Sukses

Entertainment

Eksklusif, Last Child Bakal Ngeband Terus Sampai Ngaco

Fimela.com, Jakarta Walau sudah 11 tahun berkiprah di dunia musik, namun semangat bermusik para punggawa Last Child tidak kunjung padam. Walau sempat dilanda isu bubar, Virgoun, Dimas, Ipank, dan Mamie menegaskan bahwa mereka akan terus bermusik sampai kapanpun

***

Last Child tidak hanya merayakan ulang tahun ke-11 pada tanggal 11 Januari 2017 lalu. Bahkan di usia band yang bisa dibilang matang, keempat personilnya masih sangat produktif menghasilkan berbagai karya. Bahkan, beberapa bulan lalu mereka masih sempat merilis single berjudul Duka.

Eksklusif Last Child (Fotografer: Febio Hernanto, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Sebagaimana band lain yang berusia matang, banyak hal yang tentunya mereka alami bersama-sama. Naik turunnya dunia musik telah membawa band ini pada level seperti sekarang. Namun hebatnya, hingga saat ini mereka mengaku tidak pernah mengalami masalah berat atau perselisihan yang mengancam eksistensi mereka bersama.

"Semuanya punya karakter nyebelin, termasuk Gue. Kalau ditanya yang lain juga pasti begitu. Ya memang begitu mau diapain," ungkap Virgoun. "11 tahun, kalau dibilang bosen pasti band-band lain juga ngrasain hal sama, jenuh bukan bosen. 'Ih ketemu dia lagi, dia lagi'. Tapi gimana caranya kita profesional aja, dan tujuan ke sini kan kita ngeband. Terus have fun aja," imbuh Ipank.

Eksklusif Last Child (Fotografer: Febio Hernanto, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Selain membicarakan masalah eksistensi band, Last Child juga mengungkapkan masalah yang dihadapi saat ini. Pergantian era digital telah membawa banyak dampak, termasuk dalam hal musik. Walau semangat mereka untuk bermusik masih sangat tinggi, namun ada satu kondisi yang membuat mereka memilih untuk mundur selangkah demi kemajuan yang lebih besar.

"Soal album, itu kita belum tahu. Bukannya pesimis, sekarang kalau mau jualan album juga ke mana. Kalaupun mau bikin album juga paling album digital. Cuma kita lihat dulu anemo masyarakat di Indonesia," tutur Virgoun. Mau tahu lebih jauh kendala apa saja yang dialami Last Child? Berikut petikan wawancaranya.

Tak Mengenal Kata Bubar

Sebagaimana kita tahu, beberapa bulan lalu sempat muncul isu tidak sedap tentang Last Child yang dianggap bubar. Namun kini mereka menegaskan bahwa hasrat bermusik mereka tidak akan mati.

Sempat ada isu Last Child bubar?

Mamie: Kita sendiri ga ada statement mau bubar. Kita kasih ada semacam konflik waktu itu.

Ipank: Lagian kita juga cuma ngomongin lagu baru. Kita ngomongin lagu baru cuma dibikin kaya ada konflik. Kita minta bantuan selebriti buat bantuin, mosting-mosting. Kelihatan sih, dalam sebulan ada banyak viewers di YouTube.

Apa kalian sendiri pernah berpikir untuk bubar?

Ipank: Ga pernah sih. Kita ketawa-ketawa mulu selama ini.

Eksklusif Last Child (Fotografer: Febio Hernanto, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Pernahkah ada masalah besar dalam band kalian?

Mamie: Intern kita sih fine-fine aja karena kita juga udah makin belajar. Walaupun ada apapun ya udahlah.

Siapa yang paling dianggap menyebalkan di antara kalian?

Virgoun: Semuanya punya karakter nyebelin, termasuk Gue. Kalau ditanya yang lain juga pasti begitu. Ya memang begitu mau diapain.

Mamie: Memang harus bisa menerima kekurangan masing-masing. Kita udah tahu dia begini ya udah kita maklumin aja.

Tapi pernah ada rasa bosan di Last Child?

Ipank: 11 tahun, kalau dibilang bosen pasti band-band lain juga ngrasain hal sama, jenuh bukan bosen. 'Ih ketemu dia lagi, dia lagi'. Tapi gimana caranya kita profesional aja, dan tujuan ke sini kan kita ngeband. Terus have fun aja.

Mamie: Soal bosen, kita emang udah hobi musik, jadi ga da kata bosen. Kalau capek mungkin ada. Tapi bosen enggak. Pekerjaan paling enak ya memang musik.

Eksklusif Last Child (Fotografer: Febio Hernanto, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Tapi pernah merasa stuck dalam berkarya dong?

Virgoun: Kalau kaya gitu paling kita minta masukan dari orang sekitar. Kita cerita ke orang terdekat, senior,yang di luar band. Gimana nih caranya ngatasi kalau ada masalah.

Mau main band sampai kapan?

Virgoun: Sampai budek, sampai ngaco. Pokoknya kaya Koes Plus aja.

Nama Last Child masih relevan dengan usia kalian?

Virgoun: Udah jadi brand sih, dan nama tinggal sebuah nama aja. Fans juga udah tahu individunya siapa aja. Jadi kita lebih ke jualan karya, jadi ini sebuah band yang memang dimaintain sama kita, label, dan lain-lain. Kalau soal artinya sendiri itu wacana udah lewat ya, udah berapa tahun yang lalu.

Tak Lagi Berharap Bikin Album

Selama 11 tahun berkarya, Last Child mengakui bahwa ada banyak hal yang memaksa mereka mengganti strategi. Walau mengalami berbagai kendala, namun hingga saat ini mereka masih mampu bertahan.

Single duka kenapa baru dirilis setelah dua tahun vakum?

Virgoun: Itu kebijakan label, bahan banyak sebenarnya, tapi mereka juga punya strategi, pertimbangan, mungkin harus nyiapin beberapa hal. Tapi ada beberapa proses memang, harus divoting dulu, mana yang mau dilempar dulu.

Apa single Duka juga akan diarahkan ke album?

Virgoun: Soal album, itu kita belum tahu. Bukannya pesimis, sekarang kalau mau jualan album juga ke mana. Kalaupun mau bikin album juga paling album digital. Cuma kita lihat dulu anemo masyarakat di Indonesia , misalnya kaya ke iTune gitu. Biasanya agak lama sih kalo kaya gitu, namanya invest ya. Jadi kalau ada bisnis di dunia musik kaya gini memang harus dipikirin betul modalnya balik apa enggak. Alhamdulilah kita semua tukang bisnis.

Eksklusif Last Child (Fotografer: Febio Hernanto, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Selama ini bagaimana strategi yang dilakukan dalam promosi musik?

Mamie: Jadi kita jalani bisnis yang berhubungan dengan musik aja. Recording, gitu-gitu. Jadi ga jauh banget dari musik. Kita juga ga ngapa-ngapain kalau ga ngeband. Tapi off air masih rame.

Single Duka pakai subtitle bahasa Inggris, persiapan go international?

Dimas: Impian sih ada, tapi kita masih fokus di lokal dulu, karena go internasional juga ga gampang. Sangat tidak gampang, banyak hal yang harus dipelajari.

Virgoun: Kita tidak masalah membuat sesuatu yang baru, selama masih bisa diterima. Tanpa harus ngikut-ngikut.

Ada rencana merambah musik lain, atau bahkan ganti genre?

Ipank: Ada sih keinginan ke dangdut, tapi materi belum ada. Ga masalah lah, yang penting niat.

Virgoun: Kita udah mulai sih, udah mulai masuk-masukin musik EDM ke musik kita. Kalau soal ganti genre, kita sesuaikan aja apa yang lagi tren.

Eksklusif Last Child (Fotografer: Febio Hernanto, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Last Child dicap band galau, bagaimana pendapat kalian?

Ipank: Iya emang kaya gitu, sepakat aja.

Virgoun: Bukannya kita ga punya lagu lain, tapi memang itu yang lebih laku. Kita udah pernah keluarin lagu yang nge-beat, ceria, tapi yang diterima tetap yang galau-galau juga. Kita keluarin lagu lain malah dianggap aneh.

Seperti apa proses penciptaan lagi di Last Child?

Mamie: Virgoun punya home studio gitu, kita biasanya datang. Saat kumpul dia udah ada materi, nanti kita yang nambah-nambahin. Awal kasarnya memang dari Virgoun biasanya.

Kini, sudah 11 tahun Last Child meniti kebersamaan sebagai band yang cukup punya taring di tanah air. Semoga saja mereka bisa terus melangkah dan membawa musik Indonesia pada level yang lebih tinggi.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading