersama. Menyenangkan sih kalau punya pasangan yang punya minat yang sama dengan kita. Tapi saling menghormati dan menghargai minat masing-masing ini jauh lebih penting.

Tak perlu risau jika pasangan Anda punya hobi atau minat yang berbeda. Biarlah ia menikmatinya. Anda pun juga bisa menikmati hobi dan minat Anda sendiri tanpa mengganggunya kan? Justru dengan sikap saling menghormati ini, Anda dan pasangan bisa saling percaya satu sama lain.

Perbedaan terkadang bisa jadi jembatan untuk saling memahami satu sama lain. Saling mengenal sisi baru dari pasangan masing-masing. So, jangan takut jika Anda dan pasangan punya hobi berbeda, Anda tetap berpeluang untuk memiliki kehidupan pernikahan yang bahagia kok.

Pasangan Sempurna = Pasangan yang Seperti Sahabat

Setiap pasangan punya karakter yang berbeda kan? Jadi kita tak perlu berharap berlebihan pasangan kita bisa jadi sosok sahabat kita. Biarlah ia jadi dirinya dan berperan sebagai pasangan yang baik untuk Anda. Mungkin Anda iri dengan pasangan lain yang terlihat sangat akrab seperti sepasang sahabat. Tapi Anda pun punya cara tersendiri dengan pasangan Anda.

Definisi bahagia setiap pasangan bisa berbeda satu sama lain. Pasangan lain bisa bahagia ketika mereka bisa nyaman hidup seperti sepasang sahabat. Tapi tak selalu seperti itu. Anda juga bisa tetap bahagia meskipun suami Anda tidak bisa berperan bagai seorang sahabat untuk Anda. Simply just accept him the way he is.

Pasangan Bahagia = Pasangan yang Tak Pernah Bertengkar

Komunikasi adalah kunci penting dalam pernikahan. Hanya saja kita tak bisa selalu berharap komunikasi bisa berjalan sesuai dengan keinginan kita. Ada kalanya kita bertengkar. Seringkali ada selisih paham. Tapi pertengkaran bukan berarti akhir dari sebuah hubungan pernikahan. Justru dari pertengkaran itu, kita bisa saling mengoreksi diri dan memperbaiki hubungan jadi lebih baik lagi.

Untuk naik ke anak tangga yang lebih tinggi, kita pun perlu mengumpulkan energi yang lebih banyak untuk melangkah kan? Yang terpenting adalah bagaimana Anda dan pasangan bisa mencari jalan keluar berdua dari masalah atau konflik yang ada. Mendewasakan diri dengan perdebatan yang ada. Hingga akhirnya bisa membuat pernikahan jadi lebih baik dari sebelumnya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading