Sukses

Entertainment

Silangkan Budaya, Bayu Skak Lebih Optimis di Film Yowis Ben 2

Fimela.com, Jakarta Bayu Skak lebih optimis terhadap film Yowis Ben 2. Sebagai Sutradara dan pemain, ia pun memiliki alasan tersendiri. Jalan cerita yang dibangun merupakan lanjutan dari pembuktian para personel Yowis Ben untuk bisa menghasilkan sesuatu dari band sekolah yang mereka bentuk.

"Yang kedua adalah lebih me-mantaince ketika sukses tadi. Yang pertama kita udah pembuktian ke orang-orang kalau kita bisa, yang kedua memantaince bagaimana caranya kita bisa hidup dari apa yang sudah kita perjuangkan ini. Karena saya karakternya ekonomi menengah ke bawah, dimana saya harus beruaaha keras untuk bisa makan dan ke depannya kan saya harus kuliah. Ibu saya kan jualan pecel, akhirnya saya mikir gimana caranya band yang cuma seneng-seneng ini bisa menghasilkan duit," papar Bayu Skak ditemui saat press screening film produksi Starvision tersebut pada Rabu (6/3/2019).

 

Di Yowis Ben 2, memang mengedepankan kisah perjuangan para personelnya untuk bisa hidup dari predikatnya sebagai anak band. Mereka pun hijrah ke kota Bandung untuk meretas jalan menjadi sebuah band papan atas.

Dari cerita yang demikian, Bayu pun jeli melihat peluang yang ada. Di Yowis Ben 2, ia dan Fajar Nugros pun turut mengangkat budaya Jawa Barat untuk digabungkan dengan nilai-nilai Jawa yang sudah kental di film Yowis Ben.

"Ini juga cross culture, bahasa Jawa bertemu dengan bahasa Sunda. Dan ini sesuatu yang fresh ya diperfilman kita. Saya harap ini bisa dinikmati semua kalangan agar kita tidak melupakan bahasa daerah kita," jelas Bayu Skak.

 

Komedi Lebih Segar

Pertemuan budaya Jawa dan Sunda yang di-capture Yowis Ben 2 juga menurut Bayu memiliki nilai lebih. Ada beberapa hal yang bisa dikulik dari segi bahasa yang dapat menjadikan unsur komedi di film Yowis Ben 2 menjadi lebih segar.

"Nanti juga ada komedi-komedi lucu di film Yowis Ben 2 ini. Contohnya atos. Atos itu kan di jawa keras, di sunda atos itu sudah, lha ada komedi-komedi seperti itu, kita membuatnya menjadi komedikal. Ngombe di bahasa Jawa itu minum, tapi di bahasa Sunda itu cebok, nah itu kita buat jadi frame lucu," katanya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading