Sukses

Fashion

Instalasi Seni Lorong Waktu, Deret Perjalanan Pelestarian Budaya LAKON Indonesia

Fimela.com, Jakarta Jenama fesyen lokal, LAKON Indonesia memamerkan sebuah instalasi seni bertajuk “Lorong Waktu The Installation” di Dialogue Art Space, Jalan Kemang Selatan, Jakarta Selatan. Seni instalasi ini dipamerkan mulai 18-27 November 2022.

Berkolaborasi dengan seorang arsitek dan seniman bernama Adi Purnomo atau yang akrab disapa Mamo, rangkaian seni instalasi ini menceritakan sebuah perjalanan pelestarian budaya dari LAKON Indonesia yang telah berlangsung selama lebih dari 4 tahun.

Thresia Mareta selaku founder LAKON Indonesia mengatakan, instalasi ini hadir sebagai media untuk menyampaikan sebuah tujuan usaha pelestarian budaya. Berbeda dari pertunjukan fesyen konvensional lewat peragaan oleh para model, Lorong Waktu The Installation menghadirkan tampilan fesyen yang berbeda khususnya untuk para pecinta seni.

“Saya mencoba mempresentasikan usaha pelestarian budaya dalam bentuk berbeda. Kalau bahasa fashion itu fashion show, tetapi kalau berbicara dengan audiens berbeda maka bahasanya juga berbeda. Pelestarian budaya tidak bisa kita lakukan sendirian kami sangat membutuhkan perhatian dan dukungan dari banyak pihak. Ini baru akan memberikan hasil yang lebih nyata pada akhirnya,” kata Thresia Mareta pada Jumat (18/11).

 

Kembali Gandeng Mamo

Bukan kali pertama, kerjasama Thresia dengan Mamo diawali dengan sebuah project TK Pahoa yang berkonsep hijau pada tahun 2012. Dalam proyek ini keduanya mencari solusi natural yang dapat meningkatkan kenyamanan penggunanya dengan semaksimal mungkin menggunakan sumber daya natural dan konsumsi energi yang sangat rendah. Pada akhirnya proyek itu membuahkan 7 penghargaan internasional.

Kolaborasi keduanya berlanjut pada “Pakaiankoe: A Journey to Java” yang digelar di ASTHA, Jakarta pada November 2020 dan “Gantari: The Final Journey to Java” yang digelar di Candi Prambanan, Yogyakarta pada Oktober 2021.

Kedua kolaborasi ini telah membawa sebuah pembaharuan dalam presentasi mode di tanah air, dan berhasil mendorong pergerakan industri kreatif di masa pandemi dengan melibatkan lebih dari 2500 pelaku dari berbagai bidang.

Kembali menjalin kerjasama dalam proyek instalasi seni Lorong Waktu, Mamo mengaku merasakan banyak tantangan.

“Karena baru pertama kali ini ada yang menawari saya membuat instalasi dari fesyen, saya merasa awam. Tetapi saya berusaha menanggapinya dengan background saya sebagai arsitek. Dari beberapa kali melakukan kerjasama dengan LAKON Indonesia, saya menikmati sekali proses pembuatan instalasinya,” imbuh Mamo.

Cerita Dibalik Inspirasi Instalasi Lorong Waktu

Sebanyak 40 busana baik itu berupa gaun, blus, blazer, hingga rok disulap Mamo menjadi instalasi seni yang apik.  

Puluhan busana tersebut seluruhnya berasal dari koleksi LAKON Indonesia sejak berdiri tahun 2020 mencakup “Pakaiankoe”, “Gantari”, “Ardhana”, dan yang terbaru “Lorong Waktu”. Adapun koleksi Lorong Waktu ini sempat dipamerkan melalui pagelaran busana JF3 pada 6 September 2022 lalu.

Mamo menampilkan pakaian-pakaian itu layaknya sedang terbang, mengisi setiap ruang di Dialogue Artspace. Hal ini dilakukannya untuk menonjolkan karakter wastra tersebut.

“Alih-alih kita memasangnya secara biasa, saya mencoba melihat koleksi semua ini sebagai makhluk, jadi kita terkesan melihatnya dia terasa bergerak atau berbicara,” kata pemilik Mamo Studio itu.

Selain bisa menikmati keindahan kain-kain Nusantara, para pengunjung juga dapat mengikuti tapak tilas LAKON Indonesia mengenalkan serta melestarikan budaya berupa wastra Nusantara ke generasi masa kini. Terdapat deskripsi-deskripsi informatif yang menggambarkan kondisi industri wastra Nusantara dan seluk beluknya di era kemajuan teknologi ini.

Lorong Waktu menjadi representatif dari perjalanan LAKON Indonesia dari masa eksplorasi, bertumbuh dewasa, dan menjadi dewasa. Kehadiran instalasi Lorong Waktu ini merupakan sebagai respon terhadap banyak hal yang terjadi di sekeliling, tentang keseimbangan yang menyelaraskan dan tentang menciptakan kemungkinan baru.

“Saya harap yang melihat bisa mendapat mengerti ini adalah satu perjalanan. Ada perjalanan dan harapan di situ. Bahwa mulai ada harapan bahwa itu mungkin terjadi,” kata Thresia.

Instalasi Lorong Waktu ini juga menjadi sebuah selasar yang akan mengantarkan kita menuju TERAS LAKON yang diharapkan akan menjadi sebuah wadah dan ‘laboratorium’ publik untuk mendorong upaya pelestarian budaya Indonesia. Menjadi tempat untuk ‘mengenal kita’ secara lebih mendalam, mencintai identitas kita, dan bersama-sama memelihara eksistensinya untuk jangka waktu yang panjang.

Bagi Sahabat Fimela yang memiliki wastra-wastra di instalasi Lorong Waktu ini juga bisa memesan ataupun membelinya di Dialogue Art Space selama instalasi itu dipamerkan maupun pop-up store LAKON Indonesia.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading