Stop Katakan 2 Hal Ini Kepada Anak Perempuan yang Ambisius

Ilustasi ambisius (Foto: pexels/Monstera)

Fimela.com, Jakarta Penelitian menyebut bahwa setiap orang memiliki karakter ambisius. Hanya tingkatan yang berbeda hingga seseorang mendapatkan predikat ambisius seperti yang kebanyakan orang tahu.

Meena Harris, keponakan dari Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris memiliki pemikiran yang kuat tentang cara membesarkan anak perempuan yang tegas dan memiliki sifat ambisius. Dalam buku bergambar yang dibuatnya berjudul Ambitious Girl, diungkapkan bahwa memiliki anak perempuan yang ambisius merupakan sebuah perayaan akan kekuatan dan impian yang melampaui batas pada seorang gadis.

Sayangnya bagi kebanyakan orang, memiliki anak perempuan yang ambisius dinilai membawa dampak yang buruk bagi hidup mereka ke depannya. Padahal sikap ambisius tidak melulu mengarah pada hal negatif, melainkan banyak tujuan hidup yang ingin ia raih. Dilansir dari Purewow, Meena Harris mengungkapkan bahwa sebaiknya orangtua berhenti mengatakan dua hal ini ketika memiliki anak perempuan yang ambisius.

Yakni "Loud" dan "Bossy", atau "berisik" dan "suka memerintah".

TERKAIT: Resep Daun Singkong Masak Santan Beserta 9 Rekomendasi Lauknya

TERKAIT: 7 Resep Bolu Panggang Jadul yang Lembut

TERKAIT: 5 Resep Kue Lapis Tepung Beras

Menghadapi anak perempuan ambisius

6 Cara Mendidik Anak Agar Tidak Kecanduan Gadget — Ilustrasi memakai gadget bersama anak. (Shutterstock)

"Saya biasanya mencoba menghindari kata-kata negatif yang saya tahu digunakan secara tidak adil, seperti 'Loud' dan 'Bossy'," ungkap Meena.

Jika ingin mengatakan hal demikian, pikirkan akan konteksnya. Jangan sampai kata-kta tersebut diartikan sebagai cara untuk menunjukkan cacat karakter.

"Itu perbedaan antara mengatakan "Berisik" dan "Jangan berteriak" saat berada di meja makan," lanjut Meena.

Selain itu, orangtua juga diharapkan dapat menunjukkan sikap langsung tanpa bertele-tele dan tanpa ada yang ditutupi. Ketika berhadapan dengan perempuan, seringkali muncul godaan untuk menutupi kenyataan, terutama untuk membahas hal-hal seperti seksisme dan rasisme.

"Mereka berurusan dengan semua jenis pikiran dan perasaan yang kompleks di saat bersamaan. Jadi, dengan menjelaskan hal-hal yang dapat mereka pahami di usia mereka, saya sangat yakin Anda harus jujur kepada anak-anak tentang pertanyaan yang sulit," ungkap Meena.