Sukses

Fashion

FIMELA Magnificent 11: Cerita Haru dari Selembar Kain Tarakan

Fimela.com, Jakarta Bekerjasama dengan Pemerintah Kota Tarakan merupakan pengalaman berarti bagi FIMELA juga saya pribadi. Awalnya ketertarikan FIMELA terhadap kota Tarakan adalah karena semangat Bapak Khairul, Wali Kota Tarakan, beserta ibu Rujiah untuk memberdayakan pengerajin kain dan designer lokal kota Tarakan. Apalagi di masa pandemi ini, pemasukan mereka termasuk yang terdampak cukup besar.

Tujuan Bapak dan Ibu Wali Kota cukup mulia, selain membuat umkm lokal berdaya, mereka juga ini para pengerajin melihat hasil karya mereka dipamerkan di Jakarta, sehingga di kemudian hari bisa bersaing di pasar lokal maupun internasional.

Kisah Pengerajin Batik Julak, Ibu Sri Martini

Salah satu batik yang dipamerkan dalam acara FIMELA MAGNIFICENT 11  yang diadakan di The Hermitage Hotel, Menteng, Jakarta Pusat ini adalah Batik Julak karya ibu Sri Martini. Ciri khas batik ini biasanya padupadan warnanya cukup sederhana dan motifnya adalah sesuatu yang umum bisa dilihat di kota Tarakan, seperti rumput laut ataupun belalai gajah.

Kebetulan saya juga menggunakan salah satu rancangan Danjyo Hyoji yang menggunakan Batik Julak dengan kombinasi warna hijau dan merah. Motifnya rumput laut. Siapapun yang mengenal saya pribadi pasti tau betapa saya mencintai laut, oleh karena itu saat melihat batik ini, saya sangat merasa ini cocok untuk saya.

Ternyata motif tersebut pun sarat arti. Bu Sri bertutur, selain pengerajin batik, ia juga merupakan guru Sekolah Luar Biasa (SLB) di Tarakan. Ide membuat rumput laut ia dapat saat ia mengajak anak-anak muridnya berwisata ke pantai.

“Saya melihat perempuan-perempuan membuat aneka makanan dari rumput laut. itu prosesnya susah, namun mereka bersemangat demi menyambung hidup. Dari situ inspirasi saya membuat pola itu,” Ujarnya saat mengisi talkshow di FIMELA MAGNIFICENT 11.

Menurutnya pola itu menggambarkan kerja keras dan semangat tanpa putus asa dari para ibu-ibu pengusaha di pinggir pantai.

Air Mata Haru Ibu Sri Martini

Setelah melihat Danjyo Hyoji memamerkan mini collectionnya “BAIS” dengan kain Tarakan, termasuk batik buatannya, Ibu Sri tak mampu menahan air mata harunya.

“Saya tak menyangka, kain saya bisa menjadi busana sebagus itu,” ujarnya dengan penuh kerendahan hati. Ibu Sri juga berujar, melihat kainnya terlihat lebih indah, membuatnya semakin bersemangat untuk menciptakan kain-kain lain yang indah. Ia juga semakin percaya bahwa kain Tarakan mampu bersaing dengan kain Indonesia lain yang sudah lebih dahulu populer.

Kenangan Manis dari Ibu Sri Martini, Sehelai Kain Bermotif Belalai Gajah

Sungguh beruntung saya diberikan cinderamata dari kota Tarakan, yaitu sehelai kain batik, yang kebetulan merupakan karya ibu Sri. Kain tersebut bermotif belalai gajah. Bagi saya yang masih awam soal motif batik Tarakan, ini tentu sangat unik.

Sungguh membuat saya tersentuh, saat Ibu Sri menjelaskan mengapa ia membuat kain itu, dan memberikannya ke saya.

“Ini motif belalai gajah, belalai gajah itu bagian terkecil dari badan gajah, namun paling kuat. Jadi ini maknanya, walau banyak orang lain yang menganggap lemah, tapi kita harus tetap kuat,” ujarnya sambil menyerahkan kain itu pada saya. Sulit rasanya menahan air mata saat mendengar penjelasan tersebut.

Tentunya acara penuh inspirasi ini tak boleh Sahabat FIMELA lewati. Acara FIMELA MAGNIFICENT 11 bisa ditonton malam ini 5 Juni 2021 pukul 18.00 di sini.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading