Sukses

Fashion

11 Brand Fashion Lokal Ramah Lingkungan Makin Diburu di 2021

Fimela.com, Jakarta Indonesia dan dunia memang belum lepas dari pandemi Covid-19 namun di tahun 2021 harapan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan tak semakin kendur untuk dilakukan. Seperti hasil survei yang dilakukan U.S Cotton Trust Protocol di tahun 2020 yang menjadi tren sekaligus keinginan orang banyak dari industri fashion atau pakaian jadi.

Yaitu pembeli menginginkan brand fashion yang memenuhi kebutuhan gaya hidup berkelanjutan dalam mode alias ramah lingkungan. Hal itu membenarkan prediksi tentang tren conscious lifestyle.

Yaitu di mana pola perilaku konsumen dalam memilih dan membeli produk secara sadar mempertimbangkan apakah memiliki dampak pada lingkungan dan masyarakat. Sebab itu jangan meremehkan pengaruh konsumen karena jika brand tak memenuhi keinginan sustainable living, maka mereka memilih untuk beralih.

Hasil survei lainnya mengatakan, 54 persen brand fashion ramah lingkungan merasakan peningkatan permintaan sejak pandemi dimulai. Dan sebanyak 57 persen pembeli setuju jika mereka ingin membuat perubahan signifikan pada gaya hidup dengan mengurangi dampak buruk untuk lingkungan melansir sustainablebrands.com.

Apakah hal tersebut juga berlaku untuk pembeli di Indonesia? Menunggu ada hasil studi atau surveinya, yuk, kita cari tahu brand fashion lokal ramah lingkungan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan;

 

1. Sejauh Mata Memandang

Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang Chitra Subiyakto berkomitmen untuk menciptakan fashion ramah lingkungan karena faktanya industri pakaian jadi penyumbang polusi kedua terbesar di bumi. Sejauh Mata Memandang adalah pesan cinta pada Indonesia dan bumi dengan mencoba lebih bertanggung jawab pada lingkungan. 

Selain itu, Sejauh Mata Memandang juga memberdayakan masyarakat serta mengangkat kekayaan wastra Indonesia dan mengemasnya dalam pakaian kasual yang bisa dipakai sehari-hari. Sejauh Mata Memandang juga bekerja sama dengan Lenzing yang memproduksi serat tencel yaitu serat pakaian alternatif berbasis selulosa yang mudah terurai.

2. Zalia Basic

Zalia, brand modest milik Zalora juga bergabung menciptakan busana sehari-hari yang berkelanjutan. Lewat koleksi terbarunya 'Earth'. Zalia memilih serat LENZING™ ECOVERO™ yang berkontribusi untuk fashion yang lebih sehat serta masa depan lebih berkelanjutan. 

"Sumber bahan baku dan produksi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan adalah inti dari praktik kami; dan dengan diluncurkannya koleksi Earth, kami berharap untuk dapat mengurangi dampak lingkungan kami dan mengambil langkah yang lebih berkelanjutan di dunia fashion," ujar Modest Category Manager Zalora Shasha Ahmad.

3. SARE/ studio

Homewear brand Sare Studio bentukan Cempaka Asriani dan Putri Amandewi juga memutuskan untuk memakai material ramah lingkungan. Sare juga menjalin kerja sama dengan produsen serat ramah lingkuhgan asal Austria, LENZING™.

Serat LENZING™ ECOVERO™ berasal dari kayu dan tersertifikasi dan berkelanjutan. Juga telah menerima sertifikasi dari EU Ecolable karena memenuhi standar lingkungan di seluruh siklus hidupnya; dari pengambilan material mentah hingga produksi, distribusi, dan proses pembuangannya.

4. Wilsen Willim

Masih bekerja sama dengan Lenzing, Wilsen Willim membuat pakaian dari material bio degradable yang terbuat dari bubur kertas dengan rangkaian produksi ramah lingkungan. Lewat koleksi Spring/Summer 2020 bertajuk 'Anatomy', Wilsen bereksplorasi dengan siluet dan potongan kontemporer dan tetap tailored.

Seperti blazer, trech coat, dress, kemeja, sampai rok yang mengembang dengan warna monokrom hitam dan putih. Siapa sangka pakaian tersebut terbuat dari alam untuk kelestarian alam.

5. Sukkha Citta

Perawarnaan tekstil menjadikan industri pakaian sebagai polusi air terbesar kedua di dunia. Sebab itu Sukkha Citta mengklaim jika mereka bukan bertujuan menjadi brand fashion namun ingin memberdayakan para pengrajin. 

Solusi yang diambil adalah memproses pewarnaan pakaian alami pertama di Indonesia yang 100 persen bisa dilacak asal-usulnya. Seperti dari mana bahannya berasal serta memanfaatkan dan memberdayakan bahan-bahan dari komunitas pertanian lokal yang bebas bahan kimia.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by #MadeRight ™ (@sukkhacitta)

6. Lanivatti

Brand fashion lokal milik fotografer Nicoline Patricia ini juga bekerja sama dengan Tencel lewat koleksi "Beyond Borders". Dengan menggunakan bahan serat selulosa, pakaian ini bisa menyesuaikan dengan suhu tubuh. Sehingga bisa digunakan ketika di area panas dan dingin.

"Semuanya itu dibuat dari sustainable fibre dan juga diproduksi dengan etis juga. Itu key value that we comprise. Semuanya sudah melewati durability test, termasuk sebagai seorang traveller sendiri, aku harus memastikan baju itu bisa perform di segala kondisi."

7. Cottonink

Cottonink juga tak mau ketinggalan menghadirkan inovasi baru dengan meluncurkan koleksi perdana sustainable fashion bertajuk Pastel Whimsical. Koleksi ini berkolaborasi dengan tekstil TENCEL™ dengan nuansa cerah bergaya santai, yang mudah dipadu-padankan secara apik, untuk lengkapi gaya di segala suasana.

Pastel Whimsical mengajak publik untuk lebih cermat memilih produk fashion yang tak hanya penuh gaya, namun juga ramah lingkungan serta diproduksi secara berkelanjutan. Serat TENCEL™, yang menjadi bahan utama pembuatan benang dan kain, terbuat dari pulp kayu yang berasal dari hutan industri yang dikelola secara berkelanjutan dan bersertifikasi FSC® atau PEFC™.

Proses pembuatan serat alami TENCEL™ memiliki konsep closed-loop production. Proses ini mengubah pulp menjadi serat selulosa, dengan optimalisasi sumber daya dan mengolah kembali sisa pembuangan menjadi energi untuk berproduksi kembali. Karena terbuat dari bahan dasar yang alami, produk pakaian yang mengandung serat ini mampu terurai kembali ke alam, sehingga aman terhadap lingkungan dan mengurangi pencemaran.

8. OSEM

Brand lokal lain yang mengusung konsep less or zero waste adalah Osem.  Awalnya Osem menggunakan pewarna tumbuhan alami yaitu Indigofera Tinctoria untuk menghasilkan warna biru yang natural.

Osem juga menggunakan kain yang berasal dari serat alam seperti katun, linen, rami, dan lainnya. Serta tidak menggunakan ritsleting dan kancing berbahan plastik untuk mengurangi limbah.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by o s e m. (@_osem)

9. Rupahaus

Untuk melestarikan tekstil Indonesia agar tidak kehilangan jati dirinya karena proses produk tradisional yang digantikan dengan mesin yang berdampak bagi lingkungan. Rupahaus pun menggandeng pengrajin tekstil di desa-desa kecil di Indonesia untuk memadukan tradisi desain leisure wear dengan proses handmade dan bahan natural yang tidak merusak lingkungan.

 

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by ETHICAL WEARABLES • DÉCOR (@rupahaus)

10. Imaji Studio

Seluruh koleksi fashion Imaji Studio terbuat dari kain tenun yang mengandung serat alami. Begitu juga pewarnaan yang digunakan berasal dari tumbuh-tumbuhan sehingga aman bagi alami.

Selain membawa misi menyelamatkan bumi, Imaji Studio ingin menyasar pasar milenial dengan koleksi etnik yang kekinian. Begitu juga dengan koleksi aksesori yang dibuat menggunakan bahan daur ulang bertajuk Zero Waste.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by IMAJI Studio (@imaji.studio)

11. Cinta Bumi Artisans

Brand asal Bali ini berkolaborasi dengan pengrajin lokal untuk mempertahankan budaya dan seni tradisional ramah lingkungan. Setiap produknya menggunakan kain yang terbuat dari pohon mulberry yang tumbuh di Lembah Bada, Sulawesi.

Pengambulan kulit pun menggunakan cara aman yang tidak menyakiti pohon. Sementara pewarnaan menggunakan bahan alami seperti indigo dan morinda.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Cinta Bumi Artisans (@cintabumiartisans)

Simak Video Berikut

#Elevate Women 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading