Sukses

Entertainment

Eksklusif, Total Berbisnis Ala Luna Maya

Fimela.com, Jakarta Kalau ada istilah total football seperti yang kerap dilakukan team nasional Belanda, Luna Maya juga melakukan hal serupa di kancah bisnis busana. Seperti apa total berbisnis ala Luna Maya?

***

Bukan kali ini Luna Maya menggeluti dunia bisnis. Sebelumnya, ia sudah melakoni bisnis di antaranya resto dan busana. Namun, bisnis itu dilakoni bersama partnernya. Kini ia melakoni bisnis seorang diri. Ia punya team sendiri untuk bisnis busana ready to wear miliknya.

Konsekuensinya dari keberanian perempuan kelahiran, Denpasar 26 Agustus 1983 ini sangat jelas. Ia harus fokus, kalau tidak kesalahan serupa pada bisnis sebelum bukan tidak mungkin akan terulang lagi. “Dulu aku tinggal beres saja sebagai kreatif director. Tapi sekarang semua aku urusi, dari pemilihan bahan, rancangan, produksi, hingga pemasaran,” paparnya.

Lihat juga: Luna Maya Model Modal Nekad

Luna Maya. (Wardrobe Luna Habit, Lokasi: Portico Terrace Bistro, Senayan City, Galih W. Satria/Bintang.com)

Capek, itu pasti. Namun, ia melakoninya dengan senang hati. Dan Luna tak mau investasi yang sudah ia kucurkan tidak kembali modal. “Aku harus fokus agar apa yang kami buat tidak bisa laku dan diterima oleh pecinta bunana di mana pun berada,” kata Luna yang memasarkan produknya melalui dunia maya.

Karena ingin fokus dan total di dunia bisnis, ia sengaja tak mengambil syuting film atau sinetron. Namun, untuk syuting acara kuis, menjadi bintang tamu atau sitkom masih dilakoninya. Itu pun waktunya cuma pagi sampai siang saja.

Luna Maya. (Wardrobe Luna Habit, Lokasi: Portico Terrace Bistro, Senayan City, Galih W. Satria/Bintang.com)

Tak main-main, Luna punya target selama dua tahun bisa balik modal. Yang membuatnya optimis hasil produksinya digemari publik. Dalam istilah dia sekarang roda bisnisnya sudah berputar. “So far so good ya. Namun aku tidak boleh cepat puas. Setiap hari aku dan team melakukan evaluasi mengapa hari ini penjualan bagus, mengapa kemarin tidak bagus atau kurang bagus,” ujar Luna Maya kepada Edy Suherli dan Hasan Mukti Iskandar dari Bintang.com dalam sebuah wawancara khusus di Portico Terrace Bistro, Senayan City, Jakarta Pusat, Kamis (18/6/2015). Inilah petikan selengkapnya.

 

Memulai Bisnis dari Nol

Lepas dari kerjasama dengan partner sebelumnya, Luna Maya memulai bisnis dari nol. Ia mengakui masih banyak belajar sembari menjalankan bisnis. Prinsipnya learning by doing. Pengalaman melakoni bisnis dengan partner menjadi pelajarannya saat menakhodai sendiri bisnis busananya kini.

Anda kembali mengusung bisnis busana, bisa dicertakan soal ini?

Terus terang aku modal nekad aja melakoni bisnis busasana yang sekarang ini.

Apa bedanya dengan yang sebelumnya?

Sebelum ini aku memang sudah merintis bisnis busana, namun aku bekerjasama dengan orang lain. Jadi aku hanya sebagai kreatif director di usaha itu. Sekarang aku lepas dari mereka, dan semua aku urusi sendiri. Kalau dulu aku lebih banyak dilayani kini sebaliknya. Dulu urusan bisnis semua sudah ada yang mengatur. Aku tinggal terima beres saja.

Baca juga: Kesibukan Baru, Luna Maya Jualan Online

Kan enak dirusin, kok sekarang pilih jalan sendiri?

Ada satu dan lain hal yang membuat aku memutuskan mengakhiri kerjasama. Kalau sekarang aku menangani semuanya. Dari mulai merancang, produksi hingga memasarkan. Terus terang saat pertama kali akan menjalani bisnis ini sendiri, aku masih belum banyak tahu. Tetapi hal itulah yang memaksa aku untuk belajar. Ya learning by doing.

 Luna Maya. (Wardrobe Luna Habit, Lokasi: Portico Terrace Bistro, Senayan City, Galih W. Satria/Bintang.com)

Berat banget ya harus memulai semua dari dari nol?

Ya, begitulah. Saat kantor belum ada dan karyawan cuma dua orang kami meeting-nya di mall. Akhirnya, pada awal Maret 2015 kami baru dapat kantor, lalu tempat produksi dan bulan April 2015 lalu baru launching brand clothing aku Luna Habit. Semua aku urusin dari mengurus surat izin, sampai produksi, dan pemasaran.

Anda membidik segmen pasar mana untuk memasarkan busana ini?

Untuk busana ready to wear yang kami bikin ini membidik pasar menengah. Bukan hanya penggemar aku ya, pokoknya publik pecinta fashion. Aku enggak mau bikin bisnis hanya pada orang yang ngefans saja. Ya target pasarnya seluruh masyarakat, siapa saja. Seseorang yang tidak menyukai aku pun bisa beli, kalau dia suka dengan busana rancangan kami ini.

Dari mana Anda mencari inspirasi untuk merancang busana?

Inspirasi banyak ya, mulai dari trend yang sedang berlangsung saat ini, lalu lihat media sosial, media luar negeri dan sebagainya. Semua itu menjadi sumber inspirasi aku untuk merancang busana. Pokoknya aku sendiri harus suka dulu, soalnya rancangan ini kan merepresentasikan aku juga. Ini kan yang mejadi kebiasaan aku dalam dunia fashion. Makanya namanya Luna Habit.

Sejauh ini seperti apa respon publik dengan busana yang Anda bikin?

So far, so good ya. Sudah bulan kedua kami sudah mulai ada pemasukan. Artinya sudah mulai berputar.

 

Luna Maya.  (Wardrobe Luna Habit, Lokasi: Portico Terrace Bistro, Senayan City, Galih W. Satria/Bintang.com)

 

Pemasarannya ke mana saja?

Karena aku memasarkan produk ini secara online, jadi tidak ada batasnya. Ya namanya lewat internet yang seluruh dunia. Namun, sejauh ini permintaan datang dari kota-kota besar di Indonesia.

Kapan target balik modal untuk usaha ini?

Pengennya sih secepatnya, namun target yang paling realistis itu dua tahun menurut estimasi aku dan team.

Ada rencana untuk fashion show?

Baru dua bulan lho usaha aku ini. Belum berani gelar fashion show, hehehe. Kalau bisa ikut Jakarta Fashion Week tahun ini.

Dengan menekuni usaha seperti sekarang ini dunia film dilupakan dong?

Aku tidak bisa setengah-setengan dalam mengurusi bisnis ini. Seperti bayi, bisnis ini harus diurusi dan dikawal. Terus terang aku memang sedang tidak ada perhatian pada dunia film. Lagi pula sekarang ini kan banyak bintang-bintang baru di dunia film. Biarlah mereka dulu yang berkiprah, aku konsentrasi di dunia bisnis dulu. Investasi untuk bisnis ini besar, aku tidak mau proyek ini terbengkalai karena aku syuting film atau sinetron. Ya setiap hari aku ngantor beneran, bukan untuk gaya-gayaan doang.

Target Balik Modal dalam Dua Tahun

Secara emosi, Luna Maya ingin kembali modal secepatnya. Namun dalam hitung-hitungan bisnis ia menargetkan balik modal dalam dua tahun. Untuk mencapai target itu ia total melakoni bisnis ini.

Jadi targetnya jelas ya, harus balik modal?

Oh tentu, aku memang harus berkonsentrasi penuh agar bisnis ini bisa jalan, menghasilkan uang dan bisa kembali modal. Untuk berkonsentrasi itu memang ada hal yang harus dikorbankan. Ya urusan syuting film ya lepas dulu deh.

Baca juga: Luna Maya Ingin Kuasai Pasar Online Indonesia

Tapi tetap syuting dong untuk acara televisi seperti kuis dan sitkom?

Asal waktunya tidak terlalu menyita boleh. Biasanya aku minta syuting pagi sampai siang. Setelah itu harus ngantor dan ngurusi bisnis. Soalnya untuk bisnis ini aku menjadi motornya. Kalau aku enggak ke kantor bagaimana bisnis mau bergerak. Soalnya aku terus memantau mengapa sale hari ini turun, atau sebaliknya. Itu harus dicermati agar produksi berikutnya bisa seperti yang diharapkan.

Pengorbanan untuk bisnis ini besar sekali?

Dibilang besar aku pikir enggak juga, karena aku melakkukannya dengan senang hati. Apalagi ini sesuatu yang baru buat aku. Kalau syuting film, modeling, atau terlibat di acara sitkom aku sudah biasa. Sebagai pengusaha ini benar-benar baru. Aku mengakui belum expert di bidang ini. Aku mengandalkan logika dan intuisi dalam menjalankan bisnis ini. Soalnya aku tidak pernah sekolah bisnis dan tak mengerti akuntansi. Yang aku tahu kost berapa, produksi berapa, harga jual, dikurangi produksi dan berapa rupiah harus dijual. Yang penting harus ada untung, ini kan bisnis.

Luna Maya. (Wardrobe Luna Habit, Lokasi: Portico Terrace Bistro, Senayan City, Galih W. Satria/Bintang.com)

Pelajaran apa yang bisa didpetik dari bisnis Anda sebelumnya?

Satu pelajaran yang aku pegang benar, saat kita menekuni suatu bisnis harus terjun langsung. Tidak boleh sambil jalan atau diserahkan pada orang lain. Karena itu aku terjun langsung dalam bisnis ini. Kita harus tahu berapa gaji tukang jahit, harga kain, termasuk yang paling kecil seperti harga kancing dan resliting. Jadis sebuah baju diharai sekian rupiah itu atas dasar ongkos produksi yang ada. Kalau enggak tahu bagaimana menjalani bisnis. Itu yang terjadi pada aku selama ini saat bekerja sama dengan orang lain. Makanya untuk bisnis kali ini aku benar-benar total.

Dengan berbinis ini karier di dunia entertainmen menjadi nomor dua ya?

Sekilas orang mungkin melihat karier aku tenggelam. Namun sesungguhnya enggak. Sekarang fokusnya memang untuk bisnis.

Luna Maya. (Wardrobe Luna Habit, Lokasi: Portico Terrace Bistro, Senayan City, Galih W. Satria/Bintang.com)

Ada rasa bosan melakoni dunia entertainmen?

Aku pikir adalah hal yang lumrah kalau kita melakoni bidang yang sama selama sepuluh tahun lebih lalu timbul rasa bosan. Ketika menemukan hal yang baru aku amat antusias. Dan tidak hanya melakoni, namun juga mikir. Supaya bisnis ini bisa jalan dan mendatangkan keuntungan. Aku harus membuat busana yang laku dan juga baik. Kalau laku saja belum tentu baik. Kalau membuat busana yang baik saja kadang belum tentu laku. Jadi harus kedua-duanya. Jadi meski busana yang aku bikin harganya terjangkau namun kualitas harus bagus. Desainnya harus menarik. Secara sederhana busana yang aku bikin ini ya luxury and affordable.

Meski sedang berpuasa, tak mengurangi semangat Luna Maya untuk melakoni sesi pemotretan. Seperti kata bintang film Ruang ini, sesuatu yang dilakoni dengan senang hati akan memunculkan energi. “Puasa bukan halangan untuk tidak mau melakoni aktvitas,” katanya menyudahi perbincangan. Selesai sesi wawancara dan pemotretan Luna kembali ke kantor.

­­­

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading