Enzy Storia dan Jefri Nichol Mencari Naskah Film yang Menarik

FOTO: Gaya Enzy Storia dengan Outfit Hitam, Menawan — Tampil dengan turtle neck hitam, gaya kasual Enzy Storia satu ini tak lepas dari sorotan publik. Ia juga terlihat menggunakan makeup sederhana serta menambahkan aksesoris kacamata sebagai detail penampilannya. (Liputan6.com/IG/@enzystoria)

Fimela.com, Jakarta Bagi seorang pemeran, kala mendapatkan tawaran bermain film, tentu saja ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan. Seperti Jefri Nichol yang menyatakan bahwa setidaknya ada 3 elemen penting ketika ia menerima tawaran main di sebuah film.

Selain sutradara dan lawan main, Jefri juga mementingkan naskah atau cerita dalam film tersebut, termasuk karakter yang bakal diperankan olehnya. "Yang penting menarik aja sih, terserah genrenya, ga ada patokan," ujarnya dalam preskon virtual Falcon Script Hunt 2022, baru-baru ini.

Sementara itu Enzy Storia menambahkan jika dirinya lebih melihat bagaimana ceritanya. Ia lebih memilih cerita film yang simpel dan karakter yang diperankan disitu tak rumit sehingga bisa dieksplorasi lebih dalam.

"Ceritanya seperti apa, karena aku suka bayangin visualnya. Cerita yang simpel dan tidak rumit, bisa eksplore karaketrnya. Dan ga semua harus happy ending sih," sambung Enzy Storia.

Sebagai Juri

Penuh Baku Hantam, Ini 7 Potret Jefri Nichol Saat Main Pertaruhan The Series — Jefri Nichol dalam Pertaruhan The Series (Sumber: Instagram/jefrinichol)

Sekadar diketahui, Enzy Storia dan Jefri Nichol merupakan nama juri dari kalangan pemeran dalam kompetisi Falcon Script Hunt 2022. Selain mereka ada juga Rey Mbayang & Dinda Hauw, Rio Dewanto, Bio One, serta Hanggini.

Falcon Script Hunt 2022 yang akan dilaksanakan pada 5 Juli sampai. 5 Desember 2022. Penyelenggaraan kompetisi ini diharapkan dapat melahirkan dan menemukan para scriptwriter baru dengan berbagai kelebihan serta kesegaran ide cerita yang mereka tawarkan untuk perkembangan industri perfilman Indonesia.

"Yang greget menurutgue, yang bisa bikin kita mikir lagi, abis baca jadi kontemplasi. Reflek ke hidup kita sendiri. Seperti pertimbangan buat gue dalam nerima film sih plotnya menarik. Apa yang pengen disampein dan seberapa kuat dan berpengaruh karakter yang gue maenin buat cerita," papar Jefri Nichol.

Bio One juga ikut mengungkapkan pandangannya agar para peserta Falcon Script Hun2022 t harus jujur dalam menggarap script yang akan mereka buat. "Iya, yang penting harus jujur sih dalam berkarya. Sehingga nanti script yang dihasilkan bisa mengalir ceritanya," jelasnya.

Juri Lain

Titien Wattimena. (Foto: Instagram @tinut)

Selain dari kalangan artis atau pemeran, dalam penyelenggaraan kompetisi ini, Falcon Pictures menggandeng para profesional di bidangnya yang akan menjadi juri untuk mencari karya terbaik dari karya-karya yang telah berhasil lolos untuk dilakukan penilaian.

Mereka adalah Herwin Novianto, Ifa Isfansyah, Andibachtiar Yusuf, Indra Gunawan, Fajar Bustomi, dan Rako Prijanto sebagai juri dari sutradara. Lalu untuk scriptwriter akan ada Titien Wattimena, Danial Rifki, Alim Sudio, Oka Aurora, Anggoro Saronto, dan Ifan Ismail,

Adapun detail hadiah pada kompetisi ini di antaranya, skrip pemenang utama akan diangkat menjadi film, enam naskah terpilih sebagai pemenang utama berhak atas hadiah uang Rp50 juta untuk masing-masing pemenang (total hadiah Rp300 juta), dan selain pemenang utama, 12 naskah favorit pilihan juri berhak mengikuti mentorship program.

Tips

[Bintang] Rako Prijanto — Rako Prijanto (Nurwahyunan/bintang.com)

Dengan tajuk #CeritaCitaCinta, kompetisi ini ingin mengajak para penulis untuk menerjemahkan cerita kehidupan yang berhubungan dengan mimpi, harapan, dan cinta dalam berbagai bentuk, genre, dan gaya bercerita.

Para juri dan penyelenggara ingin mendengarkan cerita-cerita yang mungkin belum pernah terungkap karena belum bisa atau belum sempat diceritakan kepada dunia, untuk itu kami memberikan ruang seluas-luasnya bagi para penulis untuk berkreasi pada kompetisi ini.

“Ajang Falcon Script Hunt ini bisa dijadikan sebagai pencarian bakat penulis baru yang mempunyai potensi baik bagi industri perfilman Indonesia,” ungkap Rako Prijanto.

“Saya melihat kegiatan ini sebagai sumbangsih Falcon Pictures terhadap perkembangan industri kreatif nasional. Stimulus untuk menemukan potensi-potensi yang bisa saja selama ini tidak terlihat padahal punya sesuatu yang tersimpan. Saya senang bisa terlibat di project/kegiatan ini, karena saya selalu berkeinginan menemukan ide-ide liar yang mungkin saja belum tentu bisa saya temukan lewat jalur yang sudah mapan,” ujar Andibachtiar Yusuf.