Sukses

Parenting

Orangtua Wajib Tahu 5 Mitos dan Fakta Seputar Masalah Kesehatan Mental Anak

Fimela.com, Jakarta Masalah kesehatan mental bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal batas usia, termasuk salah satunya anak-anak. Sebuah studi terbaru dirilis pada JAMA Pediatrics ditemukan bahwa 7,7 juta anak atau sekitar 16,5 persen, memiliki setidaknya satu gangguan kesehatan mental.

Namun, sekitar setengah dari anak-anak itu tidak menerima perawatan apa pun dari profesional kesehatan mental. Alasannya beragam, namun Danielle Rannazzisi, PhD, seorang psikolog anak yang berpraktik di New York, menjelaskan kepada Healthline bahwa ini bukan hanya tentang kurangnya akses ke perawatan.

Dia mengatakan banyak orangtua juga berjuang dengan mengenali perilaku tertentu sebagai gejala penyakit mental yang sebenarnya. Belum lagi stigma negatif dan mitos yang berkembang di tengah masyarakat terkait masalah kejiwaan.

“Masih ada konotasi negatif yang terkait dengan penyakit mental yang membuat orang enggan mengakui bahwa mereka membutuhkan perawatan dan mencari tahu.” jelas Rannazzisi.

Ada beberapa mitos tentang kesehatan mental anak yang harus diketahui orangtua agar tumbuh kembangnya tak terganggu. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasan selengkapnya.

1. Mitos: Anak-anak tidak mengalami masalah kesehatan mental

Faktanya, masalah kesehatan mental bisa menyerang anak-anak. Masalah kesehatan mental ini seringkali dapat didiagnosis secara klinis, dan dapat menjadi produk dari interaksi faktor biologis, psikologis, dan sosial.

Sayangnya, kurang dari 20% anak-anak dan remaja dengan masalah kesehatan mental yang dapat didiagnosis menerima perawatan yang mereka butuhkan. Dukungan kesehatan mental sejak dini dapat membantu anak sebelum masalah mengganggu kebutuhan perkembangan lainnya.

2. Mitos: Tidak ada yang bisa dilakukan saat anak mengalami masalah kesehatan mental

Padahal faktanya, keluarga, teman, dan orang yang dicintai bisa membantu anak melewati fase ini. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak melewati masalah mentalnya.

Beberapa cara tersebut adalah dengan membantu mereka mengakses layanan kesehatan mental, memperlakukan mereka setara seperti yang lain, dan tidak menggunakan label “gila” pada anak.

3. Mitos: Terapi untuk anak-anak hanya membuang-buang waktu

Perawatan untuk gangguan kejiwaan masa kanak-kanak bukanlah hal sepele. Program perawatan berbasis bukti terbaik saat ini untuk anak-anak dan remaja menggunakan terapi perilaku kognitif, yang berfokus pada perubahan pikiran, perasaan, dan perilaku yang menyebabkan masalah serius bagi mereka. Dengan melakukan terapi, maka peluang anak sembuh tentu menjadi lebih tinggi.

4. Mitos: Kondisi kesehatan mental pada anak bertahan seumur hidup

Meskipun ada beberapa kondisi yang mungkin muncul kembali di berbagai masa kehidupan, sebagian besar kondisi kesehatan mental yang memengaruhi anak dapat diobati dan tidak akan bertahan seumur hidup. Dengan dukungan orang tua dan perawatan yang tepat, buah hatimu akan sembuh dengan cepat.

5. itos: Masalah kesehatan mental anak disebabkan oleh pola asuh yang buruk

Salah satu mitos yang lebih menyedihkan tentang penyakit mental remaja adalah bahwa hal itu disebabkan oleh pola asuh yang buruk. Ada banyak penyebab kondisi kesehatan mental yang berbeda pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Beberapa faktor lingkungan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental meliputi trauma, diabaikan, kekerasan, diskriminasi, tinggal di lingkungan yang buruk, dan masih banyak lagi.

Faktor-faktor lain adalah genetik dan hanyalah keberuntungan jika menyangkut anggota keluarga yang menderita kondisi kesehatan mental. Bagaimanapun, pola asuh yang buruk biasanya bukan satu-satunya penyebab kondisi kesehatan mental pada anak-anak dan remaja. Cobalah selidiki penyebabnya bersama dengan bantuan profesional.

 

#Elevate Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading