Sukses

Entertainment

Fimelista Interview: Menggali Nicolas Saputra

Next

nico saputra

Dengan penampilan effortless cool, di sebuah sore baru lalu, bintang layar lebar Nicolas Saputra datang ke tempat interview sekaligus pemotretan dengan FIMELA.com di Elite Graha Cipta, sebuah butik interior cantik di jalan Kyai Maja. Ia didampingi sang manajer baru, Sulung Landung dari Avatara88. “Ya, sekarang untuk urusan di luar main film atau iklan, saya dibantu oleh Sulung. Selebihnya saya memilih untuk memanejeri diri sendiri,” kata Nico yang kini menjadi bintang iklan dan ambassador produk L’Oreal Men.

Samuel Mulia dan Dian Muljadi yang sudah datang lebih dulu, langsung akrab dengan sang bintang, yang memang sudah lama saling tahu satu sama lain. Ketiganya sepakat memilih area bed room yang bernuansa feminin untuk berchitchat. “Supaya lebih intim, kan,” ucap Samuel Mulia provokatif. Sambil tertawa, Dian Muljadi menimpali, “Ya, mungkin kalau di area bed room, Nico bisa lebih bebas cerita…”. Nico pun balas tertawa.

Samuel Mulia (Sam): Kamu kelihatan sangat fit, olahraga apa, Nico?

Nicolas Saputra (Nico): Dari dulu sih berganti-ganti. Tapi setahun terakhir ini berenang. Seminggu bisa 3 sampai 4 kali.

Sam: Katanya baru selesai shooting film?

Nico: Ya, saya baru menyelesaikan sebuah film art-house, yang genre-nya lebih ke art, bukan film komersial.

Dian Muljadi (Dian): Kenapa berani ambil film non komersial, Nico?

Nico: Sejak awal saya memang tidak pernah membatasi pada genre tertentu. Genre apapun tidak masalah. Justru hal-hal lainnya yang menjadi pertimbangan saya saat memilih film yang akan dibintangi. Buat saya adalah ide dan ceritanya. Apakah sesuatu yang baru dan menarik atau tidak. Kedua, adalah produsernya. Karena produser adalah nakhoda yang menentukan siapa sutradaranya, penulis scriptnya, para pemainnya, dan bagaimana mengimplementasinya. Produser yang baik pasti akan memilih dan melakukan yang terbaik untuk produksinya.

Sam: Siapa saja yang menurut Nico produser yang baik itu?

Nico: Ada beberapa yang pernah kerjasama dengan saya, seperti Nia Dinata, Shanti Harmain, Mira Lesmana.

Dian: Nah, kebetulan perempuan semua, ya. Apa yang menarik dari seorang perempuan untuk kamu?

Nico: Secara natural saya selalu tertarik pada wanita yang membuat saya nyaman. Wanita yang bukan cuma obyek, tetapi seseorang yang tidak saja punya kepribadian atau look tertentu, melainkan bisa menjadi teman, sahabat kalau bisa. Yang ketika saya misalnya sedang duduk menyetir mobil, dia bisa menjadi teman ngobrol, cerita, diskusi, yang seimbang, dua arah. Dia bisa jadi partner saya.

Sam: Sudah menemukan wanita yang seperti itu dalam hidup kamu?

Nico: Pernah.

Sam: Kalau sekarang?

Nico: Saya single, sekarang.

Dian: Belum ketemu soul mate, ya..

Nico: Iya. Kalau sudah ketemu, pasti saya akan berlanjut ke tahap selanjutnya.

Sam: Lebih suka wanita Indonesia atau dari internasional?

Nico: Tidak ada batasan, sih. Kalau dari segi kesamaan kultur budaya pasti wanita Indonesia yang saya pilih. Tapi sense of independence wanita yang lebih berorientasi internasional, saya menghargainya.

 

Next

 

nico saputra

Dian: Sebagai orang film, kamu merasa hidup di tengah glamoritas, nggak?

Nico: Haha.., glamor itu kelihatannya ketika diekspose pesta-pestanya. Diliput media dan sebagainya. Ketika shooting, ya, biasa saja. Kerja-kerja juga. Bahkan kalau sedang shooting, saya lebih banyak bergaul dengan crew. Tidak ada itu yang namanya trailer khusus yang personal dengan segala fasilitas mewah seperti trailer-trailernya bintang Hollywood.

Sam: Lingkungan selebriti itu, kalau kita kebanyakan menyimak infotainment, sepertinya tergambarkan sebagai lingkungan yang tidak ‘sehat’ dan ‘bersih’. Ada kasus narkoba, perselingkuhan, perceraian, hamil di luar nikah, perseteruan, video porno dan lain-lain. Kalau saya lihat Nicolas Saputra ini sangat steril, di lingkungan yang tidak steril …

Nico: Hmm…, mungkin jangan-jangan saya tidak berada di lingkungan itu. Karena yang tadi disoroti, soal drama, skandal, seperti itu, ada di tengah lingkungan selebritas. Dan saya tidak berkecimpung di situ. Saya lebih orang film, bukan selebritas.  Orang film itu belum tentu selebritas, begitu pula sebaliknya. Atau jangan-jangan di orang film pun kejadian-kejadian seperti itu sama, ada juga, tapi tak terekspose. Jadi aman, hahaha…

Dian: Apa arti kerja buat kamu?

Nico: Kerja itu adalah cara kita berkarya, mencari uang dan beraspirasi. Saya berlatar belakang pendidikan arsitektur, tapi saya bekerja di film, karena mungkin sudah terlanjur suka sejak pertama kali bekerja pada usia 15 tahun, bermain untuk film “Ada Apa Dengan Cinta”. Tapi menurut saya, meskipun berlatar pendidikan arsitektur tidak berarti harus bekerja sebagai arsitek. Karena bidang yang saya pelajari ini, arsitektur, bisa diaplikasikan pada berbagai bidang lain. Misalnya, saya melihat, dalam pembuatan film pun, mulai dari proses perancangan hingga pembuatannya, ada kesamaan pola. Begitu juga di fashion, musik, dan desain. Karena itu saya tidak terlalu khawatir dengan kata orang yang bilang, ‘wah, gimana sih, lulusan arsitektur kok ngga bekerja sebagai arsitek?’ Karena saya juga melihat contoh orang-orang berprestasi seperti Erwin Gutawa, Jay Subijakto. Mereka arsitektur, tapi berkarya dan sukses di bidang-bidang yang bukan arsitektur.

nico saputra

Sam: Sekarang ini, kamu sedang asyik apa?

Nico: Menjawab kerinduan saya sejak remaja. Traveling. Terutama keliling Indonesia.

Dian: Oh, ya? Gimana ceritanya?

Nico: Dulu, waktu saya remaja sekali, kira-kira di tahun 1995-an, itu kan televisi-televisi swasta baru bermunculan. Saat itu, yang saya ingat, televisi-televisi itu rajin menyiarkan tentang Indonesia. Tempat-tempat yang bagus di negeri ini. Dan cara mereka menampilkan itu begitu mengesankan, hingga saya jadi kepingin sekali pergi ke tempat-tempat itu. Nah karena sewaktu kuliah itu saya juga bekerja main film, saya menyelesaikan kuliah dalam empat tahun dan main dalam empat film selama itu, maka waktunya padat sekali. Sehingga saya tidak sempat melakukan traveling itu. Baru dalam dua tahun belakangan ini saya melakukannya. Dan itu sangat menyenangkan. Indonesia cantik sekali. Percaya, deh.

Dian: Nico, apa impian kamu ke depan ini?

Nico: Saya masih senang belajar, menyerap banyak hal, berkarya di dunia film, dan ingin membuat film juga suatu saat nanti.

 

Saksikan tayangan video interview Nicolas Saputra oleh Dian Muljadi dan Samuel Mulia, segera di FIMELA TV. Lebih real dan ekspresif!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading