Sukses

Parenting

Menunggu Hasil Rekam Medis Bayiku di RS Permata Bekasi, Aku Takut

Perasaan khawatir, takut, dan kesal masih dirasakan oleh para orang tua yang menjadi pasien di rumah sakit atau klinik yang terdaftar sebagai pengguna vaksin palsu. Perkembangannya sampai saat ini pun semuanya masih dalam proses. Beberapa di antaranya masih menunggu hasil dari pemeriksaan rumah sakit mengenai data pasien.

Seperti yang dirasakan oleh Cynthia Yunita Runtu. Ia sedang menunggu hasil dari rumah sakit Permata Bekasi untuk mengecek ulang rekam medis setiap pasien. Cynthia merasa was-was karena bayinya yang baru berusia dua bulan, Cyara Fillomena Kinandari, sudah tiga kali mendapat vaksin di rumah sakit tersebut.

"Anak saya sudah mendapatkan tiga vaksin. Pertama, saat baru lahir vaksin hepatitis B dan vaksin polio pada bulan April, dan terakhir vaksin BCG pada bulan Mei," kata wanita kelahiran Jakarta kepada Vemale di Jakarta, Senin, 18 Juli 2016.  

"Waktu tahu rumah sakit Permata menggunakan vaksin palsu perasaan saya kesal, takut, dan khawatir. Takut terjadi apa-apa karena anak saya masih dua bulan usianya. Hasilnya belum pasti karena pihak RS Permata masih akan mengecek ulang rekam medis setiap pasien," tambahnya.

Cynthia Yunita Runtu dan buah hatinya. | Foto: copyright Vemale.com

Terakhir, lanjutnya, pihak rumah sakit akan konfirmasi akan memberikan vaksin ulang, apabila pasien benar terkena vaksin palsu. "Tapi kalau pun demikian saya sudah tidak mau vaksin ulang di rumah sakit tersebut, lebih baik saya pindah rumah sakit atau ke puskesmas," ucap Cynthia.

Saat ditanya harga vaksin di rumah sakit Permata Cynthia menjelaskan bahwa dokter memberikan dua pilihan, panas atau dingin. "Kalau yang panas harganya seratus lima puluh ribu dan yang tidak panas atau dingin lima ratus ribu, terakhir yang ditawarkan sembilan ratus ribu," terangnya.

Sebagai ibu muda, Cynthia berharap agar tidak ada lagi hal yang seperti ini terjadi, karena akan sangat meresahkan setiap orang tua akan kesehatan anak-anaknya. "Pesan saya untuk setiap rumah sakit atau klinik harus lebih memperhatikan keluar masuknya obat serta harus mengambil obat-obatan dari distributor yang diperbolehkan atau terpercaya oleh pemerintah," pungkasnya.



(vem/yun/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading