Sukses

Health

4 Fakta Terkait BPA yang Ada Di Sekeliling Kita Dapat Membahayakan Tubuh

Fimela.com, Jakarta Sudah disadari bahayanya oleh banyak orang, tak menampik masih ada kalangan yang kurang familiar dengan istilah Bisphenol A (BPA), berikut pemahamannya.

Tidak semua zat kimia memiliki manfaat atau guna yang baik bagi kehidupan manusia. Pada beberapa jenis meski keberadaannya punya fungsi tertentu, namun di saat bersamaan dampak yang diberikan juga bisa membahayakan kesehatan tubuh, salah satunya adalah zat kimia bernama Bisphenol A.

Pernah mendengar istilah Bisphenol A? Wujudnya pertama kali disintesis oleh seorang ahli kimia asal Rusia bernama Aleksandr Dianin pada tahun 1891. Waktu itu, awal penggunaannya diperuntukkan guna industri farmasi seperti sejumlah perlatan medis dan lain sebagainya.

Kini, kandungannya tak disadari dapat ditemui dengan mudah dan telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Untuk mengenal lebih jauh zat Bisphenol A berikut ulasannya.

Mengenal zat Bisphenol A

Secara umum, Bisphenol A lebih banyak dikenal khalayak ramai dengan istilah BPA, yakni senyawa kimia pembentuk plastik polikarbonat.

Polikarbonat adalah sebuah resin sintetis yang kuat, dan keberadaannya menjadi material utama pembuatan berbagai komponen dan benda penting dalam kehidupan sehari-hari. Utamanya, bahan ini yang membentuk wadah atau kemasan untuk berbagai macam makanan dan minuman di masa kini.

Alasan besar yang membuat berbagai pihak begitu gencar meneliti BPA adalah karena keberadaannya yang memiliki dampak buruk bagi tubuh dan kesehatan. Dalam bentuk aktifnya, senyawa BPA memiliki aktivitas hormon estrogen.

Koordinator riset dan teknologi FMCG Insights Muhammad Hasan mendesak kalangan akademisi untuk lebih kritis dan tidak meremehkan potensi bahaya BPA sebagai bahan kimia yang bisa memicu kanker dan kemandulan pada galon keras polikarbonat.

Ia juga meminta agar akademisi menggelar riset membantu BPOM. Dia mencontohkan minimnya riset terkait level peluluhan BPA pada galon guna ulang yang usianya sudah di atas lima tahun namun masih beredar di pasar, atau keamanan galon yang pengangkutannya menggunakan truk terbuka, atau mutu galon yang kerap dicuci dan disikat berulang.

Seiring perkembangan riset dan sains mutakhir, kata Hasan, otoritas keamanan pangan di berbagai negara mengkhawatirkan residu BPA pada kemasan polikarbonat dan efeknya pada kesehatan manusia.

Di Perancis dan Kanada telah melarang peredaran semua kemasan pangan yang mengandung BPA, setelah sebelumnya sebatas melarang penggunaannya pada kemasan botol bayi.

Di Indonesia, BPOM mengharuskan produsen pangan yang menggunakan kemasan plastik polikarbonat menaati ambang batas migrasi BPA yang ditetapkan sebesar 0,6 mg/kg. BPOM mengecek kepatuhan industri atas aturan yang sifatnya self-regulatory tersebut dengan menggelar audit secara rutin.

Hasil pemantauan BPOM per Februari 2022 menyebut level migrasi BPA pada galon guna ulang yang beredar luas di masyarakat serta menunjukkan kecenderungan yang mengkhawatirkan baik pada sarana produksi maupun distribusi.

"Ini peringatan pertama dari BPOM setelah dalam rentang enam tahun sebelumnya lembaga menyatakan level migrasi BPA pada galon guna ulang masih di bawah ambang batas berbahaya," ujarnya.

Dampak BPA pada tubuh

Dampak yang paling berbahaya dari aktivitas tersebut, jika masuk ke dalam tubuh BPA dapat meniru hormon estrogen yang penting dalam proses perkawinan. Anggapan itu diperkuat dengan lebih dari seratus literatur ilmiah yang membuktikan jika BPA berisiko memicu kanker dan kondisi kelainan seksual, di antaranya kemandulan.

Ditambah lagi BPA juga merupakan salah satu senyawa endocrine disruptors, yang dapat mengganggu berbagai macam sistem kerja biologi di dalam tubuh, mulai dari biosintesis, sekresi, bahkan metabolisme alami suatu hormon.

Sehingga tak heran, jika BPA diklasifikasikan sebagai senyawa kimia bersifat patogen yang dapat memicu berbagai macam penyakit.

Selanjutnya, ancaman BPA menjadi berbahaya ketika kandungannya larut pada berbagai jenis makanan yang kita konsumsi.

Bagaimana bisa itu terjadi? Hal tersebut lantaran lama-kelamaan, senyawa BPA bisa lepas dari rantai polikarbonat bahan kemasan dan luruh menjadi cairan. Pada akhirnya, kandungan BPA tersebut akan mengontaminasi makanan atau minuman yang terkandung di dalamnya.

BPA ditemui di sekilling lingkungan

Bicara mengenai ancaman kandungannya yang berkaitan dengan pembentuk material polimer, maka dapat dikatakan jika BPA dapat ditemui pada hampir semua permukaan lingkungan yang ada di sekeliling kita.

Secara umum, BPA sudah pasti akan terkandung dalam wujud lensa kacamata, CD, DVD, komputer, perlengkapan olah raga. Lain itu, kandungannya juga terdapat pada pelapis beberapa produk kertas termal, termasuk di antaranya kertas untuk struk ATM dan mesin penghitung uang.

Sementara itu pada objek yang krusial, BPA juga terkandung pada sejumlah perlengkapan medis dan dental sealants, yakni plastik tipis yang digunakan untuk menutupi permukaan gigi, terutama gigi geraham untuk mencegah kerusakan gigi.Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, BPA juga terkandung dalam berbagai wadah atau kemasan pangan berupa makanan atau minuman.

Di antaranya sebagai pelapis bagian dalam produk kemasan yang terbuat dari logam, misal kaleng dan tutup botol.

Hal tersebut lantaran BPA memiliki kemampuan mencegah terjadinya korosi atau reaksi bahan pengemas dengan pangan yang ada di dalamnya. Ditambah satu hal yang tak boleh terlewat bahkan paling penting, senyawa kimia tersebut juga terkandung dalam botol susu bayi.

BPA dalam pandangan masyarakat dunia

#women for women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading