Sukses

Parenting

5 Pertimbangan Mengapa Orangtua Perlu Membuat Batasan Penggunaan Ponsel untuk Anak Remaja

Fimela.com, Jakarta Meski banyak remaja beranggapan bahwa mereka dapat mengakses smartphone dengan bebas, memiliki ponsel jelas merupakan suatu keistimewaan. Dan mungkin ada saat-saat ketika mengambil hak istimewa itu bisa menjadi hal terbaik bagi anak remaja. Waspadai tanda-tanda penggunaan ponsel anak remaja yang dapat mengganggu perilaku, nilai, kehidupan sosial, atau fungsi sehari-hari mereka secara keseluruhan. Berikut beberapa tanda peringatan yang mungkin Mom inginkan untuk membatasi hak akses anak remaja pada ponsel mereka.

Kesulitan Tidur Karena Kecanduan Ponsel

Meskipun semua perangkat elektronik dapat mengganggu tidur malam yang nyenyak, ponsel cerdas bisa menjadi masalah yang sangat bermasalah. Jika anak kesulitan bangun tepat waktu, atau dia tidur larut malam terutama di akhir pekan, itu bisa jadi pertanda ponselnya membuatnya terjaga di malam hari.

Pesan teks tengah malam dari teman atau mengecek media sosial saat dia bangun jam 2 pagi mungkin menjadi pelakunya. Jangan biarkan anak tidur dengan ponsel cerdas di kamar tidur. Buat aturan yang mengatakan semua ponsel cerdas dimatikan pada jam tertentu seperti jam 9 malam. Kemudian isi daya ponsel di dapur atau ruang bersama lainnya selama jam semalam. Dengan demikian, anak tidak akan merasa tertekan untuk ikut serta dalam percakapan larut malam dengan teman-temannya.

Membagikan Informasi Tidak Pantas

Jika anak remaja menggunakan ponsel cerdasnya untuk membagikan pesan yang tidak pantas di media sosial, atau Mom mengetahui bahwa mereka memberikan alamat kepada orang asing, orangtua harus turun tangan. Anak remaja mungkin tidak hanya merusak reputasi online mereka, tetapi mereka juga mungkin terjebak dalam beberapa aktivitas yang tidak sehat.

Terobsesi Mengambil Foto Selfie

Meskipun selfie mungkin terdengar tidak berbahaya di permukaan, mengambil potret diri secara terus menerus sebenarnya dapat menimbulkan beberapa masalah. Bagi sebagian remaja, upaya untuk mengabadikan selfie yang sempurna bisa menjadi obsesi sejati.

Bagi yang lain, keinginan untuk mengambil foto selfie yang epik mengarah pada keputusan yang berbahaya. Beberapa remaja mempertaruhkan hidup mereka untuk mengambil foto selfie di tepi tebing atau saat melakukan aksi berbahaya, semuanya dalam upaya untuk mendapatkan perhatian dan kekaguman.

Memiliki Masalah Kepercayaan Diri

Beberapa remaja menjadi tergantung pada media sosial untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka. Ketika mereka menerima komentar positif dan suka pada aktivitas media sosial mereka, mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri. Tetapi jika mereka tidak menarik cukup perhatian positif, kepercayaan diri mereka merosot.

Remaja lain membuat persona online yang tidak memiliki kemiripan dengan kehidupan nyata mereka. Mereka membuat profil media sosial dengan nama palsu atau mengobrol dengan orang asing dengan alasan palsu karena senang berpura-pura menjadi orang lain.

 

Kehilahan Kehidupan Nyata

Baik dirimu sedang berlibur atau menghadiri acara olahraga profesional, adalah hal biasa untuk melihat remaja dengan hidung terkubur di ponsel. Juga umum melihat remaja mengabaikan orang yang berdiri tepat di depan mereka sehingga mereka dapat mengirim pesan kepada orang lain.

Jika penggunaan ponsel anak remaja melewati batas dari menjadi alat yang meningkatkan kehidupannya menjadi objek yang mengganggu kehidupan, batasi hak istimewanya. Mereka mungkin membutuhkan bantuan orangtua untuk membatasi seberapa banyak mereka menatap ponsel mereka.

Dengan bimbingan dan pengawasan yang tepat, remaja dapat menemukan cara mengintegrasikan teknologi dengan aman ke dalam kehidupan mereka. Pastikan untuk turun tangan jika anak Mom mengembangkan kebiasaan ponsel yang tidak sehat, atau jika penggunaan ponselnya menimbulkan masalah baru dalam hidupnya. 

Cek Video di Bawah Ini

#Changemaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading