Sukses

Parenting

Jangan Diabaikan, Ini 5 Tanda Anak Sebenarnya Belum Siap Kembali Sekolah Tatap Muka

Fimela.com, Jakarta Anak sudah mulai masuk ke sekolah tatap muka lagi setelah beberapa lama harus melakukan aktivitas belajar mengajar dari rumah. Baik anak, orangtua, maupun guru sama-sama merasa bahagia, gugup, dan frustasi, benar?

Masa-masa ini adalah waktu transisi untuk semua orang, karena kebanyakan anak harus kembali beradaptasi kembali ke sekolah. Dilansir dari huffpost.com, berikut ini adalah beberapa tanda anak sebenarnya belum siap kembali sekolah tatap muka.

1. Anak menghindari tugas

Menghindari pekerjaan sekolah atau kegiatan yang berhubungan dengan sekolah bisa menjadi petunjuk bahwa anak mengalami kesulitan menyesuaikan diri. Perlu diingat, penghindaran ini bisa memanifestasikan diri anak dengan cara yang berbeda, tergantung usia mereka.

Anak yang lebih kecil mungkin mengamuk atau menghancurkan sesuatu ketika mereka harus melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan. Sedangkan anak yang lebih besar mungkin hanya menutup diri secara emosional atau menunda-nundanya.

2. Anak tidak mau membicarakan tentang sekolah sama sekali

Anak tidak selalu merupakan komunikator yang hebat tentang apa yang terjadi di sekolah. Tapi jika orangtua menemukan bahwa mereka benar-benar tidak bisa membuat anak terbuka tentang apa yang terjadi di sekolah, ini adalah potensi bahaya.

Sangat penting untuk mengetahui gaya komunikasi anak. Jika setelah mencoba berbagai cara membuat anak berbicara dan tidak berhasil, bicarakan dengan guru mereka.

 

 

3. Anak menjadi pemarah atau lengket dengan orangtuanya

Kemarahan pada anak bisa menjadi tanda kecemasan dan ini dapat memanifestasikan diri mereka dengan cara yang berbeda, tergantung di mana anak berada dalam masa perkembangannya. Anak yang lebih besar mungkin menjadi lebih bertingkah, lebih sering berteriak, atau menjadi sangat menentang.

Sedangkan anak yang lebih kecil mungkin mengamuk atau tampak lebih rewek dari biasanya. Anak yang cenderung lebih lengket karena mereka ingin merasa aman.

4. Rutinitas sehari-hari mereka sepertinya masih sangat menantang

Pertama dan terpenting, jangan mengharapkan kesempurnaan atau semacamnya. Rutinitas pagi tidak akan selalu mulus, anak mungkin perlu diminta beratus-ratus kali sebelum mereka mau melakukan sesuatu, dan ini bukan masalah.

Transisi dari perubahan mengambil fungsi eksekutif, mengacu pada serangkaian keterampilan, seperti pengendalian diri dan manajemen waktu, yang membuat seseorang mengelola tugas sehari-hari. Semakin tua dan semakin dewasa, semakin baik seseorang mampu menangani stres dan perubahan.

Seorang anak prasekolah mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyesuaikan diri dengan rutinitas kembali ke sekolah. Jadi, bersabarlah.

5. Ada masalah yang terus berulang

Orangtua memiliki kecenderungan berharap saat anak memasuki tahun ajaran baru, masalah apapun dari tahun lalu bisa terselesaikan begitu saja. Tapi jika kamu memperhatikan masih ada masalah yang sama sejak tahun sebelumnya, saatnya untuk mengatasinya secara langsung.

#Elevate Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading