Sukses

Parenting

Makanan Instan Bayi Amankah? Cek Faktanya Di Sini

Fimela.com, Jakarta Sekitar usia enam bulan, bayi menunjukkan tanda-tanda kesiapan untuk makanan padat. Kita pun akan memperkenalkan makanan padat bayi untuk pertama kalinya dengan pilihan membuatnya sendiri atau instan. Meski makanan instan untuk bayi direkomendasikan oleh dokter anak, tetapi amankah? mamanatural.com menjabarkan fakta-faktanya. 

Pertama yang harus diperhatikan adalah apa yang sebenarnya ada di sereal bayi? Karena ini bukan hanya nasi biasa. Karena terbuat dari nasi putih, sebenarnya tidak ada nutrisi di dalamnya. Sebab itu diperkaya dengan vitamin yang diproduksi secara sintesis seperti besi sulfat (besi), asam folat (vitamin B9) dan asam askorbat (vitamin C).

Beberapa produsen menawarkan sereal bayi beras organik, tetapi tidak jauh lebih baik. Sereal bayi mungkin juga terbuat dari beras merah tetapi diproses menjadi serpihan sehingga mudah disajikan yang meningkatkan kadar gula darah dan halus untuk langit-langit mulut bayi.

Seperti disebutkan di atas, sereal beras bayi kaya vitamin sintesis yang sulit dicerna dan tidak tersedia secara alami, tetapi asam folat dapat lebih merusak. Folat adalah nutrisi yang diperlukan sedangkan asam folat adalah pengganti sintesis yang diproduksi. Ini menyebabkan kerusakan tiroid dan masalah kesehatan sekitar 50 persen populasi.

Alasan lain mengapa sereal bayi tidak direkomendasikan adalah rasanya yang hambat. Sedangkan bayi dapat merasakan rasa yang berbeda dalam ASI saat ibunya memvariasikan diet sehingga terbiasa dengan beberapa rasa. Memperkenalkan rasa yang berbeda pada bayi akan membantu mereka menyukai semua jenis makanan sehat, bukan hanya karbohidrat manis yang hambar dan dapat menyebabkan pilihan diet buruk di kemudian hari.

 

Mengapa sereal beras bayi tidak baik? Tinggi Toksin Arsenik

Arsenik secara alami ditemukan di tanah dan air, namun dapat menjadi terkonsentrasi karena praktik pertanian konvensional. Ketika pestisida dan herbisida digunakan di ladang, limpasan mencemari tanah dan air setempat dengan arsenik. Air irigasi ini kemudian menggenangi persawahan untuk waktu lama. 

Arsenik terakumulasi di tanah dan air, dan beras menyerap lebih banyak arsenik dibanding dengan tanaman lain. Bahkan padi yang ditanam secara organik rentan terhadap kontaminasi arsenik tingkat tinggi karena lingkungan tumbuh yang diperlukan dan tingginya tingkat limpasan pestisida di lingkungan modern kita. Beras putih dan merah ternyata sama-sama mengandung arsenik.

Tingkat arsenik yang tinggi merusak sistem saraf. Ini dapat menyebabkan konsentrasi dan memori yang butuk serta mengurangi kecerdasan. Selain itu, ibu yang mengonsumsi makanan tinggi arsenik saat hamil memiliki bayi dengan tingkat komplikasi pernapasan yang jauh lebih tinggi.

Simak Video Berikut

#Elevate Women 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading