Sukses

Beauty

Diary Fimela: Perjalanan Membangun Bisnis Parfum Lokal yang Belajar dari Kegagalan

Fimela.com, Jakarta Beberapa tahun kebelakang hingga saat ini, bisnis skincare dan makeup lokal menjamur di tanah air. Namun, Nouva Puspita justru memulai bisnis parfum dengan aroma yang menarik untuk menciptakan rasa percara diri dengan harga yang lebih terjangkau, dibanding dengan parfum yang sudah ada. 

“Tiga tahun lalu, industri parfum lokal hampir tidak ada harga yang middle atau tidak eksis di pasaran. Kalau pun ada harganya murah namun kualitas aromanya kurang atau aroma enak namun harganya mahal sekelas internasional,” papar Nouva Puspita, Founder & CEO Carl & Claire dalam acara Shopee, Selasa, (6/9).

Selain itu, Nouva mengatakan jika bisnis parfumnya ini dimulai ketika ia mencari jati diri dan mengembangkan diri. Dan ia merasa parfum bukan hanya membuat tubuh harum, melainkan dapat membuat percaya diri hingga dapat membuka percakapan dengan orang lain. 

“Awal mula berasal dari pengalaman pribadi, lagi suka ngulik parfum, beauty, fashion, bisa dibilamg itu juga pencarian jati diri. Hingga akhirnya menemukan benefit parfum itu. Dan secara personal juga memang suka parfum namun mau gonta-ganti aroma harus tunggu lama karena tidak semurah skincare atau makeup. Jadi berfikir untuk ciptakan parfum berkualitas dengan harga terjangkau,” ujarnya. 

Rasa ingin tahu Nouva yang cukup besar membawa nya berani mengulik lebih dalam mengenai potensi dan peluang berbisnis pada industri ini. Melalui tekad dan komitmennya untuk membawa sisi baru memajukan industri parfum lokal, perjalanan bisnis diawali pada tahun 2019 dengan meluncurkan parfum yang diberi nama Carl & Claire.

Ia pun mulai memasarkan produknya ke orang terdekat hingga mengambil langkah berani berpartisipasi pada offline bazaar. Disitulah Nouva banyak belajar dan mengumpulkan informasi melalui interaksi langsung. 

“Menjual dari temen deket dahulu, ikut bazzar, hingga keranah online seperti Ecommerce di tahun 2020,” paparnya.

Kegagalan merupakan pembelajaran yang berharga

Perjalanan bisnisnya tidak serta merta terbilang mulus, banyak tantangan yang kerap dihadapi. Salah satunya saat tahun pertama kelahiran Carl & Claire, dimana sebanyak 30 varian koleksi berhasil dipasarkan. 

Nyatanya dari sebanyak 30 variasi yang dijual tanpa meriset kebutuhan konsumen terlebih dahulu, justru berdampak pada penjualan yang tidak sesuai yang diharapkan dan malah membuat sebagian besar pembeli merasa bingung dengan banyaknya variasi yang ditawarkan.

Belajar dari kegagalan tersebut, kini ragam koleksi Carl & Claire selalu hadir berdasarkan pemetaan konsep yang diklasifikasikan berlandaskan kebutuhan, tren, dan karakter masyarakat.

“Awal meluncurkan langsung mengeluarkan 30 varian yang justru bikin pelanggan bingung. Padahal market belum mengerti produk kita seperti apa. Jadi pelanggan bingung memilih aromanya, akhirnya tidak jadi beli. Akhirnya kita turunin aroma yang disesuikan,” paparnya. 

Tidak hanya itu, terdapat ruang pembelajaran bagi Nouva dalam perjalanan bisnis Carl & Claire. Mulai dari dimana stok yang diperkirakan akan laku selama tujuh hari pameran, justru hanya berhasil terjual lima botol selama dua hari berlangsung hingga ribuan botol yang telah disiapkan untuk penjualan produk terbaru, kenyataan dilapangan hanya sukses terjual puluhan unit. 

“Dalam perjalanan karir di industri ini, kami mengkaji hal yang menjadi pemicu kegagalan dan mencari formula penanganannya.  Perjalanan luar buasa, jadi saat launching produk baru kita benar-benar hati-hati. Jadi kita survei dulu aroma apa yang suka masyarakat, jadi bukan sesuai hidung kami saja,” paparnya. 

Ibarat nama itu adalah sebuah doa, arti nama dari Carl & Claire yang juga memiliki makna dan harapan khusus dari pemiliknya. Carl yang didefinisikan strong atau longlasting, sedangkan Claire berarti popular atau trending, sehingga begitu ke dua kata digabungkan harapannya Carl & Claire mampu menghadirkan produk parfum yang tahan lama dengan aroma-aroma populer sesuai kebutuhan

Dibalik kualitas produk Carl & Claire

Dalam menghasilkan satu fragrance oil, memerlukan lebih dari seribu raw material hingga terciptalah sebuah aroma.

Proses untuk menghasilkan wangi premium, dibutuhkannya kerjasama dengan Perfumer Spesialis yang sudah bersertifikasi dan menggandeng erat frangnance house dari berbagai negara. Hal ini wujud komitmen Carl & Claire dalam menghadirkan wewangian kelas internasional di pasar Indonesia.

“Ketika mencium sebuah aroma parfum, bukan hanya indra penciuman saja yang bekerja, imajinasi dan rasa emosional seakan ikut bergabung menciptakan ruang memori positif. Disinilah peran Carl & Claire yang memberi kebebasan imajinasi para penggunanya dalam sebuah aroma,” katanya.

Mengkombinasikan tren dan kemajuan teknologi, terbukti koleksi Carl and Claire selalu menyimpan makna dan cerita yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik para penggunanya.

Seperti salah satunya koleksi yang dikenal Rosie, mengadaptasi Viva Scentz Technology, perpaduan keharuman bunga dengan teknologi yang dapat meningkatkan mood, dan merasakan positive emotions bagi siapapun yang memakainya.

#women for women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading