Sukses

Parenting

Meski Bayiku Meninggal di Menit ke-74, Ia Selamatkan Nyawa Orang Lain

Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Saat masih di dalam kandungan pun, anak pasti akan dijaga semaksimal mungkin. Agar nanti ketika lahir ke dunia, ia bisa lahir sehat dan selamat.

Hanya saja sebagian orang tua harus menghadapi kenyataan pahit. Seperti yang dialami oleh Emma Lee dan suaminya Drew ini. Dilansir dari mirror.co.uk, Emma dan Drew diberi saran untuk mengaborsi salah satu anak kembar yang dikandung Emma. Salah satu anak kembarnya menderita kondisi yang tak bisa disembuhkan. Namun, Emma dan sang suami mengambil keputusan yang mereka anggap paling bijak.

Emma dan Drew tetap berusaha mempertahankan kedua anak kembar mereka, meski mereka tahu kalaupun dipertahankan salah satu anak kembarnya tersebut tak akan hidup lama. Dan benar saja, setelah dilahirkan, Hope, begitu nama yang diberikan pada bayi perempuan mungil tersebut, hanya bisa bertahan hidup 74 menit saja.

Meski Hope meninggal di menit ke-74 setelah dilahirkan, ia telah menyelamatkan nyawa orang lain. Hope mungil itu meninggal dengan damai dalam pelukan sang ibu. Dan ia sudah menjadi seorang pahlawan karena ginjal serta sel-sel hatinya didonorkan.

Foto: copyright mirror.co.uk

Kini Emma dan Drew sudah kembali ke rumah bersama putranya Josh (saudara kembar Hope). Meski putrinya punya hidup yang sangat singkat tapi kelahirannya sudah menjadi anugerah tersendiri.

Emma mengatakan kalau keputusannya untuk menjadikan Hope sebagai pendonor setelah terinspirasi kisah Teddy Houlston. Teddy adalah seorang bayi yang mendonorkan organnya meski hanya hidup 100 menit tahun lalu. Hope dan Teddy terlahir dengan kondisi penyakit yang sama, yaitu anensefali.

Anensefali (anencephaly) adalah cacat lahir fatal di mana otak dan sumsum tulang belakang telah gagal berkembang, mengakibatkan tidak adanya sebagian dari tengkorak dan otak.

(Sumber: kamuskesehatan.com)

"Sebelum hamil aku membaca berita Teddy di koran dan yang terlintas di pikiranku adalah betapa beraninya kedua orang tuanya. Tak kuduga aku akhirnya berada di posisi yang sama. Ketika kami tahu Hope tak bisa bertahan, belajar dari kisah Teddy aku sangat yakin dokter bisa melakukan hal serupa. Sekarang Hope masih tetap hidup di tubuh orang lain dan itu mengobati rasa dukaku, rasa sedihku bisa cukup berkurang," ujar Emma.

Emma dan Josh. | Foto: copyright mirror.co.uk

Sementara itu Drew mengatakan, "Hope hanya hidup 74 menit tapi ia sudah melakukan sesuatu yang lebih besar dibandingkan sejumlah orang di sepanjang hidupnya. Melihat Hope lahir rasanya bahagia sekaligus sedih karena aku tahu ia tak akan bisa bertahan. Aku akan mengingat menit-menit itu sepanjang hidupku. Hope terlihat sangat damai saat meninggal. Matanya terbuka lebar dan aku harus menutup kelopak matanya. Matanya sangat cantik berwarna biru, momen itu tak akan terlupakan. Kami menganggap putri keci kami sebagai seorang pahlawan."

Nama Hope sendiri dipilih karena ingin bisa memberikan harapan (hope) untuk kedua orang tuanya sekaligus orang-orang lain yang dibantunya. Saat lahir hingga selama momen 74 menit tersebut, Hope dipeluk dan dikelilingi orang-orang yang mencintainya. Meski singkat, tapi momen tersebut sangatlah berkesan.

"Kami bersamanya sejak detik ia dilahirkan hingga momen saat ia meninggal. Sepertinya tak ada orang yang berkata-kata selama 74 menit, kami hanya terus memberinya pelukan. Saat aku menggendongnya aku hanya memperhatikan bagian-bagian tubuhnya berusaha merekam wajahnya. Dia sangat kecil, seperti boneka mungil, tapi terlihat sangat tenang yang membuatku nyaman. Aku akan terus mengingat momen dan saat-saat aku menghabiskan waktu dengannya seumur hidupku," ujar Emma.

Foto: copyright mirror.co.uk

Semua orang di ruang operasi, termasuk perawat juga ikut menangis. Melihat bayi mungil yang tak berdaya seperti itu memang bisa membuat hati siapa saja merasa trenyuh, ya Ladies.

Setelah Hope meninggal, ia langsung menjalani operasi transplantasi. Ginjalnya didonorkan untuk seorang pasien dewasa. Sementara sel-sel hatinya diambil dan dibekukan. Sel-sel sehat itu bisa menolong sampai lima orang dewasa bertahan lebih lama untuk mendapatkan transplantasi hati. Sel-sel tersebut diinjeksikan ke hati yang rusak untuk memperpanjang usianya.

Usai dioperasi, Hope dibawa pulang dan rencananya akan segera dikremasi. Sementara saudara kembarnya, Josh kini dalam keadaan sehat.

Kehilangan buah hati tercinta memang sebuah pukulan berat. Tapi selalu ada makna dan pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari sebuah ujian atau tragedi.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading