Sukses

Fashion

Debut Greta Thunberg Jadi Sampul Vogue Konsisten Suarakan Krisis Lingkungan

Fimela.com, Jakarta Greta Thunberg untuk pertama kalinya muncul sebagai sampul Vogue Scandinavia, pada hari Minggu (8/8/2021) lalu. Di hari yang sama, ia juga menyerukan tentang dampak fast fashion terhadap lingkungan, kepada jutaan pengikutnya di media sosial.

Perempuan berusia 18 tahun asal Swedia ini memang telah dikenal karena secara konsisten menyuarakan tentang dampak perubahan iklim global. Dalam wawancara yang dilakukan Greta Thunberg dengan Vogue, ia juga menyatakan bahwa pelaku yang membeli produk fast fashion telah mendorong proses yang berbahaya, seperti dilansir dari qz.com.

Greta Thunberg juga mengunggah fotonya sebagai sampul Vogue di halaman Instagramnya, di mana ia memiliki 12 juta pengikut. Kepada Vogue, Greta juga mengatakan bahwa ia memahami pembeli yang membeli produk fashion karena mereka ingin bisa mengekspresikan diri dan identitas mereka.

Namun, Greta juga menegaskan bahwa saat ini sudah banyak orang beralih ke pakaian bekas yang lebih menyelesaikan masalah. Greta Thunberg justru memiliki caranya sendiri dalam hal fashion, yaitu tidak membeli produk apapun yang baru setelah 3 tahun dan itupun adalah barang bekas, ia memilih untuk meminjam barang dari orang yang ia kenal.

 

Greta Thunberg konsisten bicara tentang krisis lingkungan, termasuk saat dirinya menjadi sampul majalah Vogue untuk pertama kalinya

Fast fashion memang didasarkan pada model bisnis berbiaya rendah dan menghasilkan lebih banyak produk. Dalam beberapa tahun terakhir, fast fashion telah mendapatkan kecaman tentang dampaknya terhadap lingkungan dan pekerja.

Untuk memproduksi semua produk yang dijual secara global setiap tahun, industri ini mengkonsumsi sumber daya dalam jumlah besar, yang proses pembuatannya mencemari saluran air dan mengeluarkan gas rumah kaca yang besar. Belum lagi, sebagian besar pakaian akan berakhir di tempat sampah.

Perusahaan seperti H&M dan Zara telah berupaya untuk beroperasi secara lebih berkelanjutan dengan meningkatkan penggunaan bahan organik dan daur ulang, berupaya mengurangi jejak karbon, dan mengumpulkan pakaian untuk didaur ulang. Namun, upaya ini belum mencapai skala, sementara kritik mengatakan masalah terbesarnya adalah volume pakaian yang dibuat dan volume ini tidak menurun.

#Elevate Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading