Sukses

Health

Mengenal Parosmia, Kondisi Long COVID-19 yang Menyebabkan Rasa dan Bau Sangat Busuk

Fimela.com, Jakarta Parosmia atau dikenal sebagai kondisi pasca COVID-19 yang bisa membuat makanan dan aroma menjadi berbau atau terasa menjijikkan. Kamu bisa memikirkan tentang limbah, sampah, atau asap.

Parosmia terjadi saat saraf penciuman seseorang rusak, yang akhirnya mengubah cara bau mencapai otak. Ini telah dikaitkan dengan infeksi virus lain, bukan hanya COVID-19.

Masuk akal jika tampaknya ada hubungan khusus dengan virus Corona, karena virus sering memengaruhi indera penciuman orang yang terinfeksi COVID-19. Perkiraan menunjukkan angara 50% dan 75% dari mereka yang terinfeksi COVID-19 kehilangan indera perasa atau penciuman, kemungkinan karena virus merusak saraf penciuman dan sel-sel yang mendukungnya, seperti dilansir dari huffpost.com.

Kabar baiknya, sebagian besar orang mendapatkan kembali indera perasa dan penciuman mereka dalam waktu empat minggu. Sedangkan untuk beberapa orang lainnya, proses pemulihannya membutuhkan waktu lebih lama.

 

 

Parosmia, kondisi akibat long COVID-19

Para pakar percaya bahwa parosmia pasca COVID-19 dipercaya juga sebagai kabel yang rusak, dengan elemen pelindung. Rasa jijik bisa membantu melindungi seseorang dari zat yang menimbulkan risiko infeksi atau dengan kata lain, indera penciuman dan otak bekerjasama untuk mencoba menjaga tubuh tetap aman.

Sejauh ini, hanya sedikit penelitian tentang parosmia dan COVID-19, sehingga banyak orang beralih ke media sosial untuk mencari jawabannya. Namun, ada beberapa pilihan pengobatan berbasis sains untuk parosmia.

Pelatihan penciuman adalah pilihan bagi orang-orang yang kehilangan indera penciuman mereka selama berbulan-bulan atau yang mengembangkan kondisi khusus ini. Minta mereka untuk mengendus bau tertentu, seperti lemon, kopi, atau madu selama 20 detik, beberapa kali selama beberapa bulan, lalu minta mereka mencoba membayangkan seperti apa rasa atau baunya bagi mereka.

Parosmia, kondisi akibat long COVID-19

Saat mencium bau atau merasakan sesuatu yang tidak enak, jangan dihindari, karena kalau dihindari, koneksinya bisa permanen. Perubahan mendasar dalam cara tubuh berfungsi memang bisa benar-benar mengganggu, secara fungsional, emosional, dan sosial.

Bagi mereka yang mengalaminya, hal ini bisa menjadi perubahan yang sangat serius dalam cara mereka berhubungan dengan tubuh mereka sendiri. Namun, penting untuk diketahui bahwa walaupun parosmia benar-benar menghancurkan, ini adalah tanda bahwa otak dan tubuh sedang berusaha pulih dari virus, memberitahu bahwa regenerasi sedang terjadi.

Saat ini, masih terlalu sedikit yang diketahui tentang COVID-19 dan gejalanya, para pakar masih berusaha mencari tahu segalanya. Hal terpenting yang bisa kamu lakukan saat ini untuk menghindari infeksi COVID-19 adalah melakukan pencegahan yang disarankan dan mendapatkan vaksinasi.

#Elevate Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading