Sukses

Parenting

Mengenal Konstipasi Pada Anak, Penyebab dan Gejalanya

Fimela.com, Jakarta Tak hanya orang dewasa, anak pun bisa mengalami masalah pencernaan salah satunya konstipasi. Mengutip dari laman rsud.bulelengkab.go.id, masalah konstipasi pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting diwaspadai karena semakin banyaknya penderita ini setiap harinya hingga mencapai 30 persen. 

Mengenai konstipasi, apa sih konstipasi itu? 

Mengenal Konstipasi pada Anak

Konstipasi pada anak adalah masalah yang umum terjadi. Anak dikatakan mengalami konstipasi jika ia tidak buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu. Biasanya, anak yang mengalami konstipasi memiliki tekstur tinja yang keras dan ukuran yang lebih besar. Anak akan kesulitan buang air besar bahkan rentan merasa sakit di bagian anus saat buang air besar. 

Melansir dari laman healthline.com, konstipasi pada anak terjadi ketika feses terlalu lambat di usus besar. Karena feses yang bergerak terlalu lambat ini, feses pun akan rentan kering, keras dan berukuran lebih besar sehingga BAB akan terasa sulit. 

Penyebab Konstipasi pada Anak

Secara umum, konstipasi pada anak disebabkan oleh kurangnya asupan serat dan air. Anak-anak yang lebih sering mengonsumsi karbohidrat, protein dan kekurangan asupan cairan lebih rentan mengalami konstipasi. Konstipasi juga bisa terjadi karena konsumsi obat-obatan tertentu oleh ibu selama menyusui atau oleh anak karena masalah kesehatan tertentu. 

Anak yang sering menahan buang air besar juga lebih rentan mengalami konstipasi. Beberapa penelitian menemukan jika stres dan depresi bisa menyebabkan konstipasi pada anak dengan usia yang lebih besar di atas 5 tahun. Dalam beberapa kasus, konstipasi juga bisa disebabkan oleh adanya risiko penyakit serius pada anak. Jadi, penting bagi Mom untuk mencari penyebab konstipasi ini. Bila perlu, Mom sebaiknya memeriksakan kondisi kesehatan anak ke dokter atau ahlinya. 

Gejala Konstipasi pada Anak

Pada dasarnya setiap anak memiliki frekuensi buang besar yang tak sama antara satu dengan lainnya. Ada yang setiap hari buang air besar, ada yang dua sampai tiga hari sekali dan ini merupakan hal yang normal. Namun, jika anak tidak buang air besar lebih dari tiga hari disertai dengan beberapa gejala, kemungkinan ini karena konstipasi. Berikut adalah beberapa gejala umum ketika anak mengalami konstipasi. 

  • Anak buang air besar lebih jarang dari biasanya bahkan bisa berhari-hari.
  • Perut kembung dan terasa sakit atau tidak nyaman. 
  • Merasa sakit saat buang air besar terutama di anus karena tinja yang keras, kering dan besar. 
  • Anak terlihat susah payah dalam buang air besar. 
  • Adanya darah di tinja.
  • Anak kehilangan nafsu makan dan lebih rewel dari biasanya. 
  • Terdapat noda tinja di celana baik berupa sedikit tinja atau cairan. 

Itulah sekilas mengenai konstipasi pada anak. Perlu kita tahu, konstipasi ini umumnya terjadi pada anak yang telah diberi MPASI dengan usia lebih dari tahun. Tapi ini juga tidak menutup kemungkinan terjadi pada bayi yang berusia di bawah satu tahun dan diberi susu formula. Semoga informasi ini bermanfaat. 

#WomenForWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading