Sukses

Parenting

5 Cara Mendidik Anak agar Memiliki Karakter Jujur sejak Dini

Fimela.com, Jakarta “Honesty is the first chapter of the book of wisdom,” begitulah quote tentang kejujuran yang paling sering kita dengar. Maka dari itu, kejujuran harus dilatih sejak dini.

Melatih kejujuran pada anak sejak dini perlu dilakukan agar anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik dan dapat dipercaya semua orang. Alangkah baiknya bila orangtua juga sudah mulai mendidik anak demi membangun karakter jujur dalam diri anak sejak dini. 

Anak-anak bisa melakukan kebohongan untuk menghindari masalah, menghindari menyakiti perasaan orang lain, atau bahkan membuat diri mereka terlihat lebih baik.  Sehingga, penting bagi orangtua untuk mendidik membangun karakter anak yang jujur pada anak sehingga kebiasaan tersebut terbawa hingga usianya dewasa. 

Berdasarkan pandangan para peneliti, spesialis perkembangan anak, dan psikolog, terdapat beberapa cara untuk membuat anak terbiasa menjadi pribadi yang jujur. Melansir dari Greatschools.org, Sabtu (18/9), berikut 5 cara untuk melatih dan mendidik anak agar mereka memiliki karakter jujur sejak dini.

Menceritakan Hal Positif

Dalam sebuah penelitian yang dipimpin oleh psikolog Universitas Toronto Kang Lee, para peneliti termasuk Talwar menemukan bahwa anak-anak usia 3 hingga 7 tahun merasa kejujuran mendapatkan konsekuensi positif dan kebohongan mendapatkan konsekuensi sebaliknya. 

Maka dari itu, anak-anak tersebut jauh lebih mungkin untuk mengatakan yang sebenarnya. “Anak-anak membutuhkan contoh bagaimana berperilaku dalam situasi di mana berbohong mungkin lebih mudah. Sehingga, perlu bagi orangtua untuk menceritakan cerita atau hal-hal positif yang bisa mendorongnya untuk senantiasa berperilaku baik dan jujur kepada semua orang di segala situasi,” ujar Talwar dikutip dari Greatschools.org. 

Minta Janji

Jika kamu membutuhkan jawaban langsung tentang sesuatu yang kamu khawatirkan, seperti insiden di sekolah. Mintalah anak berjanji untuk mengatakan yang sebenarnya kepadamu sebelum kamu mengajukan pertanyaan kepada mereka. Berdasarkan penelitian, hal ini akan meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan berkata jujur kepadamu. 

Tetapi, perhatikan bahwa strategi ini bukanlah jaminan. Kamu harus menggunakannya dalam situasi tertentu saja agar anak tidak memanfaatkan momen tersebut untuk berbohong meskipun sudah berjanji sebelumnya. 

Dalam penelitiannya, Talwar mencatat bahwa janji cenderung terasa lebih mengikat bagi anak-anak yang lebih muda. Jadi, strategi ini sangat cocok jika diterapkan bagi anak usia dini.

Katakan bahwa Kejujuran Membuatmu Bahagia

Anak kecil, di bawah usia 8 tahun atau lebih, sangat termotivasi untuk menyenangkan figur otoritas. Talwar menjelaskan bahwa penelitiannya menunjukkan bahwa memberitahu anak-anak bahwa kamu akan senang dengannya jika mereka mengatakan yang sebenarnya, akan meningkatkan kemungkinan mereka akan jujur dengan mu. 

Carilah kesempatan untuk membuat anak merasa senang dengan hal itu, sehingga mereka bisa diandalkan dan menjadi dapat dipercaya. 

Ajarkan Kebijaksanaan

Anak-anak belajar sejak dini dari orangtua mereka bagaimana cara berbohong demi kesopanan atau untuk menghindari menyakiti perasaan seseorang. Misalnya, “Terima kasih, buku ini terlihat bagus,” alih-alih mengatakan, “Saya sudah memiliki buku ini!”, atau “Saya tidak bisa bermain denganmu,” alih-alih “Saya tidak suka bermain denganmu,”. 

Para peneliti menyebut bahwa bersikap jujur tidak harus sama dengan bersikap kasar atau menyakitkan. Kuncinya adalah menyeimbangkan kejujuran dengan perasaan orang lain. Orangtua perlu mengajarkan kejujuran dengan cara yang berpotensi membantu orang lain, daripada yang berpotensi menyakiti orang lain.

Lakukan Diskusi, Bukan Ceramah

Semakin terbuka dan percakapan hubungan antara orangtua dan anak, maka semakin efektif anak akan berlaku jujur kepada orangtuanya. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang psikolog klinis Dr. John Duffy. 

Ia menjelaskan bahwa orangtua harus lebih banyak melakukan diskusi dengan anak, bukannya memberi ceramah kepada anak-anaknya seolah-olah orangtua tahu segalanya. Dengan bersikap lebih tenang, akan memberikan hasil yang lebih positif. 

Duffy merekomendasikan untuk mendiskusikan masalah kejujuran dan kebohongan secara terbuka dengan anak. Katakan sesuatu seperti “Kami ingin kamu merasa bebas untuk jujur dengan kami, terlepas dari apa yang kamu katakan,” maka anak akan merespons dengan baik jenis komunikasi ini. 

Penulis: Chrisstella Efivania

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading